Setelah menangis semalaman matanya pun menjadi bengkak, berangkat menuju sekolah tanpa berpamitan dengan ayahnya karena masih kesal dengan kejadian kemarin.
Tak lama kemudian saat sampai di sekolah Dara yang masih murung karena suasana hatinya yang kacau melihat sahabatnya yang tengah duduk di mejanya dengan seorang teman, melihat itu membuatnya menjadi sedih karena sahabatnya mulai bersikap dingin terhadapnya.
Dengan suasana yang canggung Dara berjalan menuju tempat duduknya dengan tatapan ingin kembali bersama dengan sahabatnya tetapi malah saling menghindari.
"memang sudah sewajarnya dia berprilaku seperti ini" ucap Dara dalam hati
begitu sedih melihat pemandangan dimana sahabatnya bercanda tawa dengan yang lain dan mengacuhkannya Dara pun langsung pergi dengan membawa beberapa bukunya dengan terburu-buru dan wajah sedih.
Masya yang melihatnya pergi dengan keadaan sedih itu pun merasa ikut bersedih dan juga khawatir.
Dara yang begitu bersedih berlari menuju atap sekolah, tempat yang dimana ia bisa mendapat ketenangan tanpa ada gangguan dari orang lain.
Di atap sana ia menangis dengan keras tanpa takut orang-orang akan tau di sana juga ia bisa meluapkan kesedihan yang di pendamnya selama ini.
Setelah menenangkan diri beberapa saat ia berdiri menghadap ke alam yang luas dan bebas menghirup udara segar yang di temani mentari dan langit yang begitu cerah.
Di saat ia sedang menikmati pemandangan yang indah, di sisi lain tempat yang jauh di belakangnya ada sesosok pria yang pemperhatikan setiap tindakannya, sosok misterius dengan penuh tatapan tajam, sosok yang begitu tinggi dan gagah dengan kulit yang putih dan bersih.
langkah demi langkah hentak kaki menghampirinya.
Dara yang mulai merasa aneh dengan suasana di atap yang membuatnya menjadi merinding dan sedikit merasa takut.
Belum berhasil menghampiri Dara sosok itu keburu menghilang karena ada sosok lain yang datang yaitu sahabatnya Masya, kehadiran Masya membuat sosok pria itu panik dan menghilang begitu saja entah kemana perginya.
" gue tau lo di sini.. " ucap Masya dengan senyum tipis
Dara yang mendengar suara itu langsung berbalik dan menghadapnya.
" Masya.... kamu..." jawabnya dengan lembut dan sedikit terkejut
" iyaa guee kalo lo lagi sedih lo pasti ke sini" ucapnya dan mendekatinya
Dengan suasana yang hiruk piruk di sertai angin yang sepoi-sepoi menerpa mereka, saling bertatapan dengan mata yang berkaca-kaca sepertu ingin meluapkan kerinduan yang telah lama terpendam.
mereka pun akhirnya berpelukan dengan erat sambil menangis dengan tersedu-sedu saling meluapkan kerinduan satu sam lain, merasa sangat bahagia sehingga tak mampu lagi untuk berkata- kata.
suasana hening sesaat Dara pun menceritakan semua yang telah di alaminya beberapa hari terkhir ini dan merasa sangat menyesal atas apa yang telah terjadi pada mereka akhir- akhir ini.
" maafin aku yaa sya gak seharusnya aku kayak gini" meminta maaf sambil menangis
" kamu tau syaaa... beberapa hari ini melewatinya tanpa kamu benar- benar sangat sulit, aku benar- benar menyesal syaaa.... " ucapnya lagi dan menangis lebig keras.
" iyaaa gue ngerti kok... gue juga udah ngeduga ada apa- apa sama lo akhir- akhir ini" jawabnya dengan menenangkan Dara.
" Tapi lo harus inget Darr apapun masalah yang lo hadepin lo harus cerita sama gue, kita itu bukan hanya sekedar sabahat tapi lo juga merupakan saudara gue, salah satu orang yang gue anggap penting dalam hidup gue" jawabnya lagi dengan memberikan penegasan.
" iyaa aku tauuuu, aku bener- bener minta maaf syaa..." jawabnya dengan tangisan yang makin deras.
" iyaaaa..... udah- udah jangan nangis lagi jelek tauu" balasnya dengan berusaha menenangkannya dan menghiburnya.
" hhmmm kamu gak marah lagi kann..." jawabnya dengan memeluknya.
" iyaaaaa" katanya dengan membalas pelukannya dan menghusap air matanya.
Suasana saat itu pun menjadi mengharukan, berbaikkannya kedua sahabat ini membuat cuaca yang cerah menjadi lebih indah dengan adanya raut bahagia dan senyuman dari keduanya.
Karena sudah berbaikkan mereka pun kembali ke kelas dengan wajah yang ceria, teman- teman sekelasnya pun menjadi bingung dan merasa heran dengan tingkah ke duanya.
Di tengah suasana yang berbahagia tiba- tiba seorang guru datang dan memberi pengumuman bahwa ujian nasional akan di laksanakan dua hari lagi yang membuat para murid menjadi lesu dan mengeluh.
" yaahhhhhh" suara murid dengan kompak.
" kalian ini yaa kalo masalah ginian aja baru kompak" balas sang guru dengan menggeleng kepala.
" inget kalian harus belajar dengan baik dan persiapkan diri dengan baik selama dua hari.. mengerti! " ucap sang guru dengan tegas.
" baiiikk pakkk... " jawab murid dengan kompak.
Setelah itu jam sekolah pun telah berakhir semua murid kembali ke rumah masing- masing tetapi ada juga yang masih di sekolah, para murid mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian nasional.
Dua hari kemudian...
Hari ini, hari yang di tunggu telah tiba di mana ujian telah di mulai semua murid dengan fokus mengerjakan lembar soal yang di dapatnya, suasananya begitu tenang dan hening.
hari- hari seperti ini berlangsung selama beberapa hari, para guru dan murid sibuk mempersiakan ujian ini selama beberapa hari.
Seminggu kemudian...
Hari para murid kembali mengisi keramaian suasana sekolah dengan wajah yang penuh kebebasan dan hati yang sudah tiada beban lagi, sorak gembira para murid yang merayakan hari dimana mereka tidak mendengar kata belajar lagi.
para guru mengucapkan selamat kepada sumua murid atas apa yang telah di capai dan di laluinya, suasana senang dan sedih bercampur, tangis tawa bahagia datang bersamaan.
Guru-guru yang ikut senang atas keberhasilan para muridnya akan tetapi juga merasa sedih karena mereka semua akan meninggalkan sekolah ini, tidak ada lagi keributan yang membuat pusing semua orang tetapi juga merindukan kenakalan yang mereka lakukan.
Akan tetapi semua itu tak berlangsung lama semua rasa kebebasan dan kebahagiaan itu harus di tahan sampai hari kelulusan tiba.
Selain itu para murid juga harus memikirkan dan mempersiapkan langkah apa yang akan di ambil selanjutnya, mencari universitas yang terbaik yang sesuai dengan keinginan dan cita-cita masing- masing, tetapi tidak semua orang beruntung karena tak semua mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena bukan berasal dari keluarga yang berada, salah satunya adalah Masya ia bukanlah anak orang kaya untuk hidup saja pas-pas,an apalagi untuk kuliah dengan biaya yang begitu mahal.
" Syaa setelah lulus nanti kamu mau lanjut kemana syaa.." tanya Dara pada Masya.
" belum tau nii darr... kemungkinan gakk lanjut sii " jawabnya dengan perasaan yang sedih.
" kalo lo Darr.." tanyanya balik
" aku pengennya sii seni Syaa.. tapi papah aku pengennya aku masuk kedokteran.. aku jadi bingung" jawab Dara dengan perasaan bimbang.
" tapi kamu yakin gak mau kuliah Syaa.. kamu kan bisa ngajuiin beasiswa.." ucap Dara
Meskipun Masya sedikit bandel tapi dia merupakan anak yang pintar tidak beda jauh dengan Dara.
" kalo soal itu masih gue pikirin sii Darr" jawabnya
" Tapi kalo lo suka seni seni yaa masuk sekolah seni aja lahh" ucap Masya
" tapi aku juga gak bisa nentang papah " jawabnya
" setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya tapi lo juga harus inget jangan sampek hal ini ngebuat lo menyesal nantinya" ucap Masya dengan memberi semangat
" apapun keputusan lo pasti gue dukung kok" ucapnya lagi.
" thank you yaa Sya kamu selalu ada buat aku" jawab Dara dengan tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments