Laila dan Yusuf sedang menikmati makan malam bersama, Yusuf tidak menyangka bahwa istri kecilnya bisa memasak seenak itu apalagi sambel goreng kemanginya Yusuf sangat suka. Laila yang belum terbiasa makan dengan memakai cadar kesusahan untuk makan, dan berulang kali makanannya tersangkut lalu berjatuhan. Yusuf tersenyum dan Laila menundukkan kepalanya
” Buka saja cadar kamu Umi, hanya ada aku tidak ada yang lain” ucap Yusuf dan Laila menggeleng kepala.
” Aku bisa" kata Laila tak putus asa dan terus mencoba. Yusuf tak kuasa menahan tawanya dan dia cengengesan saat ini.
” Kalau butuh bantuan bilang ya" kata Yusuf begitu lembut lalu dengan menjepit ujung cadar dia menariknya ke atas agar Laila bisa makan dengan benar. Laila memasukkan makanan ke dalam mulutnya dengan mata yang terus menatap suaminya lekat.” Mau di buka?” kata Yusuf dan Laila mengangguk.
” Tapi...” Laila menahan tangan Yusuf yang sudah menyentuh tali cadarnya.” Maaf” Laila melepaskan tangan Yusuf dan Yusuf tersenyum.
” Kenapa?” Yusuf bertanya seraya menurunkan tangannya.
” Aku takut abi tidak selera makan setelah melihat wajah ku" suara Laila begitu berat dan Yusuf berhenti tersenyum mendengar ucapan istri kecilnya. Laila mengangkat wajahnya kembali dan Yusuf benar-benar membuka cadarnya. Wajah lugu dan polos itu akhirnya bisa di lihat oleh Yusuf, bekas luka yang memanjang dari bawah mata kiri sampai ke pipi Laila membuat Laila harus mendapatkan banyak jahitan dan lukanya belum kering. Perban berwarna kuning pekat yaitu obat merah bisa Yusuf lihat. Wajah lugu Laila dengan kedua alis bertautan, mata yang bulat dan kedua matanya begitu jernih dan indah. Hidung seperti buah jambu air, pipi cabi dan bibir mungil. Kulit Laila kecoklatan dan bersinar. Sementara Yusuf memiliki kulit yang putih bersih seperti susu dan begitu indah. Laila merasa insecure saat tangannya dan tangan Yusuf berendengan, sudah seperti kopi dan susu.
” Jangan berbicara seperti itu lagi" pinta Yusuf sedih dan Laila mengangguk.
Keduanya menikmati makan bersama kembali, Yusuf dan Laila sesekali saling melirik malu-malu. Yusuf sangat pemalu dan dia baru mengenal Laila tiga Minggu ini. Awalnya keduanya bertemu di acara isra mi'raj dan Laila dua kali tampil ke panggung dan Yusuf melihatnya, yang pertama Laila menjadi vocalis dari grup Qasidah dan yang kedua Laila kembali naik ke atas panggung untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Laila memiliki suara yang khas dan merdu, saat diacara isra mi'raj Yusuf bahkan terpaku pada suara Laila dan tingkah malu-malu Laila di atas panggung. Saat itu Yusuf diundang untuk melakukan tausiyah dan datang dengan beberapa santri laki-laki yang langsung meminta Yusuf agar melamar Laila untuk salah satu di antara mereka. Tapi ternyata Laila menerima lamaran Yusuf saat itu.
Setelah makan malam selesai, Laila melakukan rutinitas nya sebelum tidur seperti biasa. Cuci tangan dan kaki lalu wajah dan menggosok gigi. Yusuf menunggu di kamar sambil melantunkan sholawat dengan suara merdunya.
” Suara Abi memang sangat bagus" imbuh Laila berbisik dan keluar dari kamar mandi. Rumah yang dia tinggali tidak jauh dari rumah yang Maryam tinggali bersama ibu Yusuf. Laila sedikit takut saat bertemu dengan Maryam karena melihat tatapan Maryam sepertinya tidak suka padanya. Jelas saja istri mana yang suka ketika dimadu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Sofie Ilyas Ilyas
Suka denganceritany
2022-02-14
0
☠ᵏᵋᶜᶟRoss"kita" 𝕱𝖘🏚ᵉᶜ✿
hemmmh
2021-12-30
0
Ardan Enggar
balik lagi
2021-12-05
0