Laila diam-diam memperhatikan Yusuf yang terus mengusap tangannya. Yusuf meniup tangan Laila yang sudah terlihat bentol-bentol muncul di punggung tangan mungil itu.
” Kita pulang saja ya" ajak Yusuf tapi Laila tidak mau.
” Kita sudah setengah perjalanan Abi, sayang kalau balik lagi aku belum memetik apapun” kata Laila lalu melangkah dan mengenggam Yusuf, raut wajah Yusuf terlihat grogi dan merah karena Laila mengenggam tangannya. Seorang gadis yang baru dia nikahi kemarin mengenggam tangannya. Laila melepaskan genggaman tangannya saat melihat pohon tomat berbuah sangat banyak dan Laila ingin mencobanya.
” Ini sangat manis” kata Yusuf seraya memetik satu tomat lalu melangkah dan mencuci buah tomat tersebut.
” Kemari Laila” kata Yusuf dan Laila melangkah mendekatinya.
” Ini untuk aku?” Laila bertanya dan Yusuf mengangguk seraya mengulurkan buah tomat ditangannya. Laila meraih pergelangan tangan Yusuf lalu mengigit dengan gigitan besar tomat tersebut dan Yusuf terkejut, Laila memakan tomat dari tangannya. Bukan meraih tomat lalu memakannya, Laila sangat menggemaskan ketika makan dari tangannya seperti itu. Laila tersenyum lebar sambil mengunyah tomat yang sudah dia dapatkan. Yusuf tersenyum tipis dan Laila pergi berlari kecil dan Yusuf menyusulnya. Yusuf memakan tomat yang sudah di gigit Laila lalu melangkah cepat menyusul Laila. Istrinya benar-benar gadis remaja yang polos dan seperti anak kecil, tidak akan mudah untuk menjelaskan sesuatu kepada Laila.
***
Di dapur pesantren. Bi ipah sedang mengupas bawang bersama Ainun. Ainun melirik kanan-kiri untuk berbicara sesuai dengan bi Ipah, alias bergosip.
” Bi, gak nyangka nya' aa nikah sama anak kecil kayak Laila" katanya, yang sudah lama menaruh rasa kagum untuk Yusuf.
” Jangan gomong aneh-aneh Ainun, lamun Aa denger kumaha? sok we siah dosa ngomong keun batur komo ustadz siga aa, sieun da bibi mah takut dosa” Bi ipah bangkit dari duduknya membawa nampan bundar berisi bawang lalu memindahkannya ke wadah kecil dan dimasukkan ke dalam kulkas.
” Enya bibi ulah ngomong ke siapa-siapa, Ainun tadi ngomong kayak gitu. Jangan ya bi, kudu karunya atuh ka Ainun” Ainun takut lalu menggoyangkan tangan bi Ipah supaya mau tutup mulut.
” Teu janji” bi Ipah tidak mudah di ajak kompromi.
Ainun memilih pergi meninggalkan dapur untuk kembali ke kamarnya bersama santriwati yang lain. Ainun sudah lulus SMA dan akan senang jika bisa menikah dengan salah satu ustadz jomblo di pesantren, dia juga menyukai Yusuf.
Begitulah pesantren, tempat menuntut ilmu yang di huni oleh manusia-manusia biasa seperti manusia di luar pesantren. Ada yang baik, ada yang buruk, ada yang iri hati dan rendah hati dan yang lainnya.
****
Di kebun Laila masih sibuk dengan rutinitas barunya menjadi seorang istri ustadz Yusuf dan seorang petani yang sedang memetik cabai rawit. Laila memetik semuanya seperti sedang bermain, Yusuf bangga dengan Laila yang mau turun ke kebun bertelanjang kaki sampai kotor dan berkeringat.
” Laila ayo pulang" ajak Yusuf untuk yang ke delapan kalinya. Laila menoleh dan mengangguk, Yusuf berjalan membawa keranjang dengan hasil panen istrinya.
" Assalamualaikum aa, ini teh siapa?” sapa seorang kakek-kakek yang biasa datang ke kebun sedikit membantu dan bisa membawa apapun sesuai yang dia lakukan.
” Waalaikumsalam, ini istri saya” kata Yusuf dan Laila berlindung di balik punggungnya.
Oh, jadi bener berita heboh tentang ustadz pemilik pesantren Nurul Huda menikah lagi. Kakek itupun meleos pergi tanpa permisi dengan raut wajah penuh kekecewaan dan memikirkan bagaimana perasaan Maryam.
” Abi, kenapa?" Laila bertanya dan Yusuf menoleh.
” Tidak, ayo neng pulang" ajak Yusuf kembali dan meminta Laila berpindah ke hadapannya. Keduanya berjalan menuju pulang. Sesampainya dilingkungan pesantren, Laila menundukkan wajahnya dalam-dalam karena banyak santri yang memperhatikannya dan Yusuf. Laila sudah tidak tahan ingin pulang karena bentol-bentol muncul semakin banyak ditangannya.
” Laila, aku mau ketemu sama ibu Maryam. Ayo ikut" ajak Yusuf dan Laila menggeleng kepala." Ada apa neng?”
” Aku mau pulang aja Abi, gak tahan gatel” Laila menggaruk tangannya dan Yusuf mengangguk.
” Oh iya" Yusuf mengizinkan Laila pulang duluan.” Umi Laila” panggil Yusuf saat Laila berlalu pergi tanpa mengucapkan salam, Yusuf tersenyum lalu kembali melangkah untuk menemui Maryam. Saat Yusuf masuk ke dalam rumah ternyata Maryam sedang berada di dapur, dan Yusuf pun lekas menemuinya.
” Assalamualaikum ibu" ucap Yusuf dan Maryam menoleh.
” Waalaikumsalam, kenapa Abi sendirian? bukannya tadi sama Laila?” setelah bertanya Maryam pun melirik rumah yang menjadi tempat tinggal Laila.
” Laila sedang gatal-gatal dan katanya mau pulang langsung, nanti pasti Laila kemari”
Yusuf memberikan keranjang berisi bahan makanan yang Maryam minta.
” Hatur nuhun bi, apa Abi sudah makan?” Maryam tersenyum.
” Sudah”
” Beli? Laila seharusnya memasak dia harus belajar”
” Laila masak, masakannya cocok untukku”
” Syukurlah” Maryam tersenyum dan merasa lega, awalnya dia khawatir suaminya akan kelaparan.
****
Tanpa Yusuf!
Setelah beberapa hari menikah, sudah waktunya Yusuf memberikan hak kepada istri pertamanya dan Laila menerimanya karena dia tahu dia adalah istri kedua. Sudah pasti waktu dan suaminya harus adil kepadanya maupun kepada Maryam. Laila menatap ruang kosong yang biasa menjadi tempat berbaring Yusuf ketika hendak tidur, selalu di sebelah kiri dan Laila di sebelah kanan. Laila mengusap tempat berbaring suaminya di susul dengan mata yang perlahan terpejam. Laila juga sudah berkenalan dengan beberapa santriwati yang sangat ramah padanya.
Keesokan harinya, Laila memasak untuk sendiri dia kesiangan hari ini dan bangun jam 5 subuh.
” Assalamualaikum umi Laila” suara seorang gadis terdengar, Laila menghentikan aktivitasnya lalu memakai cadarnya.
” Umi Laila?” suara gadis lain ikut memanggil Laila.
Dari rumah Maryam, Yusuf memperhatikan keempat santriwati yang sedang memanggil istrinya namun tak kunjung ada jawaban apalagi pintu dibuka
. Laila bahkan tidak membuka jendela. Yusuf yang khawatir lekas melangkah untuk segera pergi melihat Laila. Langkahnya terhenti saat melihat pintu terbuka dan sosok istrinya terlihat, Laila juga melirik Yusuf.
” Umi Laila, hari ini hari Minggu kita akan ke kebun untuk panen bersama santri yang lain. Umi bade ikut?” ajak Husna.
” Enya hayu, aku juga bosen di rumah terus" jawab Laila setuju.
” Assalamualaikum” sapa Yusuf. Dan semuanya menoleh termasuk Laila.
” Waalaikumsalam Aa'” jawab semaunya.
" Waalaikumsalam Abi" Laila beda sendiri.
” Kalian semua mau kemana?" Yusuf bertanya tanpa memperhatikan santriwati dan terus menatap Laila yang menundukkan wajahnya.
" Kami mau mengajak umi Laila ke kebun, apa boleh a?” Aam memberanikan diri meminta izin untuk membawa umi Laila istri ustadz Yusuf dan mereka semua sangat menghormati nya.
” Boleh” singkat Yusuf memberi izin lalu Laila menutup pintu.
” Assalamualaikum a" semuanya pamit.
” Waalaikumsalam" Yusuf dan Laila menjawab. Laila hendak melangkah untuk menyusul teman-temannya.
” Umi Laila belum menyapa suaminya hari ini" ucap Yusuf dan membuat Laila berhenti melangkah lalu menatap suaminya yang juga sedang menatapnya.
” Assalamualaikum Abi, beneran kan Abi mengizinkan aku untuk pergi bersama santri yang lain?” Laila masih belum yakin Yusuf memberikan izinnya.
” Iya sok aja, jangan nakal” pinta Yusuf sembari tersenyum dan Laila menundukkan wajahnya, beruntung pipinya yang sedang merona tertutupi cadar.
” Iya Abi" Laila tersenyum lalu menyalami tangan Yusuf." Assalamualaikum”
” Waalaikumsalam" Yusuf menjawab sambil terus memperhatikan kepergian Laila dan empat santriwati tadi sudah menunggu Laila sambil cengengesan melihat ustadz mereka tersenyum manis dan sangat lebar kepada Laila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Lilisdayanti
sok siah ngomong ken Batur,eta biwir bisa jontor gera sok,,pamali ualah sok nga gosip 🤭
2023-12-03
0
Sofie Ilyas Ilyas
Senyum nya abi yusuf nular euy k q😂😂
2022-10-02
0
Mia Ijaya
pdhl aku pling anti yg nmy novel poligami.tpi entah knp yg ini beda...smg klnjutany gk ky yg d sinetron ikan terbang y thor
2022-03-21
0