Keesokan harinya di pagi yang cerah, ayah Dara yang sudah menunggu di meja makan dengan hidangan roti dan susu, Dara yang baru saja turun dari kamarnya menginjak tangga langkah demi langkah menuju meja makan dengan wajah yang lusuh dab terus merunduk tak berani menatap ayahnya.
Duduk dengan perlahan dan mulai menyantap susuap roti yang ada di atas meja, suasana menjadi hening perasaan tak nyaman dan canggung pun timbul.
" Hari ini kamu sekolah yang bener jangan sampek hal seperti kemarin kejadian lagi" membuka pembicaraan di suasana yang canggung
" iyaa pahh" jawabnya dengan pelan
" hari ini papah anterin kamu ke sekolah nanti juga papa jemput kamu setelah pulang sekolah" ucapnya lagi dengan serius
" iyaa pahh" hanya bisa menurut
setelah sarapan ayahnya pun mengantar Dara pergi ke sekolah sambil dirinya yang akan pergi bekerja, tak lama kemudian mereka pun telah sampai, Masya yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah merasa aneh mengapa tiba-tiba Dara di antar ke sekolah.
" kok tumben Dara di antar yaa apa ada masalah yaaa" pikirnya dalam hati
Dara yang baru saja turun dari mobil tak mengucapkan sepatah kata pun ia hanya menuduk dan langsung menuju sekolah.
Ayahnya yang terus menerus mengawasi Dara dengan pandangan yang tajam.
" hallo om " sapa Masya dengan ramah dan mengangguk
" hhhmmm" jawabnya singkat dengan tatapan kurang menyukainya
Masya yang sedikit takut dengan ayah Dara langsung segera pergi menuju sekolah menyusul Dara.
" Duluan yaa om" ucapnya lagi dengan perasaan gugup dan canggung
Tanpa ada jawaban ayahnya hanya memandanginya dengan tatapan seperti orang yang tengah melakukan kesalahan.
Tak lama kemudian Dara yang sudah sampai di kelas lalu di susul oleh Masya,
Masya yang begitu penasaran langsung saja menghampirinya
" Darr....kok lo tumben sii di anterin, ada apa sii" Tanyanya dengan penasaran
" gak kenapa-napa kok cma sekalian papah berangkat kerja aja " jawabnya dengan muka datar
" beneran gak papa tapi kok tatapan bokap lo serem gitu sii kayak mau makan orang tau gakk" balasnya
" papah emang gitu orangnya tapi aslinya baik kok" jawabnya dengan senyum tipis
" tapi lo beneran gak apa-apa kan" tanyanya lagi
" iyaa gak papa kokk" balasnya lagi dengan menutupi kebenaranya
Karena tak mau sabahatnya kecewa dan sedih atas kejadian kemarin Dara menyembunyikan kebenaran dari sahabatnya itu.
Selain itu Dara yang terus menerus teringat dengan ucapan ayahnya menjadi sangat depresi, dia menjadi lebih buruk daripada kamarin-kemarinnya dia menjadi lebih suka menyendiri dan selalu belajar dengan keras, setiap hari hanya belajar. belajar, dan terus belajar.
Setiap datang kesekolah ia hanya fokus untuk belajar bahkan jam istirahat pun terus belajar setiap hari datang ke perpustakaan, membaca buku di kelas bahkan di rumah pun selalu mengurung diri di kamar dan belajar.
Beberapa hari ini ia sikapnya menjadi aneh dan lebih buruk dari sebelumnya yang awalnya ia memang tidak suka bergaul dan suka menyendiri tapi akhir-akhir ini malah lebih beruk dia bahkan mengabaikan semua orang dan hanya memperdulikan pelajaran.
melihat perubahan Dara sahabatnya itu pun merasa ada yang aneh dalam dirinya padahal baru beberapa hari mereka bermain bersama tapi sekarang malah menjauh seperti menghidarinya.
" Darr... lo beneran gak kenapa-napa, kok akhir-akhir ini lo kayak ngehindarin gue sii" tanyanya dengan tatapan sedih dan bingung
" iyaa gak papa" balasnya singkat
" kalo lo ada masalah cerita aja ke gue darr" ucapnya dengan harapan bisa menghiburnya dan mengetahui masalah yang di hadapinya
" gak papa kok santai aja......... hmm aku ke perpus dulu yaa mau cari buku untuk tambahan materi persiapan kita ujian.. " berusaha mengelak
langsung berdiri dan merapinkan buku di atas meja.
" duluan yaa bye.... " jawabnya lagi dan langsung pergi meninggalkan Masya yang penuh dengan wajah kebingungan
Dara yang berusaha menghindari Masya karena ia tak ingin sahabatnya itu terseret juga dalam masalahnya dan juga tak ingin dia di persulit oleh ayahnya.
" pasti ada yang di sembunyiin Dara dari gue kalo gak ada sesuatu gak mungkin Dara ngehindarin gue, tapi apa yaa yang sebenarnya terjadi" pikir Masya kebingungan
Disisi lain Dara yang pergi menuju perpus berjalan dengan persaan yang sedih karena harus menghindari sahabatnya itu.
" Maafin aku sya aku terpaksa menjauh dari kamu tapi aku gak ada pilihan lain, mungkin ini yang terbaik untuk saat ini" ucapnya dalam hati
" aku akan buktiin ke papah kalo aku bisa menjadi yang terbaik saat ujian nanti aku pasti bisa dapet nilai bagus, kalo nilai aku bagus pasti papah gak akan larang aku main sama temen- temen dehh" ucapnya lagi dalam hati dan berusaha meyakinkan diri
Hari demi hari pun berlalu semua murid dan guru-guru sibuk mempersiapkan ujian nasional setiap hari belajar dengan giat, satu per satu murid di awasi untuk memberikan penilaian, materi tambahan pun di berikan dan bagi murid yang kurang akan di berikan tambahan materi ekstra.
semua murid belajar dengan sungguh - sungguh setiap siswa bahu menbahu saling membatu setiap teman yang kesusahan, para guru yang melihat pemandangan ini sangat senang karena biasanya para murid sangat susah di atur dan suka berbuat onar.
Dara yang akhir-akhir ini selalu di awasi oleh ayahnya dan menjadi menjauh dari sahabatnya, hubunganya pun tak seperti dulu lagi yang biasanya kemanapun selalu bersama kini bagaikan orang asing yang terkadang lewat tapi tak saling menyapa.
Dara yang begitu sedih dengan keadaan yang sekarang tetapi tak mampu berbuat apa- apa hanya bisa menunggu sampai ujian ini berakhir agar bisa medapat nilai terbaik sesuai dengan keinginan ayahnya dan bisa kembali bersama dengan sahabatnya.
Jam sekolah telah usai Dara yang sudah di tunggu supir jemputan ayahnya pun segera naik ke mobil tanpa bertegur sapa dengan sahabatnya karena takut supir sekaligus mata- mata ayahnya akan melaporkannya dan mempersulitnya.
Setelah beberapa saat Dara sampai di rumah dan langsung bergegas pergi menuju kamar dengan wajah yang murung, bibinya yang melihat Dara bersedih menjadi khawatir dan menemuinya.
Tok.....Tok.....Tok.....
"non yuukkk makan dulu.." ucapnya dengan membujuk
" nanti aja bikk aku belum laper " sahutnya dengan suara sedih
bibinya yang melihatnya mengurung diri di kamar terus menerus itu pun merasa sangat khawatir takut terjadi hal yang tak di inginkan.
hari sudah malam ayah dara pun sudah pulang dari bekerja, melihat rumah yang kosong dan hening langsung memanggil pembantunya itu
" apa Dara sudah pulang.. " tanya ayahnya
" sudah tuan tapi...." jawabnya dengan ragu
" tapi apa bik..." tanyanya lagi
" eee anu tuann non Dara dari tadi mengurung diri di kamar dan tidak mau makan tuan.." jawabnya dengan sedikit gugup
Dengan perasaan tak senang ayahnya pun pergi menuju kamar dara dan memanggilnya
" Daraa" panggilnya
Dara yang mendengar suara ayahnya langsung membuka pintu dengan pelan.
" Kamu ini kenapa ngurung diri, mau coba ngambek, mau coba ngelawan papah" tegasnya
" bibik udah capek-capek nyiapin makan kamu malah gak mau makan" tegasnya lagi
" kamu mau coba ngelawan papah" bentaknya lagi
karena pikiran yang kacau dan capek habis pulang kerja di tambah lagi melihat suasana rumah yang begini membuatnya emosi dan tak terkendali.
" gakk pahh aku cuma mau fokus belajar" jawabnya dengan menunduk
" kamu itu harus nurut semua yang papah katakan.. ngerti.... " bentaknya lagi
Dara yang mulai geram dengan keadaan ini akhirnya meluapkannya.
" kenapa aku harus nurutin semua yang papah inginkan sedangkan papah gak pernah ngertiin apa yang Dara ingiinkan" jawabnya dengan wajah yang memerah dan mata yang berkaca-kaca
" aku juga mau kayak anak yang lain pahh yang bisa hidup sesuai dengan keiinginan mereka" jawabnya lagi
" aku capek kayak gini terus harus selalu nurutin semua keinginan papah hanya demi formalitas papah aja" jawabnya sekali lagi
plakkkk......
suara tamparan dari tangan ayahnya
"kamu berani lawan papah" katanya dengan tangan gemetar
seketika air mata mengalir bagaikan sungai yang deras dari wajah Dara dengan memegang pipinya.
Karena kesal Dara menutup pintu dan kembali mengurung diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments