Bab 5: Harus terbiasa

Laila diam-diam memperhatikan Yusuf yang terus mengusap tangannya. Yusuf meniup tangan Laila yang sudah terlihat bentol-bentol muncul di punggung tangan mungil itu.

” Kita pulang saja ya" ajak Yusuf tapi Laila tidak mau.

” Kita sudah setengah perjalanan Abi, sayang kalau balik lagi aku belum memetik apapun” kata Laila lalu melangkah dan mengenggam Yusuf, raut wajah Yusuf terlihat grogi dan merah karena Laila mengenggam tangannya. Seorang gadis yang baru dia nikahi kemarin mengenggam tangannya. Laila melepaskan genggaman tangannya saat melihat pohon tomat berbuah sangat banyak dan Laila ingin mencobanya.

” Ini sangat manis” kata Yusuf seraya memetik satu tomat lalu melangkah dan mencuci buah tomat tersebut.

” Kemari Laila” kata Yusuf dan Laila melangkah mendekatinya.

” Ini untuk aku?” Laila bertanya dan Yusuf mengangguk seraya mengulurkan buah tomat ditangannya. Laila meraih pergelangan tangan Yusuf lalu mengigit dengan gigitan besar tomat tersebut dan Yusuf terkejut, Laila memakan tomat dari tangannya. Bukan meraih tomat lalu memakannya, Laila sangat menggemaskan ketika makan dari tangannya seperti itu. Laila tersenyum lebar sambil mengunyah tomat yang sudah dia dapatkan. Yusuf tersenyum tipis dan Laila pergi berlari kecil dan Yusuf menyusulnya. Yusuf memakan tomat yang sudah di gigit Laila lalu melangkah cepat menyusul Laila. Istrinya benar-benar gadis remaja yang polos dan seperti anak kecil, tidak akan mudah untuk menjelaskan sesuatu kepada Laila.

***

Di dapur pesantren. Bi ipah sedang mengupas bawang bersama Ainun. Ainun melirik kanan-kiri untuk berbicara sesuai dengan bi Ipah, alias bergosip.

” Bi, gak nyangka nya' aa nikah sama anak kecil kayak Laila" katanya, yang sudah lama menaruh rasa kagum untuk Yusuf.

” Jangan gomong aneh-aneh Ainun, lamun Aa denger kumaha? sok we siah dosa ngomong keun batur komo ustadz siga aa, sieun da bibi mah takut dosa” Bi ipah bangkit dari duduknya membawa nampan bundar berisi bawang lalu memindahkannya ke wadah kecil dan dimasukkan ke dalam kulkas.

” Enya bibi ulah ngomong ke siapa-siapa, Ainun tadi ngomong kayak gitu. Jangan ya bi, kudu karunya atuh ka Ainun” Ainun takut lalu menggoyangkan tangan bi Ipah supaya mau tutup mulut.

” Teu janji” bi Ipah tidak mudah di ajak kompromi.

Ainun memilih pergi meninggalkan dapur untuk kembali ke kamarnya bersama santriwati yang lain. Ainun sudah lulus SMA dan akan senang jika bisa menikah dengan salah satu ustadz jomblo di pesantren, dia juga menyukai Yusuf.

Begitulah pesantren, tempat menuntut ilmu yang di huni oleh manusia-manusia biasa seperti manusia di luar pesantren. Ada yang baik, ada yang buruk, ada yang iri hati dan rendah hati dan yang lainnya.

****

Di kebun Laila masih sibuk dengan rutinitas barunya menjadi seorang istri ustadz Yusuf dan seorang petani yang sedang memetik cabai rawit. Laila memetik semuanya seperti sedang bermain, Yusuf bangga dengan Laila yang mau turun ke kebun bertelanjang kaki sampai kotor dan berkeringat.

” Laila ayo pulang" ajak Yusuf untuk yang ke delapan kalinya. Laila menoleh dan mengangguk, Yusuf berjalan membawa keranjang dengan hasil panen istrinya.

" Assalamualaikum aa, ini teh siapa?” sapa seorang kakek-kakek yang biasa datang ke kebun sedikit membantu dan bisa membawa apapun sesuai yang dia lakukan.

” Waalaikumsalam, ini istri saya” kata Yusuf dan Laila berlindung di balik punggungnya.

Oh, jadi bener berita heboh tentang ustadz pemilik pesantren Nurul Huda menikah lagi. Kakek itupun meleos pergi tanpa permisi dengan raut wajah penuh kekecewaan dan memikirkan bagaimana perasaan Maryam.

” Abi, kenapa?" Laila bertanya dan Yusuf menoleh.

” Tidak, ayo neng pulang" ajak Yusuf kembali dan meminta Laila berpindah ke hadapannya. Keduanya berjalan menuju pulang. Sesampainya dilingkungan pesantren, Laila menundukkan wajahnya dalam-dalam karena banyak santri yang memperhatikannya dan Yusuf. Laila sudah tidak tahan ingin pulang karena bentol-bentol muncul semakin banyak ditangannya.

” Laila, aku mau ketemu sama ibu Maryam. Ayo ikut" ajak Yusuf dan Laila menggeleng kepala." Ada apa neng?”

” Aku mau pulang aja Abi, gak tahan gatel” Laila menggaruk tangannya dan Yusuf mengangguk.

” Oh iya" Yusuf mengizinkan Laila pulang duluan.” Umi Laila” panggil Yusuf saat Laila berlalu pergi tanpa mengucapkan salam, Yusuf tersenyum lalu kembali melangkah untuk menemui Maryam. Saat Yusuf masuk ke dalam rumah ternyata Maryam sedang berada di dapur, dan Yusuf pun lekas menemuinya.

” Assalamualaikum ibu" ucap Yusuf dan Maryam menoleh.

” Waalaikumsalam, kenapa Abi sendirian? bukannya tadi sama Laila?” setelah bertanya Maryam pun melirik rumah yang menjadi tempat tinggal Laila.

” Laila sedang gatal-gatal dan katanya mau pulang langsung, nanti pasti Laila kemari”

Yusuf memberikan keranjang berisi bahan makanan yang Maryam minta.

” Hatur nuhun bi, apa Abi sudah makan?” Maryam tersenyum.

” Sudah”

” Beli? Laila seharusnya memasak dia harus belajar”

” Laila masak, masakannya cocok untukku”

” Syukurlah” Maryam tersenyum dan merasa lega, awalnya dia khawatir suaminya akan kelaparan.

****

Tanpa Yusuf!

Setelah beberapa hari menikah, sudah waktunya Yusuf memberikan hak kepada istri pertamanya dan Laila menerimanya karena dia tahu dia adalah istri kedua. Sudah pasti waktu dan suaminya harus adil kepadanya maupun kepada Maryam. Laila menatap ruang kosong yang biasa menjadi tempat berbaring Yusuf ketika hendak tidur, selalu di sebelah kiri dan Laila di sebelah kanan. Laila mengusap tempat berbaring suaminya di susul dengan mata yang perlahan terpejam. Laila juga sudah berkenalan dengan beberapa santriwati yang sangat ramah padanya.

Keesokan harinya, Laila memasak untuk sendiri dia kesiangan hari ini dan bangun jam 5 subuh.

” Assalamualaikum umi Laila” suara seorang gadis terdengar, Laila menghentikan aktivitasnya lalu memakai cadarnya.

” Umi Laila?” suara gadis lain ikut memanggil Laila.

Dari rumah Maryam, Yusuf memperhatikan keempat santriwati yang sedang memanggil istrinya namun tak kunjung ada jawaban apalagi pintu dibuka

. Laila bahkan tidak membuka jendela. Yusuf yang khawatir lekas melangkah untuk segera pergi melihat Laila. Langkahnya terhenti saat melihat pintu terbuka dan sosok istrinya terlihat, Laila juga melirik Yusuf.

” Umi Laila, hari ini hari Minggu kita akan ke kebun untuk panen bersama santri yang lain. Umi bade ikut?” ajak Husna.

” Enya hayu, aku juga bosen di rumah terus" jawab Laila setuju.

” Assalamualaikum” sapa Yusuf. Dan semuanya menoleh termasuk Laila.

” Waalaikumsalam Aa'” jawab semaunya.

" Waalaikumsalam Abi" Laila beda sendiri.

” Kalian semua mau kemana?" Yusuf bertanya tanpa memperhatikan santriwati dan terus menatap Laila yang menundukkan wajahnya.

" Kami mau mengajak umi Laila ke kebun, apa boleh a?” Aam memberanikan diri meminta izin untuk membawa umi Laila istri ustadz Yusuf dan mereka semua sangat menghormati nya.

” Boleh” singkat Yusuf memberi izin lalu Laila menutup pintu.

” Assalamualaikum a" semuanya pamit.

” Waalaikumsalam" Yusuf dan Laila menjawab. Laila hendak melangkah untuk menyusul teman-temannya.

” Umi Laila belum menyapa suaminya hari ini" ucap Yusuf dan membuat Laila berhenti melangkah lalu menatap suaminya yang juga sedang menatapnya.

” Assalamualaikum Abi, beneran kan Abi mengizinkan aku untuk pergi bersama santri yang lain?” Laila masih belum yakin Yusuf memberikan izinnya.

” Iya sok aja, jangan nakal” pinta Yusuf sembari tersenyum dan Laila menundukkan wajahnya, beruntung pipinya yang sedang merona tertutupi cadar.

” Iya Abi" Laila tersenyum lalu menyalami tangan Yusuf." Assalamualaikum”

” Waalaikumsalam" Yusuf menjawab sambil terus memperhatikan kepergian Laila dan empat santriwati tadi sudah menunggu Laila sambil cengengesan melihat ustadz mereka tersenyum manis dan sangat lebar kepada Laila.

Terpopuler

Comments

Lilisdayanti

Lilisdayanti

sok siah ngomong ken Batur,eta biwir bisa jontor gera sok,,pamali ualah sok nga gosip 🤭

2023-12-03

0

Sofie Ilyas Ilyas

Sofie Ilyas Ilyas

Senyum nya abi yusuf nular euy k q😂😂

2022-10-02

0

Mia Ijaya

Mia Ijaya

pdhl aku pling anti yg nmy novel poligami.tpi entah knp yg ini beda...smg klnjutany gk ky yg d sinetron ikan terbang y thor

2022-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Malam pertama
2 Part 2: Makan bersama
3 Part 3- Peristiwa subuh
4 Bab 4: Embun pagi
5 Bab 5: Harus terbiasa
6 Bab 6: Rojali
7 Bab 7: Menjenguk
8 Bab 8: Cemburu
9 Bab 9: Tepat sasaran
10 Bab 10 kebucinan Iqbal
11 Bab 11: Umi Laila menjauh
12 Bab 12: Berusaha tegar
13 Bab 13: Bertemu suci
14 Bab 14: Umi Laila salah paham
15 Bab 15: Umi Laila sakit
16 Bab 16: Siomay dari abi
17 Bab 17: Bertemu Jahro
18 Bab 18: Senyuman manis
19 Bab 19: Rizky & Iqbal
20 Bab 20: Keputusan
21 Bab 21: Kegalauan Husna
22 Bab 22: Ke pasar
23 Bab 23: Obsesi Iqbal
24 Bab 24: Mouza
25 Bab 25: Bertahan, tinggalkan dia?
26 Bab 26: Tangisan Husna
27 Bab 27: Kepergian Rizky
28 Bab 28: Mimpi buruk
29 Bab 29: Kekhawatiran Laila
30 Bab 30: Cemburu
31 Bab 31: Asila setuju
32 Ketika kesucian wanita diragukan.
33 Bab 33: Berteman kesendirian
34 Bab 34: CERAI?
35 Bab 35: Aku pamit
36 Bab 36: Jualan takjil
37 Bab 37: Keberanian Jahro
38 Bab 38: Keegoisan Maryam
39 Bab 39: Aku bawa kembali
40 Bab 40: Pergi dari pesantren
41 Bab 41: Rizky pulang
42 Bab 42: Sabar dan ikhlas
43 Bab 43: Protes!
44 Bab 44: Kesedihan Maryam
45 Bab 45: Laila celaka
46 Bab 46: Bergadang semalaman
47 Bab 47: Laila sedih
48 Bab 48: Candaan suami istri
49 Bab 49: Laila marah
50 Bab 50: Ustadz Yusuf
51 Bab 51: Laila bahagia
52 Bab 52: Keluarga besar
53 Bab 53: Aku baik-baik saja
54 Bab 54: Yusuf pergi.
55 Bab 55: Rindu
56 Bab 56: Pulang
57 Bab 57: Laila Hamil?
58 Bab 58: Yusuf marah
59 Bab 59: Aku Ikhlaskan
60 Bab 60: Rasa syukur
61 Bab 61: Diam
62 Bab 62: Kesedihan Yusuf
63 Bab 63: Kedatangan Ibnu
64 Bab 64: Tangisan Laila
65 Bab 65: Senang?
66 Bab 66: Zulaikha
67 Bab 67: Permintaan Maryam
68 Bab 68: Perjuangan ibu
69 Bab 69: Si kembar
70 Bab 70: Khalid Khaulah
71 Bab 71: sahabat terbaik
72 Bab 72: Kemenangan Laila
73 Bab 73: Hadiah dari Rizky
74 Bab 74: 20 tahun kemudian
75 Bab 75: Nama yang sama
76 Bab 76: Ketemu Nenek
77 Bab 77: Fatih
78 Bab 78: Niat baik Hanif
79 Bab 79: Aisyah
80 Bab 80: Ikhlas
81 Bab 81: Suapi aku
82 Bab 82: Hanif khawatir
83 Bab 83: Kejujuran Aisyah
84 Bab 84: Pernikahan
85 Bab 85: Kecantikan yang tersembunyi
86 Bab 86: Belum terbiasa.
87 Bab 87: Menikah
88 Bab 88: Bertengkar
89 Bab 89: Laila dan Yusuf
90 Bab 90: Menikah lagi
91 Bab 91: Saung kenangan
92 Bab 92: 10 tahun kemudian
93 Bab 93: Keinginan Yusuf
94 Pengumuman(SEASON 2)
95 Season 2: BAB 1
96 Season 2: Bab 2
97 Season 2: Bab 3
98 Season 2: Bab 4
99 Season 2: Bab 5
100 Season 2: Bab 6
101 Season 2: Bab 7
102 Season 3: Bab 8
103 Season 2: Bab 9
104 Season 2: Bab 10
105 Season 2: Bab 11
106 Season 2: Bab 12
107 Season 2: Bab 13
108 Season 2: Bab 14
109 Season 2: Bab 15
110 Season 2: Bab 16
111 Season 2: bab 17
112 Season 2: Bab 18
113 TERIMA KASIH
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Malam pertama
2
Part 2: Makan bersama
3
Part 3- Peristiwa subuh
4
Bab 4: Embun pagi
5
Bab 5: Harus terbiasa
6
Bab 6: Rojali
7
Bab 7: Menjenguk
8
Bab 8: Cemburu
9
Bab 9: Tepat sasaran
10
Bab 10 kebucinan Iqbal
11
Bab 11: Umi Laila menjauh
12
Bab 12: Berusaha tegar
13
Bab 13: Bertemu suci
14
Bab 14: Umi Laila salah paham
15
Bab 15: Umi Laila sakit
16
Bab 16: Siomay dari abi
17
Bab 17: Bertemu Jahro
18
Bab 18: Senyuman manis
19
Bab 19: Rizky & Iqbal
20
Bab 20: Keputusan
21
Bab 21: Kegalauan Husna
22
Bab 22: Ke pasar
23
Bab 23: Obsesi Iqbal
24
Bab 24: Mouza
25
Bab 25: Bertahan, tinggalkan dia?
26
Bab 26: Tangisan Husna
27
Bab 27: Kepergian Rizky
28
Bab 28: Mimpi buruk
29
Bab 29: Kekhawatiran Laila
30
Bab 30: Cemburu
31
Bab 31: Asila setuju
32
Ketika kesucian wanita diragukan.
33
Bab 33: Berteman kesendirian
34
Bab 34: CERAI?
35
Bab 35: Aku pamit
36
Bab 36: Jualan takjil
37
Bab 37: Keberanian Jahro
38
Bab 38: Keegoisan Maryam
39
Bab 39: Aku bawa kembali
40
Bab 40: Pergi dari pesantren
41
Bab 41: Rizky pulang
42
Bab 42: Sabar dan ikhlas
43
Bab 43: Protes!
44
Bab 44: Kesedihan Maryam
45
Bab 45: Laila celaka
46
Bab 46: Bergadang semalaman
47
Bab 47: Laila sedih
48
Bab 48: Candaan suami istri
49
Bab 49: Laila marah
50
Bab 50: Ustadz Yusuf
51
Bab 51: Laila bahagia
52
Bab 52: Keluarga besar
53
Bab 53: Aku baik-baik saja
54
Bab 54: Yusuf pergi.
55
Bab 55: Rindu
56
Bab 56: Pulang
57
Bab 57: Laila Hamil?
58
Bab 58: Yusuf marah
59
Bab 59: Aku Ikhlaskan
60
Bab 60: Rasa syukur
61
Bab 61: Diam
62
Bab 62: Kesedihan Yusuf
63
Bab 63: Kedatangan Ibnu
64
Bab 64: Tangisan Laila
65
Bab 65: Senang?
66
Bab 66: Zulaikha
67
Bab 67: Permintaan Maryam
68
Bab 68: Perjuangan ibu
69
Bab 69: Si kembar
70
Bab 70: Khalid Khaulah
71
Bab 71: sahabat terbaik
72
Bab 72: Kemenangan Laila
73
Bab 73: Hadiah dari Rizky
74
Bab 74: 20 tahun kemudian
75
Bab 75: Nama yang sama
76
Bab 76: Ketemu Nenek
77
Bab 77: Fatih
78
Bab 78: Niat baik Hanif
79
Bab 79: Aisyah
80
Bab 80: Ikhlas
81
Bab 81: Suapi aku
82
Bab 82: Hanif khawatir
83
Bab 83: Kejujuran Aisyah
84
Bab 84: Pernikahan
85
Bab 85: Kecantikan yang tersembunyi
86
Bab 86: Belum terbiasa.
87
Bab 87: Menikah
88
Bab 88: Bertengkar
89
Bab 89: Laila dan Yusuf
90
Bab 90: Menikah lagi
91
Bab 91: Saung kenangan
92
Bab 92: 10 tahun kemudian
93
Bab 93: Keinginan Yusuf
94
Pengumuman(SEASON 2)
95
Season 2: BAB 1
96
Season 2: Bab 2
97
Season 2: Bab 3
98
Season 2: Bab 4
99
Season 2: Bab 5
100
Season 2: Bab 6
101
Season 2: Bab 7
102
Season 3: Bab 8
103
Season 2: Bab 9
104
Season 2: Bab 10
105
Season 2: Bab 11
106
Season 2: Bab 12
107
Season 2: Bab 13
108
Season 2: Bab 14
109
Season 2: Bab 15
110
Season 2: Bab 16
111
Season 2: bab 17
112
Season 2: Bab 18
113
TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!