Aurorae memberanikan diri mengangkat wajahnya. Ditatapnya lekat laki-laki dihadapannya.
“ Mari kita berhenti. Kita akhiri semuanya cukup sampai disini. “
Herjuno mematung. Menatap tajam ke arah mata Aurorae. Mencari cinta disana , ah.. cinta itu masih ada. Meski bibirnya meminta untuk mereka berpisah , tapi matanya masih memamerkan cinta yang teramat besarnya.
Ditatap seperti itu, membuat Aurorae menundukkan kepalanya lagi.
“Mari kita berpisah. “ ulangnya lagi , dengan lebih pelan. Aurorae takut, dia takut kalah oleh perasaannya sendiri.
“Tidak. “ Herjuno menatapnya tajam dengan suara penuh penekanan.
Aurorae lagi-lagi mendongakkan kepalanya. Dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Herjuno.
“Aku tidak meminta persetujuanmu. Mulai detik ini, aku tidak ingin kau mendekatiku.” Aurorae coba sembunyikan kegugupannya. Saat mengatakan itu, dia tidak hanya menyakiti Herjuno , tapi juga dirinya sendiri.
Herjuno meradang.
“ Kenapa tiba-tiba ? Sejak awal kau tahu aku sudah menikah. Lalu apa ini Rae?” Herjuno mencekal kedua lengan Aurorae.
“ Aku tau kau sudah menikah dan dalam proses perceraian dengan istrimu. Maka itu aku bersedia mengencanimu. Harusnya aku yg bertanya , lalu apa ini Juno? Kau menipuku.” Sinisnya menghempaskan cekalan tangan Herjuno.
Herjuno tersentak. Dia tidak tahu Megumi dan Aurorae membahas masalah perceraian. Dan sekarang Aurorae mengetahui fakta bahwa rumah tangga nya dengan Megumi baik-baik saja.
“ Wah.. “ Aurorae membuka mulutnya tipis menghentakkan nafasnya dengan tersenyum kecil.
“ Kau terkejut? Apa kau pikir aku menghubungi istrimu hanya untuk melukai hatinya dengan sengaja?” Aurorae berhenti sejenak, mundur selangkah.
“Aku menghubungi nya hanya untuk memastikan diriku tidak terjebak dalam permainanmu. Laki-laki licik. Berhenti mendekatiku , dasar penipu. “ Aurorae membalikkan badannya keluar dari ruangan dan menutup pintunya kasar.
Sedangkan Herjuno, masih diam mematung. Melihat wanita yang dicintainya pergi dengan semburat kekecewaan di wajahnya, membuat dadanya sesak.
**
Sejak pagi Aurorae tidak bisa bekerja dengan tenang. Hatinya remuk redam. Memutuskan hubungan dengan Herjuno? Tentu saja bibirnya mudah sekali mengatakannya. Tapi hatinya? Terpatah-patah menghadapinya. Untuk kali ini , dia ingin sekali hari segera berlalu. Begitu jam menunjukkan sudah waktunya ia pulang, tanpa menunda lagi dia beranjak dari kubikelnya , meninggalkan ruang divisinya dengan langkah cepat. Dia tidak ingin berpapasan dengan Herjuno sore itu. Sementara Herjuno, menatap langkah Aurorae dari balik pintu dengan wajah sendu.
Aurorae baru akan masuk ke dalam mobilnya saat netra nya menangkap seorang wanita di ujung sana. Berdiri bersandar di bagian depan mobilnya. Sedang menatapnya nyalang. Aurorae tidak peduli, dia hanya menatapnya sebentar , lalu masuk ke dalam mobilnya. Bergegas pergi dari sana.
Tapi baru sekitar satu kilometer berkendara , Aurorae dikejutkan dengan sebuah mobil yang tiba-tiba memotong jalannya , berhenti tepat di depannya.
Seorang wanita keluar dari dalam sana. Wanita yang dia kenali. Megumi.
Tidak ingin terjadi keributan yang mengundang perhatian banyak orang, Aurorae ikut keluar.
“ Ada apa?” tanya nya setelah Megumi sampai di hadapannya.
Tapi bukannya menjawab, dengan amarah Megumi mengangkat tangan kanannya. Siap menampar wajah wanita di hadapannya. Dia ingin sekali membalas , membalas tamparan Herjuno di wajahnya kemarin siang.
Tapi sebelum tangan itu mendarat sempurna di wajahnya , Aurorae lebih dulu mencekal pergerakan tangan Megumi.
“ Kau membuntuti ku hanya untuk menamparku? Setelah berhasil menamparku lalu apa yang akan kau lakukan? Apa itu memuaskanmu? “ ucap Aurorae sambil menghentakkan tangan Megumi.
“ Diam kau perempuan sialan. Bahkan satu tamparan sekeras apapun tidak sebanding dengan apa yang kau lakukan padaku. “ Megumi berteriak sambil memegangi pergelangan tangannya yang sedikit nyeri karena cekalan Aurorae tadi.
Aurorae mencebik.
“ Ya baiklah. Aku memang perempuan sialan. Tapi suamimu itu lebih sialan lagi. Bukan hanya untukmu, tapi juga untukku. Kalau aku bisa , aku juga ingin sekali menampar wajahnya.” Sinis Aurorae memicing kesal.
“ Menjauhlah dari suamiku dasar kau perempuan tidak tahu malu. “ ucap Megumi pedas.
“ Tidak perlu kau minta, aku sudah memutuskan hubunganku dengannya pagi tadi. Dan kau berhentilah mati-matian menyalahkanku. Seharusnya maki saja suamimu yang brengsek itu. Apa kau tahu? Dia menolak saat pagi tadi aku memintanya menjauhiku.” Balas Aurorae tak kalah pedas.
“ Cih. Apa kau sangat percaya diri bisa menggantikan posisiku?” Emosi Megumi mulai terpancing lagi.
Aurorae menghembuskan nafasnya pelan. Percuma saja berdebat dengan Megumi , batinnya.
“ Dengar , Megumi. Aku sudah memutuskan hubunganku dengannya pagi tadi, seharian ini pun aku menghindarinya sekuat tenaga padahal kau tahu aku staffnya , sulit sekali jika ingin benar-benar tidak terlibat dengannya. Maafkan aku sekali lagi, jika aku tanpa sengaja melukaimu. Sungguh, aku hanya mempercayai ucapannya yang mengatakan kalian akan bercerai dan kau sudah bahagia dengan hidupmu sendiri. “ Aurorae mengambil jeda sejenak. Menghembuskan nafas nya lagi.
Megumi entah kenapa hanya diam. Ingin dengar apa lagi yang akan dikatakan wanita di hadapannya ini.
“ Tapi Megumi , aku juga minta maaf karena aku sangat mencintai suamimu. Logikaku memang melepaskannya , akal sehatku akan membuatku menjauhinya sekuat yang aku mampu, tapi hatiku belum, asal kau tahu. Jadi kumohon , bicaralah baik-baik pada suamimu. Selesaikan apa yang menjadi perselisihan diantara kalian. Agar dia tidak lagi mendekatiku , karena jika dia terus berusaha meraihku aku takut tidak lagi bisa menolaknya. Kumohon, tolong aku. “ Aurorae terisak diujung kalimatnya. Dia tidak bisa menahan diri lagi di hadapan Megumi.
Aurorae membalikkan badannya. Baru selangkah dia akan meninggalkan Megumi, dia berbalik lagi.
“ Kontrak kerjaku enam bulan lagi. Tolong aku hingga saat itu Megumi. Setelah itu aku akan benar-benar pergi. Ah , dan Senin pekan depan aku ditugaskan mendampinginya dalam Rakernas tahun ini di salah satu cabang perusahaan. Kami akan berangkat terpisah , tapi jika bisa ikutlah. Jangan beri kesempatan kami memiliki waktu hanya berdua.”
Setelah mengatakan itu Aurorae masuk kedalam mobilnya, mengusap kasar air matanya , dan meninggalkan Megumi yang masih terpaku disana.
**
“Apa kau akan pergi? “ tanya Megumi saat dilihatnya Herjuno sedang memilah milah pakaiannya.
“ Hem.. empat hari untuk Rakernas. “ jawabnya acuh. Hatinya sedang kacau. Hari ini Aurorae tidak bercanda saat mengatakan ingin berpisah darinya.
“ Rakernas empat hari? Bukankah biasanya hanya dua hari?” selidik Megumi menatap suaminya curiga.
Herjuno menghembuskan nafasnya pelan.
“ Rapat dua hari, tapi aku harus pergi sejak Sabtu, karena kali ini Rakernas diadakan di cabang sebelas. Perjalanan kesana hampir dua belas jam jika mengemudi sendiri.” Jelasnya malas.
“ Apa aku boleh ikut? “ tanya Megumi menyelidik. Mencari tahu perasaan Herjuno lewat reaksi di wajahnya.
Herjuno mendongakkan wajahnya seakan memastikan apa yang baru saja ia dengar.
“ Aku tidak akan mengganggumu, hanya saja jika kau mengemudi , dua belas jam itu lama sekali. Aku takut kau lelah jika tidak ada teman bicara. Saat kau rapat, aku akan tunggu di kamar hotel atau berjalan-jalan sendiri. Dua hari bukan masalah.“ lanjut Megumi lagi, seolah mengetahui isi kepala suaminya.
“ Terserah kau saja. Bersiaplah. Beritahu Bi Lilis agar menginap selama kita pergi.“ jawab Herjuno sembari memutus tatapannya dengan Megumi dan melanjutkan memasukkan bajunya ke dalam tas besar yang akan dia bawa.
Megumi menghembuskan nafas pelan , sangat pelan sampai suaminya bahkan tidak menyadarinya.
“ Biar aku saja. Temani saja Haidar... “ ucap Megumi akhirnya , mengambil alih pekerjaan suaminya.
Herjuno menurut. Dia keluar dari kamar menghampiri putranya yang sedang bermain di sudut ruang keluarga.
**
Aurorae melangkah pelan memasuki hotel tempat ia akan menginap empat hari kedepan.
Sudah sejak tiga puluh menit sebenarnya ia datang, ia berdiam diri di dalam mobilnya karena saat akan turun, dia melihat Herjuno yang melangkah masuk bersama Megumi di sampingnya. Dia tidak ingin mereka berpapasan , jadi sebaiknya ia menunggu sampai kira-kira sepasang suami istri itu mendapatkan kunci kamar mereka.
Hatinya sesak sekali. Hari seolah mempermainkan dirinya. Hari ini dia sengaja berangkat pagi-pagi sekali saat langit masih sangat gelap , berharap akan sampai sebelum Herjuno datang. Ia akan berdiam diri di kamar hotelnya sampai Senin pagi tiba. Tapi nyatanya mereka datang hampir bersamaan. Ah , setidaknya Aurorae bersyukur mereka tidak berpapasan saat istirahat di rest area atau dimanapun di jalan tadi.
“ Reservasi atas nama Aurorae Genina.” Jawabnya pelan saat resepsionis menanyakan tujuannya.
Dia tersenyum manis sebagai tanda mengerti atas penjelasan si resepsionis tentang letak kamarnya yang ada di lantai tiga. Aurorae berbalik , mengikuti Room boy yang akan mengantarnya ke kamar hotel.
“ Rae ... “ Aurorae menoleh. Hatinya berdesir lagi. Di arah kiri pandangannya , ada Herjuno yang menyapanya. Tentu saja dengan Megumi yang bergelayut mesra di lengan kirinya.
-Apa ini ? aku bahkan sudah berdiam diri di dalam mobil sebelum masuk untuk menghindari mereka , tapi akhirnya bertemu juga.-
“Ah, ya Pak Juno. “ jawabnya menunduk sopan. Bersikap seolah-olah tidak ada yang pernah terjadi diantara mereka. Membuat hati Herjuno semakin sesak.
“ Dengan siapa kau datang? “ tanya Herjuno ingin tahu, karena Aurorae terlihat sangat lelah. Dan itu berhasil membuat Megumi bergetar menahan sakit di dadanya.
“ Saya menyetir sendiri Pak. Kalau begitu, saya permisi. Sampai bertemu nanti hari senin di ruang rapat. “ Menyadari reaksi diam Megumi yg menatapnya tidak suka , Aurorae buru-buru memutus percakapan mereka , tanpa memberi kesempatan pada Herjuno untuk bertanya apapun lagi. Sekaligus juga penekanan bahwa Aurorae tidak mengingikan pertemuan selain nanti di ruang rapat.
Dia berbalik cepat setelah mengangguk dan tersenyum sopan sebagai tanda undur diri. Dia tidak ingin sepasang suami istri itu menyadari air matanya yang mulai menggenang.
**
“ Apa kau senang bertemu dengannya malam ini? Kau pasti sangat merindukannya.” Perasaan yang Megumi tahan sejak tadi akhirnya ia ungkapkan juga dengan kesal saat mereka kembali ke kamar hotel setelah menikmati makan malam. Dia menatap sinis suaminya yang sedang merebahkan diri di atas ranjang.
“ Hem... “ jawabnya dengan tatapan menerawang.
Satu kata itu saja mampu membuat hati Megumi terluka parah. Herjuno tanpa segan mengakui perasaannya terhadap wanita lain di hadapan Megumi, istrinya.
“ Mas , berhentilah menyakitiku.. aku mohon. “ suara Megumi melemah , hatinya terlampau sakit.
Herjuno bangkit dari tidurnya. Dia duduk diatas ranjang menatap istrinya.
“ Me... kau tahu , Aurorae sudah memutuskan hubungan kami. Dia tidak ingin lagi aku mendekatinya. Dan hari ini pun aku mengijinkan mu ikut denganku, walau aku tahu ini adalah kesempatanku untuk mencoba memintanya kembali. Kau tahu artinya apa? Artinya akupun akan mencoba melupakannya. Aku akan mengabulkan keinginannya untuk jauh dariku. Jadi kumohon berhentilah mengungkit ini, berhentilah menyakiti dirimu sendiri. “ jelas Juno panjang lebar.
“ Kau yang menyakitiku Mas , kau bahkan mengatakan padanya bahwa kita akan bercerai , kenapa Mas?” Megumi semakin terisak.
“ Karena aku mencintainya, aku sungguh tidak ingin kehilangan dia , maka aku menipunya untuk tetap berada di sisiku.” Jawab Juno penuh penyesalan.
“Lupakanlah Aurorae Mas , aku yang menemanimu selama lima tahun ini, aku yang lebih mengenalmu , aku yang lebih mengerti tentang dirimu. Selama ini kita tidak pernah bertengkar hebat , tidak ada masalah yang berarti diantara kita Mas , tapi kenapa mudah sekali kau menyakitiku.” Megumi masih terisak pelan.
“ Bukan tidak ada masalah Me.. aku hanya berpura-pura bahwa itu bukan masalah besar.” Jawab Herjuno lemah.
“ Apa maksudmu Mas ?” Megumi menghentikan sejenak tangisnya.
Lama Herjuno tidak menjawab pertanyaannya. Dia malah kembali merebahkan dirinya. Tatapannya hanya semakin menerawang ke arah langit-langit kamar.
“ Me.. izinkan aku menikahi Aurorae.”
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Kustri
yg benar saja juno! istri mana yg rela suami'a menikah lg
2023-10-14
0