Orang Minta Tolong

Tempat sejuk dan asri mengelilingi desa atas di kabupaten Pekalongan. Walau di samping jalan banyak terdapat jurang, namun tidak mengurangi keindahan tempat itu.

Di sana seorang gadis kecil sedang berjalan kaki bersama dengan seorang wanita paruh baya di sampingnya. Mereka menikmati senja di sepanjang perjalanan itu dengan obrolan ringan antara keduanya.

"Syifa kenapa main sendirian? Abang Ali tidak bisa menemani kamu seperti biasanya?" tanya wanita paruh baya itu.

Gadis itu adalah Syifana Mahendra, putri Ayah Mahendra dan Ibu Salma, satu-satunya adik yang di miliki oleh Ali. Mendengar pertanyaan wanita paruh baya di sampingnya, Syifana tersenyum tipis.

"Syifa kan sudah besar, Bude Nur. Kenapa harus selalu di temani Abang? lagi pula Abang terlalu sibuk mengurus perusahaan mertuanya dan juga mengurus Kak Ara yang sedang hamil." Syifa bergelanjut manja di lengan wanita yang ternyata adalah Budenya.

Bude Nur terkejut saat mendengar ucapan Syifa yang mengatakan bahwa Ara sedang hamil. Sebagai seorang tante dia merasa di lupakan oleh satu-satunya keponakan laki-laki yang di miliki olehnya.

"Jadi Ara sudah hamil, Syfa?" tanya Bude Nur dengan membulatkan matanya.

"Loh, Bude Nur tidak tahu? memang Abang belum kasih tahu? biasanya kan Abang selalu curhat pada Bude," Syfa justru memanasi Bude Nur dengan ucapannya.

Bude Nur menggelengkan kepalanya, Ali benar-benar keterlaluan. Biasanya keponakannya itu selalu mengadu tentang apa saja padanya, tapi berita bahagia justru di sembunyikan dan tidak memberi tahu dirinya.

"Abangmu itu keterlaluan, Syfa! biar saja nanti Bude kasih pelajaran." Bude Nur mengepalkan kedua tangannya.

Melihat Bude Nur yang emosi pada sang Kakak. Syfana tertawa lantang, untuk pertama kalinya Bude Nur marah pada Ali. Selama ini Bude Nur selalu membela Ali bahkan saat Ali melakukan kesalahan sekalipun.

"Ha-ha-ha, akhirnya aku mendengar ocehan Bude tentang Abang. Selama ini 'kan Bude selalu membela Abang," ujar Syfa di selingi tawa renyahnya.

Rumah Bude Nur adalah tempat tujuan saat Ali terkena amarah dari Ayah Hendra. Walaupun harus pergi jauh dari Ibu Kota, Ali hanya memiliki Bude Nur yang dengan sigap selalu melindungi dirinya.

"Kamu tahu sendiri, Syfa. Bude tidak memiliki anak laki-laki, wajar saja kalau Bude menganggap Abangmu adalah anak Bude sendiri."

Syfa melepaskan rangkulannya di lengan Bude Nur. Gadis itu pura-pura merajuk karena Bude Nur kembali membela sang Kakak. Dari dulu yang di akui anak hanya Abang Ali saja, walaupun kasih sayang yang di berikan oleh Bude Nur untuk mereka sama. Akan tetapi sebagai yang termuda di keluarganya Syfana merasa tidak adil karena Bude Nur tidak pernah mengakui dirinya sebagai anak.

"Bude Nur selalu saja membela dan mengakui Abang, tapi tidak pernah mengakui Syfa sebagai anak." Syfa menyilangkan kedua tangannya di dada.

Bude Nur balik mentertawakan gadis itu, rupanya Syfana cemburu dengan sang Abang. Padahal ia selalu memperlakukan keduanya sama, akan tetapi Syfa merajuk karena ingin di akui olehnya.

"Jadi Syfa cemburu pada Abang?" Bude Nur menowel hidung Syfa karena gemas.

Bude Nur masih saja tertawa karena Syfa yang merajuk dan cemburu pada Abangnya sendiri. Akan tetapi Syfa justru terfokus pada suara lirih seseorang yang sepertinya sedang meminta pertolongan.

"T-to-lo-ng," suara samar itu kembali mengganggu pendengaran gadis remaja itu.

"Bude," panggil Syfa pada Bude Nur.

"Kenapa, Sayang?" Bude Nur menghentikan tawanya karena melihat ekspresi Syfa yang seperti penasaran dengan pandangan berkeliling.

"Bude dengar tidak?" tanya Syfa masih dengan pandangan yang berputar ke kanan dan ke kiri.

Bude Nur mengerutkan keningnya hingga kedua alisnya menyatu, wanita paruh baya itu berusaha tidak bersuara sama sekali guna mencari objek yang di maksud oleh sang keponakan.

"T-tolong ..." suara itu kembali terdengar dengan jelas.

Bude Nur dan Syfa saling pandang karena suara kali ini begitu jelas. Siapakah yang meminta tolong di tempat sepi seperti ini?

"Orang atau demit yang minta tolong, Bude?" tanya Syfa.

Mendengar gurauan yang di lontarkan keponakannya, Bude Nur menepuk lengan syfa agak kencang. Gelap dan sepi seperti ini Syfa masih sempat membahas tentang hantu.

"Kamu jangan bercanda, Syfa!" omel Bude Nur pada Syfana.

"He-he," Gadis remaja itu masih sempat tertawa saat Bude Nur sedang serius.

"To-llong!" Suara itu kembali terdengar semakin jelas.

Bude Nur yang peka dengan sumber suara itu segera berlari untuk memastikan pendengaran mereka tidak salah ataupun mereka di ganggu oleh bangsa lelembut.

Wanita paruh baya itu membulatkan matanya saat melihat di sisi kiri jalan, seorang pria sedang berpegang pada akar pohon. Sedangkan di bawahnya ada mobil yang masih berguling hingga dasar jurang.

"Kenapa, Bude?" tanya Syfana saat Bude Nur menghentikan langkahnya.

"Syfa, tolongin itu. Bude tidak mungkin kuat menarik laki-laki itu ke atas," Bude Nur menyuruh Syfana agar segera menolong laki-laki itu.

Syfana yang baru saja sampai di belakang Bude Nur segera berlari dan berusaha menggapai tangan laki-laki yang sudah terlihat tak berdaya. Namun masih berusaha berpegang pada akar agar tidak terjatuh.

Dengan segenap kekuatan yang di milikinya, Syfana berusaha menarik tangan laki-laki itu ke atas saat sudah berhasil menggapai dan menggenggam dengan erat tangan itu.

"Pegang yang kencang," Teriak Syfa pada laki-laki itu.

"Bude, cepat panggil warga terdekat. Minta bantuan! sepertinya dia mulai lemas," Lanjut Syfa menyuruh Bude Nur agar meminta pertolongan pada warga lain.

Bude Nur segera berlari ke tampat yang biasanya masih ramai oleh penduduk sekitar guna meminta pertolongan. Jika di perhatikan, Bude Nur yakin laki-laki tadi korban kecelakaan.

"Hei, jangan coba-coba mengakhiri hidup dengan cara seperti ini," ujar seseorang di belakang Syfana.

"Argh," teriak Syfa seraya menarik tangan itu ke atas. Namun tangan itu hampir terlepas dari pegangannya karena tangan mereka yang licin dan rasa terkejut Syfa dengan suara di belakang.

Bersambung...

Thanks For Reading...

_Nurmahalicious_

Terpopuler

Comments

VLav

VLav

bahasanya mengalir seperti air

2022-09-27

1

veronicarismaa1

veronicarismaa1

tulisan nya rapi per paragraf.

2022-09-21

0

Hanum Anindya

Hanum Anindya

bagus kak, aku takjub nama tempatnya. Jarang ada penulis/author yang bisa menyebut tempat disaat menulis.

semangat kakak 😊

2022-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Menikah?
2 Orang Minta Tolong
3 Gevan
4 Amnesia
5 Laki-laki Menyebalkan.
6 Anak jaman Now
7 Bunuh Diri
8 Rumah Sakit
9 Donor Darah
10 Fana dan Vino
11 Bubur Ayam
12 Hampir saja
13 Ibu Sakit
14 Rumah Sakit
15 Nasehat Kak Ara
16 Pengakuan Vino
17 Pergi tanpa pamit
18 Lamaran
19 Hari bahagia berganti duka
20 Pemakaman Ibu Salma
21 Syifana menghilang
22 First Kiss
23 Nutrisiku di rebut
24 Perubahan sikap Alvin
25 Hanya Alat balas dendam
26 Tabur benih (21+)
27 Sesal Alvino
28 Kemeja pembawa petaka
29 Hukuman untuk gadis nakal
30 Sadarkan Suamiku
31 Ketahuan
32 Ancaman Vino
33 Mama Seren
34 Tinggal bersama Mama
35 Berlebihan
36 ancaman Mama Seren
37 Kak Ara
38 Maafkan aku
39 Kedatangan mertua
40 Merasa hebat
41 Ketidakpedulian Nyonya Seren
42 Pelukan Nyaman
43 Tidak mungkin meninggalkan suami
44 Ingin bicara
45 Mengurus Al
46 Nasihat Mama
47 permintaan Syifa
48 ancaman Reiner
49 di hadang
50 Urgent
51 Diculik
52 keberadaan Syifana
53 Dimana Adiku
54 Pengkhianat
55 Penyesalan terbesar
56 Tidak selamat
57 Perceraian
58 Melepaskan dia
59 Jatuh talak
60 Menyelinap
61 Berhenti
62 Berubah
63 Makanan dari siapa?
64 Bubar
65 Ayah Vs Ali
66 Pelukan Ibu
67 Alasan
68 Dari Gevan
69 Tulisan Tangan Al
70 Pengecut
71 Semua karenaku
72 Terpaksa Menolak
73 Kekecewaan Jonathan
74 Hanya mimpi
75 Melepaskan ambisi
76 Kakak Ipar Cerewet
77 Berkunjung ke kantor
78 Ara Bertingkah
79 Kecupan Singkat
80 Tragedi
81 Serangan dadakan
82 Sikap acuh Kak Al
83 Bujukan Ali
84 Bertemu Reiner
85 Pengen Bobo Bareng
86 Kejutan
87 Permintaan Syifana
88 Berterima kasih
89 Datangnya Twins A
90 Hidup Berdua
91 Kedatangan Sintia
92 Tengah Hutan
93 Tidak Bisa Pulang
94 Dia
95 Kritis
96 Laki-laki Tidak Berguna
97 Mama baik-baik saja, 'kan?
98 Adopsi
99 Jadi seperti ayah
100 Ancaman
101 Penculikan
102 Lepaskan Putraku
103 Balas Dendam
104 Dua Garis Merah
105 Kerinduan
106 Pengecut
107 Jaga dia untukku
108 Penantian
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Menikah?
2
Orang Minta Tolong
3
Gevan
4
Amnesia
5
Laki-laki Menyebalkan.
6
Anak jaman Now
7
Bunuh Diri
8
Rumah Sakit
9
Donor Darah
10
Fana dan Vino
11
Bubur Ayam
12
Hampir saja
13
Ibu Sakit
14
Rumah Sakit
15
Nasehat Kak Ara
16
Pengakuan Vino
17
Pergi tanpa pamit
18
Lamaran
19
Hari bahagia berganti duka
20
Pemakaman Ibu Salma
21
Syifana menghilang
22
First Kiss
23
Nutrisiku di rebut
24
Perubahan sikap Alvin
25
Hanya Alat balas dendam
26
Tabur benih (21+)
27
Sesal Alvino
28
Kemeja pembawa petaka
29
Hukuman untuk gadis nakal
30
Sadarkan Suamiku
31
Ketahuan
32
Ancaman Vino
33
Mama Seren
34
Tinggal bersama Mama
35
Berlebihan
36
ancaman Mama Seren
37
Kak Ara
38
Maafkan aku
39
Kedatangan mertua
40
Merasa hebat
41
Ketidakpedulian Nyonya Seren
42
Pelukan Nyaman
43
Tidak mungkin meninggalkan suami
44
Ingin bicara
45
Mengurus Al
46
Nasihat Mama
47
permintaan Syifa
48
ancaman Reiner
49
di hadang
50
Urgent
51
Diculik
52
keberadaan Syifana
53
Dimana Adiku
54
Pengkhianat
55
Penyesalan terbesar
56
Tidak selamat
57
Perceraian
58
Melepaskan dia
59
Jatuh talak
60
Menyelinap
61
Berhenti
62
Berubah
63
Makanan dari siapa?
64
Bubar
65
Ayah Vs Ali
66
Pelukan Ibu
67
Alasan
68
Dari Gevan
69
Tulisan Tangan Al
70
Pengecut
71
Semua karenaku
72
Terpaksa Menolak
73
Kekecewaan Jonathan
74
Hanya mimpi
75
Melepaskan ambisi
76
Kakak Ipar Cerewet
77
Berkunjung ke kantor
78
Ara Bertingkah
79
Kecupan Singkat
80
Tragedi
81
Serangan dadakan
82
Sikap acuh Kak Al
83
Bujukan Ali
84
Bertemu Reiner
85
Pengen Bobo Bareng
86
Kejutan
87
Permintaan Syifana
88
Berterima kasih
89
Datangnya Twins A
90
Hidup Berdua
91
Kedatangan Sintia
92
Tengah Hutan
93
Tidak Bisa Pulang
94
Dia
95
Kritis
96
Laki-laki Tidak Berguna
97
Mama baik-baik saja, 'kan?
98
Adopsi
99
Jadi seperti ayah
100
Ancaman
101
Penculikan
102
Lepaskan Putraku
103
Balas Dendam
104
Dua Garis Merah
105
Kerinduan
106
Pengecut
107
Jaga dia untukku
108
Penantian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!