bab 5

Aku terperanjat dari tidur ku saat mendengar Rey menangis. Ku gendong dia lalu aku menyusui nya. Tampak nya hari sudah semakin sore, setelah selesai menyusui aku langsung menyiap kan air hangat untuk mandi anak ku.

Aku baru sadar ternyata rumah ini cukup besar dan luas. Ada masing-masing kamar mandi di tiap kamar, beda jauh dari kontrakan kami dulu yang ada di bandung. Dulu Mas Rendi hanya mampu mengontrak rumah yang biasa saja tapi kenapa sekarang dia mampu membeli Rumah sebesar ini ? Aku masih betul-betul bingung.. apa selama ini Mas Rendi punya tabungan yang tidak ku ketahui? tidak mungkin hasil Keuntungan dari Penjualan sapi. Dia hanya bekerja di sana bukan pemilik peternakan.

Setelah maghrib, Aku berniat ke dapur untuk masak makan malam, kebetulan Rey sudah tertidur pulas dikamar setelah kenyang menyusu. Aku meindai pandangan keseluruh ruangan rumah, tampak sepi. Tak ada tanda-tanda Mas Rendi ataupun Mika di Rumah.

Seperti nya mereka keluar. Tapi kenapa Mas Rendi tidak izin padaku?

rasa curiga kian memunca dikepala ku. Aku harus tenang, perlahan aku akan cari tau siapa itu Mika. Kenapa seperti nya Mas Rendi begitu memanjakan dia.

Cukup lama Aku menunggu kepulangan mas Rendi. sudah jam 10 malam tapi kenapa mereka belum pulang ?

Mata ku semakin lama semakin berat, tanpa sadar alu tertidur di sofa ruang tamu.

Aku tersadar saat ada seseorang membuka pintu, ku lririk jam di dinding menunjukan pukul 12.30 malam.

Mas Rendi dan Mika tampak pulang berangkulan mereka belum tersadar ada aku karena susana di ruangan gelap. Aku sengaja mematikan lampu nya tadi.

"Sayang, seperti ny Selly sudah tidur. Kamu tidur sama aku ya?" Rengek Mika menyandar kan kepala nya di bahu Mas Rendi.

Deg..

Sayang? kenapa Mika memanggil suami ku sayang. Aku masih belum beranjak dari situ. sengaja ku dengar kan dulu apa yang mereka bicarakan. Walau gemuruh di dada sudah begitu kuat, Ingin rasanya aku berteriak, memaku mereka berdua, tapi aku harus tenang dan tau apa sebenar nya yang terjadi.

"Enggak mungkin Mik, Aku takut nanti Selly terbangun dan sadar kalau aku gak ada di kamar, bisa ribet urusan".jawab mas Rendi sembari mengecup punca kepala mika dengan lembut.

Ya Tuhan.. apa yang mereka lakukan sebenar nya. Tega sekali kamu mas, ini yang kamu bilang sepupu? Aku membungkam mulut ku sendiri agar tangis ku tak terdengar mereka berdua.

"Mas, Selly sudah melahir kan, tugas dia sudah selesai.. kita tinggal ambil anak nya lalu kamu ceraikan dia! itu kesepakatan kita saat pertama kali kamu mau menikahi nya mas?" rancau Mika.

" Aku tau mik.. tapi ini belum waktu nya tunggu hingga Rey satu bulan, aku janji akan menalak nya, kita bawa Rey sejauh mungkin dari nya." jawab mas rendi lagi.

Pokk..pokk..pokk..

aku bertepuk tangan lalu menyalakan lampu ruangan. Seketika Mas Rendi pucat pasi melihat ku ada disitu. Sedang kan Mika wajah nya biasa saja tak memperlihat kan kesalahan sama sekali.

"Jadi kalian mau mengambil anak ku? jahat kamu mas," aku menatap tajam manik mata Mas Rendi ada tangisan di sudut mata ku.

"Selly... Ma.."

ucapan mas rendi langsung di potong Mika.

"Iya kami ingin mengambil anak mu, Selly kamu tau aku itu istri pertama nya Mas Rendi. dan kamu hanya istri kedua dan itu pun hanya siri!"

Lantang suara Mika menggema di telinga ku.

"Apa?? aku istri kedua mas?? buku-buku nikah kita itu palsu?? Jawab mas!!"

"Heii jangan membentak suami ku!" ucap Mika menunjuk muka ku.

"Jawab aku mas?" tanya ku lirih, seakan dunia ini terasa runtuh mendengar pernyataan Mika.

"Iya, kamu istri kedua ku dan kita hanya menikah siri" jawab mas Rendi.

Aku menatap tak percaya pada suami ku, memang pernikahan kami baru 10 bulan tapi kenapa badai rumah tangga datang secepat ini. Aku hampir hilang keseimbangan, tapi aku mencoba agar aku kuat dan tegar untuk ini.

"kamu, hanya sebagai rahim pengganti untuk melahirkan anak ku sell, karna mika tidak bisa mengandung sebab rahim nya telah di angkat". tutur mas rendi lagi.

Entah diciptakan dari mana hati mereka sehingga sama sekali tidak memikirkan perasaan ku, seenak nya menjadikan aku sebagai Rahim pengganti ,sebagai sistem pencetak dan melahir kan anak untuk mereka.

"Gila kamu mas, apa kamu gak punya hati nurani? apa kamu meminta izin ku untuk melakukan itu? Jangan pernah menganggap aku akan setuju dengan ide gila kalian!".

Segera aku berlari kekamar untuk mengambil Rey. Aku sangat-sangat takut kehilangan dia. Sakit di perut ku tak ku hirau kan lagi.

"Serah kan Rey pada kami selly!!" bentak mika pada ku.

"Tidak akan! sampai mati aku gak akan sudi menyerah kan anak ku padamu!"

"Jangan lupa kalau dia juga anak ku sell!!" timpal mas rendi.

"Enggak mas!, dia anak ku.. " Belum sempat aku melanjut kan kata-kata ku. Mika sudah terlebih dulu menjambak rambut ku dari belakang , aku tetap memeluk anak ku walau rasa nya rambut ini sudah mau tterlepas dari kulit nya. Sakit sekali rasanya. Sontak saja Mas Rendi langsung datang mengambil anak kami. Mika menampar ku hingga aku tersungkur kelantai. Perut ku terasa nyeri sekali. seperti ada robekan jahitan nya. Ya Tuhan aku mohon kuat kan aku.

"To-lo-ng Mas.. Jangan Ambil Rey?" Pintaku lirih pada mas Rendi.

"Sell Maaf .. maaf kan aku.. aku tidak bisa berbuat apa-apa", seharus nya kamu biarkan saja Kami mengambil Rey, kamu tidak akan seperti ini?" Jawab mas rendi, kini Rey sudah beralih ke Mika. Dan kini mereka nampak bergegas pergi dengan membawa Rey.

Aku tak mampu mengejar mereka ,Perut ku benar-benar terasa sakit sekali. tubuh ku bergetar sangat hebat, tangan dan kaki ku sudah terasa sangat dingin. aku berteriak sekencang mungkin untuk meminta pertolongan, lambat laun mata ku mulai terasa berat.. samar ku dengar seseorang datang dan lalu mata ku tertutup rapat.

Pov Mika

Nama ku Mika Rusdianto, aku istri pertama Mas Rendi. Aku sangat mencintai suami ku pun ia juga begitu. Rumah tangga ku sangat harmonis, dengan bergelimang harta aku hidup tidak kekurangan sama sekali. Ayah ku pemilik peternakan sapi tetbesar di bandung. dan kini Peternakan itu sudah di kelola suami ku. Mas Rendi. Saat usia pernikahan ku dengan Mas Rendi memasuki 5 bulan aku positif hamil. Namun sayang 2 bulan setelah nya saat kami pergi memeriksakan kandungan ke dokter, ternyata janin ku tidak berkembang ada kista yang tumbuh di rahim ku sangat besar. itu yang menghalangi Janin ku berkembang. Aku sangat terpukul dengan kejadian itu. Orang tua ku serta mas Rendi mencoba menenangkan aku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!