bab 2

"Sudah aku ttansfer ya buk." ucap ku di sambungan telepon

"Iya.. makasih ya sell.. bilang sama suami mu terimakasih dari ibu sudah bantuin bagas". jawab ibu diseberang sana.

usia kandungan ku sudah 6 bulan, aku berhrap ibu bisa datang ke bandung untuk menemaniku melahir kan. Namun ternyata Ibu jatuh sakit. Ya ibu memang sudah mengidap Diabetes sejak 5 tahun belakangan, mungkin pola hidup ibu yang kurang sehat membuat ibu terserang diabetes, tubuh yang awal mula nya nampak berisi dan sedikit gemuk kini semakin hari ibu nampak mulai kurus dan lemah. sekarang ibu sering mudah jatuh sakit dan setiap hari harus mengkonsumsi obat diabetes.

Ibu meminta ku untuk datang dan melahirkan saja di jakarta agar ibu bisa merawat dan menemaniku selama aku melahirkan. Setelah berdiskusi dengan mas Rendi kami memutus kan untuk pergi ke jakarta dan menetap di sana . soal kerjaan bisa cari disana pikir kami, asal bisa dekat dengan orang tua.

Saat tepat usia kandungan ku memasuki 8 bulan kami pun berangkat ke jakarta. Namun mas rendi masih harus bolak balik jakarta Bandung karna pekerjaan nya belum selesai. karna pekerjaannnya di peternakan sapi jadi baru bisa selesai saat menjelang idul adha tiba.

setelah kami sampai di jakarta kami di sambut hangat orang Tua ku. Tapi mas Rendi harus sudah balik lagi ke bandung karna peternakan tidak bisa di tinggal. Ia hanya mengantarkan aku saja lalu keesokan hari nya ia lanhsung kembali lagi.

"Kenapa Mas Rendi susah di hubungi ya" Aku sibuk mondar mandir dari ruangan ke dapur dari dapur ke kamar. Belakangan ini aku sudah merasa tak nyaman dengan perut ku mungkin akan segera melahir kan.

tak lama kemudian mas rendi mengirimi ku pesan.

[Maaf ya sell mas sibuk akhir-akhir ni menjelang idul adha]

[Gak apa-apa mas aku cuma khawatir]

[jangan cemas, Mas baik-baik aja.. Jaga Anak kita]

Syukurlah Mas Rendi tidak apa-apa tapi entah kenapa hatiku mengatakan ada yang lain. Tapi aku tidak ingin menanyakan apa itu.

pyaar...

Tiba-tiba aku mengeluarkan air seperti kencung yang susah di tahan. Seperti balon yang di isi air lalu meletus. Ya Tuhan apa aku akan melahir kan.

"Bu....!, Ini air apa bu.. kenapa banyak'' Teriak ku sambil memegangi perut ku uanh terasa sangat kencang.

"Kamu akan melahir kan sell, Ayo kita ke Rumah sakit." Jawab ibuku yang mulai terlihat panik.

selang beberapa waktu kami tiba di Rumah sakit, adikku sejak tadi sudah berusaha menelfon Mas Rendi tapi tak juga di angkat.

"Bagaimana dok apa betul anak saya mau melahir kan." tanya ibu ku begitu melihat dokter keluar dari ruangan bersalin.

" Benar bu.. Air yang ibu lihat tadi seperti nya itu air ketuban, tapi bu..." jawaban dokter tersebut lanhsung terhenti.

"Kenapa Dok??"

"Bu Ny.selly masih pembukaan satu ,dan lagi tidak ada kontraksi.. kalau di biar kan lama-lama bayi nya bisa kehabisan oksigen bu, Jalan satu-satu nya kita harus segera melakukan Operasi caesar bu". ucap sang dokter.

Deg..

Seketika lutut ibu mendadak lemas, Mas Rendi masih belum bisa di hubungi bagaimana dengan Biaya nya.

Prov Ibu

Aku mondar mandir di depan pintu ruangan bersalin, cucu ku akan lahir tapi menantu lu Rendi belum bisa di hubungi.

'Apa yang harus aku lakukan' aku bermonolog sendiri.

"Bapak?? bagaimana ini??" Tanya ku pada Ayah nya selly.

"Tenang bu, jangan panik nanti ibu drop.. Bapak akan usaha kan cari pinjaman dulu ya". Jawab Bapak pada ku.

beberapa saat kemudian, Suami ku datang tergopoh-gopoh ,dengan nafas yang sedikit tersengal.

"Alhamdulillah bu dapat Uang nya" Kata Bapak.

"Alhamdulillah, bapak langsung ke bagian adminitrasi pak, kita selesai kan dulu DP nya agar Selly bisa cepat di tangani." jawab ku lagi.

Setelah selesai pembayaran Suami ku langsung menghampiri ku.

"Bu seperti nya tadi Bapak liat Rendi.. Dia sedang bersama seorang wanita dan satu Anak perempuan." ucap Bapak sedikit berbisik padaku.

"Gak mungkin pak, Rendi kan di Bandung.. Dia juga masih susah di hubungi gini, gak mungkin dia lah pak". Ucap ku meyakin kan suami ku.

Perkataan bapak tidak ku gubris sama sekali:... karna aku yakin kalau tidak mungkin itu Rendi.

selama beberapa bulan belakangan ini Rendi sangat sayang pada Selly. Mana mungkin dia berkhianat.

Lampu tanda sedang ada operasi berlangsung pun menyala. tidak berapa lama kemudian..

Oooeeekkkk Oooeeeekkk!!

Suara tangisan bayi memecah keheningan di sekitar ruangan operasi.

"Alhamdulillah cucu kita sudah lahir pak".Ucap ku sembari memeluk suami ku.

"Iya bu Alhamdulillah".

1 jam setelah operasi selesai selly langsung di bawa ke ruang inap. Entah kenapa ada rasa kesel dengan menantuku Rendi. Kenapa Saat-saat istri melahirkan justru dia tidak ada. Bahkan dia tak meninggal ka sedikit pun uang untuk biaya melahirkan.

"Sell Rendi kemana?" Tanya ku langsung pada anak ku.

Sesaat Selly nampak bingung dan gusar untuk menjawab pertanyaanku.

"Aku gak tau bu, tadi malam sempat mas rendi kirim pesan kalau dia sedang repot dan gak bisa di ganggu menjelang idul adha" Jawab selly.

"Iya masalah nya kamu kan lagi melahirkan, trus sedikit pun Rendi gak ada tuh ninggalin biaya buat lahiran kamu!" Jawab ku ketus. jengkel yang memuncak di kepala susah sekali rasa nya untuk ku tahan. memang aku tipikal orang yang gak suka bermanis-manis ucapan. Jika sesuatu terasa menjengkel kan aku lagsung ku utarakan saja.

Selly tertunduk lesu. Apakah mungkin perkataan ku tadi menyakiti hati nya.

"gas tolong ponsel kakak, apa mas Rendi ada telpon? Tanya Selly pada adik nya.

"gak ada kak, aku udah hubungi mas rendi sedari tadi tapi ponsel nya tetap tidak aktif." jawab anak bungsu ku.

"Lalu siapa yang mengadzan kan putra ku bu..? haruskah menunggu Mas Rendi?"

"Ngapain nungguin orang yang gak tau entah dimana!! sudah di adzani sama bapak mu!" jawab ku lagi.

"Sudah lah bu, Selly baru selesai operasi dia masih harus banyak istirahat." tiba-tiba suami ku yang sedari tadi menyimak obrolan kami langsung menyuruh ku diam.

"Ibu kesel pak, harus nya saat begini tuh suami nya ada , kasih semangat saat istri nya berjuang melahir kan anak nya di dalam sana! tapi mana? lah wong duit aja gak di tinggali gimana coba.. suami macam apa begitu." unek-unek dalam hati melengos keluar begitu saja dari mulut ku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!