Part 3- Peristiwa subuh

Yusuf menoleh dan melihat Laila ragu untuk masuk ke kamar karena ada dirinya, Yusuf tersenyum dan kotak p3k sudah berada disebelahnya. Laila kebingungan untuk apa kotak p3k itu diletakkan di sana.

” Apa umi Laila tidak mau masuk?" Yusuf tersenyum dan Laila akhirnya masuk walaupun dia kini berdiri di sebelah pintu yang merapat ke tembok.” Kemari lah, duduk di sebelahku" pinta Yusuf dan kedua mata Laila membuat.

” Mau apa Abi memintaku untuk naik ke sana?" Laila bertanya tanpa menatap suaminya.

” Iya kemari, baru kamu akan tahu apa yang ingin aku lakukan” senyuman Yusuf terus mengembang karena melihat tangan Laila bergetar, mungkinkah Laila takut padanya?.” Ayo duduk Umi” pinta Yusuf kembali dan akhirnya Laila duduk di tepi ranjang. Yusuf bergeser dan menarik kotak p3k.

” Abi mau apa?” Laila bingung saat dan berpikiran aneh-aneh saat Yusuf mendekat lalu memandangnya begitu dalam.

” Apa aku boleh menyentuh wajah mu itu umi?" Yusuf ragu untuk menyentuh istrinya sendiri. Dia ingin merawat luka di wajah istrinya karena Rizky mengatakan bahwa Laila takut dengan darah dan selalu menangis saat berkaca pada cermin lalu melihat luka di wajahnya. Rizky adalah salah satu santri yang sudah tinggal di pesantren yang di urus Yusuf dari berumur 7 tahun dan sekarang usianya sudah 18 tahun. Laila adalah adik satu-satunya alias bungsu.

” Apa abi berkenan dan tidak merasa jijik?" Laila menatap Yusuf lekat dan perbannya terus meneteskan air karena dia sudah membasuh wajahnya dan lupa dengan lukanya.

” Kenapa harus jijik? aku sangat ingin mengobati lukamu umi” Yusuf tersenyum dan Laila akhirnya mengangguk. Yusuf melepaskan perban basah itu perlahan-lahan lalu membersihkan nanah bercampur darah dan Yusuf melirik tangan Laila yang mencengkram kuat seprai karena menahan sakit di pipinya. Yusuf membersihkan lalu mengobati luka istrinya dengan mengucapkan doa-doa dengan suara pelan dan Laila memperhatikan wajahnya. Yusuf mengobati dan membersihkan luka di wajah istrinya sambil terus menatap Laila sesekali. Apakah dia benar-benar bisa membahagiakan Laila gadis 16 tahun yang biasanya sedang mengalami masa-masa muda dan dengan cinta monyet. Laila sangat lugu dan polos, tak heran istrinya itu mudah di perdaya oleh paman Laila dan Yusuf masih sangat marah dan memperjuangkan keadilan untuk Laila agar paman Laila dihukum seadil-adilnya. Setelah luka Laila di bersihkan dan di tutup kembali dengan perban Laila meminta Yusuf diam dan dia yang membereskan kapas bernoda serta obat-obatan ke kotak p3k kembali.

Setelah selesai keduanya berbaring bersama-sama, karena Laila sangat takut dan Yusuf pun sangat mengerti. Bahwa gadis belia seperti Laila belum tahu banyak tentang cara-cara memperlakukan seorang suami dan melayaninya. Tidak harus sekarang, Yusuf akan menunggu jalani ketikan Laila sudah siap. Yusuf melirik Laila yang meletakkan bantal guling di antara keduanya sebagai pembatas. Yusuf hanya tersenyum dan terdengar dia membaca doa dan beberapa surat pendek karena dia akan tidur, Laila yang mendengar mengikuti suaminya dan Yusuf terus tersenyum.

*****

Keesokan paginya, pukul 3 dini hari Yusuf sudah bangun lalu mengusap-usap rambut tebal nya dan melirik Laila yang masih tertidur lelap. Yusuf bangun lalu meraih ponselnya dia memasang alarm jam 4 subuh laku dia letakkan di tempat berbaring nya tadi. Laila tidak memiliki ponsel dan hanya memakai ponsel ayahnya ketika sangat butuh ataupun untuk menghubungi teman-temannya. Yusuf pergi untuk mandi dan setelah itu dia pergi ke masjid.

Laila bangun ketika mendengar suara alarm lalu Laila menatap ruang kosong yang tadinya ada Yusuf disana.

” Abi dimana?” Laila melirik kanan-kiri dan melihat ponsel Yusuf terus berbunyi. Laila meraih ponsel tersebut lalu membaca nama alarm yang di buat oleh suaminya.

Sudah waktunya bangun umi. Itulah yang di tulis Yusuf sebelum pergi.

Hidung Laila merekah membacanya, gadis mana yang tidak berbunga-bunga diperlakukan seperti itu apalagi untuk Laila yang baru pertama kali merasakannya. Merasakan diperhatikan oleh seorang laki-laki dan laki-laki beruntung tersebut adalah Yusuf. Tubuh Laila berguling-guling dengan pipi merah merona Laila meringis saat pipinya tertekan terlalu kuat.

” Auw sakit” Laila meringis dan memegang pipinya, lalu dia turun seraya meletakkan ponsel dan bersiap untuk mandi karena adzan subuh sebentar lagi.

Setelah mandi Laila menunaikan ibadah shalat subuh dan dia juga mengaji dan menyelesaikan lima lembar lalu dia lipat untuk memberi tanda sampai mana dia mengaji. Laila ingin memasak nasi goreng pagi ini untuk suaminya. Nasi yang semalam masih tersisa banyak dan sayang jika dibuang. Naina memasak tanpa menggunakannya cadarnya, cahaya matahari sudah mulai terlihat semakin terang dan Laila melirik mesjid yang terlihat dari jendela dapur rumah tersebut. Laila kembali asik dengan kesibukannya dia tidak mau suaminya telat sarapan pagi ini, pagi pertamanya sebagai seorang isteri.

Tiba-tiba Laila bersenandung kecil, menyanyikan lagu yang selalu dia nyanyikan di rumah. Yusuf sudah akan mengucapkan salam, dia sudah berdiri didepan pintu rumah yang terbuka lebar.

Tabuh berbunyi gemparkan alam sunyi....

Berkumandang....

Suara adzan.

Mengayun....

memecah sunyi...

Selang-seling sahutan ayam.....

Tapi Yusuf berhenti saat mendengar istrinya bernyanyi dengan cerianya pagi ini. Tak henti-hentinya Yusuf mengucapkan rasa syukur karena Laila sudah mulai melupakan kejadian itu.

Tapi insan kalaupun ada hanya

Mata yang celik dipejam lagi....

Hatinya penuh benci...

Berdengkurlah kembali...

Begitulah peristiwa di subuh hari...

Suara insan di alam mimpi....

Nyanyian istrinya semakin kencang dan Yusuf panik lalu masuk seraya mengucapkan salam..

” Assalamualaikum” suaranya begitu merdu dan Laila berhenti bernyanyi.

” Waalaikumsalam” sahut Laila.

Dari rumah Maryam dia bisa melihat jelas ketika Yusuf berdiri entah sedang apa. Maryam benar-benar tidak paham dengan keputusan suaminya memilih Laila, gadis remaja yang pastinya masih labil, cengeng apalagi Laila anak bungsu.

” Apa ibu meminta aku untuk datang?” suara Salamah terdengar dan Maryam menoleh.

” Iya aku meminta kamu untuk datang, katakan padaku Salamah apa kamu yakin Laila akan mau mengandung dalam waktu dekat ini?” Maryam bertanya seraya terus menatap rumah kecil yang awalnya adalah sebuah rumah yang dijadikan perpustakaan kecil dan kini rumah itu menjadi tempat tinggal Laila.

” Aku rasa Aa menikahi Laila bukan semata untuk mendapatkan keturunan, tapi memang Aa memilih karena Laila juga butuh pendamping dan pelindung setelah kejadian buruk menimpanya” lirih Salamah dan ikut memperhatikan rumah kecil dengan cat berwarna putih itu.

Maryam menoleh lalu menatap Salamah lekat, bibirnya tersenyum lebar dan Salamah juga ikut tersenyum.

Terpopuler

Comments

Sofie Ilyas Ilyas

Sofie Ilyas Ilyas

Thor q baca ulang lgi,,,, g bisa pisah sma abi yusuf dan umi laila❤️❤️

2022-02-19

0

copai

copai

lajuuut..

2022-01-05

0

☠ᵏᵋᶜᶟRoss"kita" 𝕱𝖘🏚ᵉᶜ✿

☠ᵏᵋᶜᶟRoss"kita" 𝕱𝖘🏚ᵉᶜ✿

jgn senyum2 ibu aku curiga niiih

2021-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Malam pertama
2 Part 2: Makan bersama
3 Part 3- Peristiwa subuh
4 Bab 4: Embun pagi
5 Bab 5: Harus terbiasa
6 Bab 6: Rojali
7 Bab 7: Menjenguk
8 Bab 8: Cemburu
9 Bab 9: Tepat sasaran
10 Bab 10 kebucinan Iqbal
11 Bab 11: Umi Laila menjauh
12 Bab 12: Berusaha tegar
13 Bab 13: Bertemu suci
14 Bab 14: Umi Laila salah paham
15 Bab 15: Umi Laila sakit
16 Bab 16: Siomay dari abi
17 Bab 17: Bertemu Jahro
18 Bab 18: Senyuman manis
19 Bab 19: Rizky & Iqbal
20 Bab 20: Keputusan
21 Bab 21: Kegalauan Husna
22 Bab 22: Ke pasar
23 Bab 23: Obsesi Iqbal
24 Bab 24: Mouza
25 Bab 25: Bertahan, tinggalkan dia?
26 Bab 26: Tangisan Husna
27 Bab 27: Kepergian Rizky
28 Bab 28: Mimpi buruk
29 Bab 29: Kekhawatiran Laila
30 Bab 30: Cemburu
31 Bab 31: Asila setuju
32 Ketika kesucian wanita diragukan.
33 Bab 33: Berteman kesendirian
34 Bab 34: CERAI?
35 Bab 35: Aku pamit
36 Bab 36: Jualan takjil
37 Bab 37: Keberanian Jahro
38 Bab 38: Keegoisan Maryam
39 Bab 39: Aku bawa kembali
40 Bab 40: Pergi dari pesantren
41 Bab 41: Rizky pulang
42 Bab 42: Sabar dan ikhlas
43 Bab 43: Protes!
44 Bab 44: Kesedihan Maryam
45 Bab 45: Laila celaka
46 Bab 46: Bergadang semalaman
47 Bab 47: Laila sedih
48 Bab 48: Candaan suami istri
49 Bab 49: Laila marah
50 Bab 50: Ustadz Yusuf
51 Bab 51: Laila bahagia
52 Bab 52: Keluarga besar
53 Bab 53: Aku baik-baik saja
54 Bab 54: Yusuf pergi.
55 Bab 55: Rindu
56 Bab 56: Pulang
57 Bab 57: Laila Hamil?
58 Bab 58: Yusuf marah
59 Bab 59: Aku Ikhlaskan
60 Bab 60: Rasa syukur
61 Bab 61: Diam
62 Bab 62: Kesedihan Yusuf
63 Bab 63: Kedatangan Ibnu
64 Bab 64: Tangisan Laila
65 Bab 65: Senang?
66 Bab 66: Zulaikha
67 Bab 67: Permintaan Maryam
68 Bab 68: Perjuangan ibu
69 Bab 69: Si kembar
70 Bab 70: Khalid Khaulah
71 Bab 71: sahabat terbaik
72 Bab 72: Kemenangan Laila
73 Bab 73: Hadiah dari Rizky
74 Bab 74: 20 tahun kemudian
75 Bab 75: Nama yang sama
76 Bab 76: Ketemu Nenek
77 Bab 77: Fatih
78 Bab 78: Niat baik Hanif
79 Bab 79: Aisyah
80 Bab 80: Ikhlas
81 Bab 81: Suapi aku
82 Bab 82: Hanif khawatir
83 Bab 83: Kejujuran Aisyah
84 Bab 84: Pernikahan
85 Bab 85: Kecantikan yang tersembunyi
86 Bab 86: Belum terbiasa.
87 Bab 87: Menikah
88 Bab 88: Bertengkar
89 Bab 89: Laila dan Yusuf
90 Bab 90: Menikah lagi
91 Bab 91: Saung kenangan
92 Bab 92: 10 tahun kemudian
93 Bab 93: Keinginan Yusuf
94 Pengumuman(SEASON 2)
95 Season 2: BAB 1
96 Season 2: Bab 2
97 Season 2: Bab 3
98 Season 2: Bab 4
99 Season 2: Bab 5
100 Season 2: Bab 6
101 Season 2: Bab 7
102 Season 3: Bab 8
103 Season 2: Bab 9
104 Season 2: Bab 10
105 Season 2: Bab 11
106 Season 2: Bab 12
107 Season 2: Bab 13
108 Season 2: Bab 14
109 Season 2: Bab 15
110 Season 2: Bab 16
111 Season 2: bab 17
112 Season 2: Bab 18
113 TERIMA KASIH
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Malam pertama
2
Part 2: Makan bersama
3
Part 3- Peristiwa subuh
4
Bab 4: Embun pagi
5
Bab 5: Harus terbiasa
6
Bab 6: Rojali
7
Bab 7: Menjenguk
8
Bab 8: Cemburu
9
Bab 9: Tepat sasaran
10
Bab 10 kebucinan Iqbal
11
Bab 11: Umi Laila menjauh
12
Bab 12: Berusaha tegar
13
Bab 13: Bertemu suci
14
Bab 14: Umi Laila salah paham
15
Bab 15: Umi Laila sakit
16
Bab 16: Siomay dari abi
17
Bab 17: Bertemu Jahro
18
Bab 18: Senyuman manis
19
Bab 19: Rizky & Iqbal
20
Bab 20: Keputusan
21
Bab 21: Kegalauan Husna
22
Bab 22: Ke pasar
23
Bab 23: Obsesi Iqbal
24
Bab 24: Mouza
25
Bab 25: Bertahan, tinggalkan dia?
26
Bab 26: Tangisan Husna
27
Bab 27: Kepergian Rizky
28
Bab 28: Mimpi buruk
29
Bab 29: Kekhawatiran Laila
30
Bab 30: Cemburu
31
Bab 31: Asila setuju
32
Ketika kesucian wanita diragukan.
33
Bab 33: Berteman kesendirian
34
Bab 34: CERAI?
35
Bab 35: Aku pamit
36
Bab 36: Jualan takjil
37
Bab 37: Keberanian Jahro
38
Bab 38: Keegoisan Maryam
39
Bab 39: Aku bawa kembali
40
Bab 40: Pergi dari pesantren
41
Bab 41: Rizky pulang
42
Bab 42: Sabar dan ikhlas
43
Bab 43: Protes!
44
Bab 44: Kesedihan Maryam
45
Bab 45: Laila celaka
46
Bab 46: Bergadang semalaman
47
Bab 47: Laila sedih
48
Bab 48: Candaan suami istri
49
Bab 49: Laila marah
50
Bab 50: Ustadz Yusuf
51
Bab 51: Laila bahagia
52
Bab 52: Keluarga besar
53
Bab 53: Aku baik-baik saja
54
Bab 54: Yusuf pergi.
55
Bab 55: Rindu
56
Bab 56: Pulang
57
Bab 57: Laila Hamil?
58
Bab 58: Yusuf marah
59
Bab 59: Aku Ikhlaskan
60
Bab 60: Rasa syukur
61
Bab 61: Diam
62
Bab 62: Kesedihan Yusuf
63
Bab 63: Kedatangan Ibnu
64
Bab 64: Tangisan Laila
65
Bab 65: Senang?
66
Bab 66: Zulaikha
67
Bab 67: Permintaan Maryam
68
Bab 68: Perjuangan ibu
69
Bab 69: Si kembar
70
Bab 70: Khalid Khaulah
71
Bab 71: sahabat terbaik
72
Bab 72: Kemenangan Laila
73
Bab 73: Hadiah dari Rizky
74
Bab 74: 20 tahun kemudian
75
Bab 75: Nama yang sama
76
Bab 76: Ketemu Nenek
77
Bab 77: Fatih
78
Bab 78: Niat baik Hanif
79
Bab 79: Aisyah
80
Bab 80: Ikhlas
81
Bab 81: Suapi aku
82
Bab 82: Hanif khawatir
83
Bab 83: Kejujuran Aisyah
84
Bab 84: Pernikahan
85
Bab 85: Kecantikan yang tersembunyi
86
Bab 86: Belum terbiasa.
87
Bab 87: Menikah
88
Bab 88: Bertengkar
89
Bab 89: Laila dan Yusuf
90
Bab 90: Menikah lagi
91
Bab 91: Saung kenangan
92
Bab 92: 10 tahun kemudian
93
Bab 93: Keinginan Yusuf
94
Pengumuman(SEASON 2)
95
Season 2: BAB 1
96
Season 2: Bab 2
97
Season 2: Bab 3
98
Season 2: Bab 4
99
Season 2: Bab 5
100
Season 2: Bab 6
101
Season 2: Bab 7
102
Season 3: Bab 8
103
Season 2: Bab 9
104
Season 2: Bab 10
105
Season 2: Bab 11
106
Season 2: Bab 12
107
Season 2: Bab 13
108
Season 2: Bab 14
109
Season 2: Bab 15
110
Season 2: Bab 16
111
Season 2: bab 17
112
Season 2: Bab 18
113
TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!