Hari ini merupakan hari minggu dimana hari yang paling di tunggu-tunggu para murid tapi untuk Dara sumua hari sama saja baginya dinama hanya ada waktu untuk belajar, hidup yang seperti itu tentunya sungguh membosankan untuk anak-anak seusianya.
Pada masa remaja tentunya harus menjalaninya dengan penuh warna yang indah, ia tak pernah bermain ataupun jalan-jalan menikmati keindahan dunia luar.
suatu pagi yang indah ketika Dara berdiri di atas balkon dengan merenggangkan tangan dan menguap karena baru saja bangun tidur, tiba-tiba saja terdengar suara Masya yang memanggilnya dari bawah.
"Daaarrrr" panggilnya dengan melambaikan tangan
ketika melihatnya Dara langsung saja bergegas turun dan menemuinya
" ada apa ni tumben pagi-pagi banget udah kesini" ucapnya dengan wajah yang masih ngantuk
" ini kan hari minggu yuk kita jalan-jalan ke mall" jawabnya dengan semangat
" aduhhh gak ahhh aku mau belajar lagian ujian akhir udah deket lo tinggal minggu depan lagi"
balasnya dengan tak bertenaga
" sekali-kali aja lah emang lo gak bosen apa setiap hari sama buku terus, ujian masih minggu depan juga masih ada waktu kok" jawabnya dengan membujuk
" gimanaaa yaaa" balasnya dengan berfikir
" ayoo lahhh sekali iniiii aja,,,,, pleaseee....." dengan rayuan mautnya
" yaaa dehhh tapi kali ini aja yaaa" jawabnya dengan pasrah
" yeeee gitu dong" balasnya sengan senang
" yaaa udah aku ganti baju dulu" jawbanya dan langsung pergi menuju kamarnya
" yaaa cepatan yaaa" balasnya dengan senyum senang
setelah beberapa menit menunggu akhirnya mereka pun pergi ke mall dengan perasaan senang dan bebas.
beberapa jam kemudian mereka telah sampai di mall yang di tuju dengan perasaan senang mereka mengunjungi sebuah permainan
" waahhhh ayoo Dar main ini" dengan senang menarik Dara menuju game pumt it up
" kamu aja dehhh aku gak bisa, aku lihat disini aja"
balasnya dengan perasaan ragu
" ayoookkk gampang kok nanti gue ajarin" dengan terus membujuknya
Dengan ragu-ragu Dara berjalan menuju game itu perlahan melangkahkan kakinya dan memulai permainan dengan perlahan, Masya yang sudah berada di sampingnya tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnya itu, tak lama kemudian mereka pun bermain dengan amat senang Dara yang awalnya ragu mulai menikmati semua ini bahwan menjadi lebih bersemangat di bangdingkan Masya.
Dengan gerakan kaki yang begitu lincah dan tertawa lepas seperti tak ada beban dalam hidupnya, perasaan seperti ini sudah lama tak ia rasakan bahkan ia tak ingat lagi kapan ia terakhir kali ia merasakan kebebasan itu.
Masya yang melihat sahabatnya yang begitu antusias dan bahagia juga ikut merasa senang untuknya karena biasanya ia selalu murung dengan ekspresi yang datar tanda adanya aura kebahagian.
Tak hanya bermain pumt it up mereka juga memcoba semua permainan yang ada di sana dengan canda dan tawa mereka berdua sangat menikmati kebahagiaan hari ini.
Tidak terasa saking asiknya bermain mereka sampai lupa waktu dan haripun sudah gelap dan akhirnya memutuskan untuk pulang, karena hari sudah gelap mereka memutuskan untuk naik taksi agar lebih cepat sampai rumah.
beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah seperti biasa Masya mengantar Dara terlebih dahulu.
" Thank you yaa syaa udahh nganteriin, aku masuk dulu yaa... byeee" dengan melambaikan tangan
" kamu hati-hati di jalan yaaa" ucapnya lagi
" iyaa..... gue balik dulu yaaa" balasnya
Menutup kaca pintu mobil taksi itu dan langsung pergi.
Dara yang berbalik dan masuk kerumahnya berjalan dengan senang hati dan membuka pintu, tetapi hal yang tak terduga terjadi
" Darimana saja kamu jam segini baru pulang" tiba-tiba terdengar suara ayahnya yang marah
Dara yang syok dan kaget ketika melihat ayahnya tiba-tiba ada di rumah, yang dimana harusnya masih di luar kota
" Haa.... bis... ma... in... sa.. sa... ma temen pahh" jawabnya dengan gemetar dan panik
" pa... pahh .. kapan pulang.." sahutnya lagi
" kenapa gak ngabarin mau pulang... " tanyanya lagi
Tak berani menatap ayahnya yang sudah marah.
" bagus yaa jam segini baru pulang" ayahnya yang sudah emosi
" untuk apa pergi bermain sebentar lagi kamu itu mau ujian harusnya kamu belajar, ini malah keluyuran gak jelas" ucapnya lagi
" mau jadi apa kamu nanti" dengan keras membentak Dara
" kalo papah gak pulang hari ini pasti papah gak akan tau kelakuan kamu di rumah"
" Mulai hari ini kamu gak boleh keluar rumah selain untuk sekolah gak usah main-main sama temen kamu yang gak jelas itu" ucapnya sekali lagi dengan sangat marah
Dara yang tak bisa menahan bendungan di matanya akhirnya meneteskan air matanya.
" ini gak adil kenapa aku gak boleh main kayak temen-temen yang lain aku juga mau merasakan dunia luar pah..." berusaha membela dirinya
" kamu itu masih muda gak tau apa-apa soal dunia luar jadi gak usah ngelawan papah " bentak papahnya
" tapi paahhh.... " jawabnya lagi
" gak usah tapi tapian masuk ke kamar kamu dan belajar dengan baik biar dapet nilai yang bagus jangan sampek papah liat kamu keluyuran lagi kayak gini" bentaknya lagi
Dara yang menangis dengan tersedu-sedu berlari menuju kamarnya dan membanting pintuknya dengan keras.
Di dalam kamar membanting tas yang di bawanya dan menangis di dalam selimut, merenung kanapa dirinya tak bisa seperti orang lain yang bisa menikmati masa remajanya dengan bebas dan melakukan yang disukanya.
Beda hal dengannya yang hanya selalu memenuhi keinginan orang tuanya tanpa bisa melakukan hal yang disukanya, karena dimata orang tuanya menjadi yang terbaik dan terpintar adalah hal yang utama, sebagai keluarga terpandang reputasi adalah hal yang utama.
Disisi lain ayahnya yang mengelus dad setelah memerahi anak satu-satunya itu, menenangkan diri bersandar di atas sofa yang mewah dan empuk itu.
" anak ini baru beberapa bulan di tinggal sudah berani melawan orang ayahnya" ucapnya dengan mengeluh heran
" kalau begini terus mau jadi apa anak ini" keluhnya lagi
wajah yang penuh dengan amarah terus memikirkan putrinya itu dan merasa heran karena biasanya dia adalah anak yang penurut dan rajin belajar, tidak pernah melakukan hal aneh-aneh apalagi main sampai malam.
pertengkaran antara anak dan ayahnya itu menimbulkan suasana yang tak nyaman dalam keluarga ini, tekanan batin yang di alami Dara makin bertambah dimana yang awalnya dia hanya menginginkan sebuah kehidupan yang sederhana, bebas dan kehangatan keluarga yang selalu ada menemaninya di masa- masa remaja yang masih labil tapi yang di dapat selama ini hanyalah kebuah kasih sayang berupa materi tanpa tau arti keluarga yang sesungguhnya.
Tuntutan-tuntutan untuk menjadi yang terbaik membutanya sangat tertekan dan sesak, tanpa bisa mengeluarkan semua isi hatinya dan menjalani hidup yang di inginkan melainkan hanya bisa membuatnya patuh dan pasrah menjalani semua ini
hidup bagaikan boneka yang mematuhi kehendak orang lain bukannya kehendak diri sendiri
yang orang tua inginkan mungkin memang untuk kebaikan kita sendiri tetapi belum tentu sepenuhnya baik untuk diri kita, hal yang menurut orang lain benar belum tentu benar untuk kita karena tidak ada yang bisa lebih mengenal kita sebaik diri kita sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments