Masih sekitar 15 menit sebelum kelas dimulai, dan selama itu Anita hanya melamun. Beberapa kali Dian menegur, tapi Anita selalu bilang “tidak ada apa-apa”. Tetapi jantungnya mengatakan bahwa sesuatu telah terjadi. Sosok tadi, berhasil mencuri perhatian Anita. Tiba-tiba dia teringat pada seseorang yang pertama kali dia temui saat di kampus.
Ah, jam..orang yang aku tanyai jam nya. Batin Anita, tanpa dia sadari senyum simpul mengukir di wajahnya.
Dulu tidak sedekat ini berhadapan dengannya dan Anita tidak memperhatikan wajahnya. Ternyata setelah berdiri dan melihat dari dekat sepertinya ‘waaah, tipe idealku’ begitu pikir Anita. Tidak terlalu tampan, tapi matanya yang sendu dan lembut, pembawaanya yang berwibawa dan postur tubuhnya yang berkharisma benar-benar tipe Anita.
Seketika Anita tersadar dan menepuk-nepuk pipinya. Sadar Anita ini baru hari pertama kuliah dan kamu memikirkan laki-laki..tidak masuk akal. Anita bergumam dalam hati.
“Anita..kamu kenapa sih? Kenapa kamu menampar pipimu sendiri..?” Dian yang sedari tadi memperhatikan Anita sudah tidak tahan lagi dan memukul lengan Anita.
“eh? aku nggak apa-apa, cuma agak ngantuk..haha” Anita tersipu malu kemudian membenarkan posisi duduknya.
“dasar kamu.. fokus! pak dosen udah datang..” Dian kini memperingatinya.
***
Hari terus berganti hingga tak terasa dua bulan berlalu. Masa-masa adaptasi telah terlewati. Kini semuanya terasa lebih ringan bagi Anita, kecuali satu, mata kuliah yang semakin hari semakin rumit. Semburat senja perlahan menghilang, lampu-lampu penerangan jalan satu per satu menyala, sayup-sayup kumandang adzan dari masjid kampus terdengar dilantunkan seorang muadzin yang fasih, suaranya merdu dan benar-benar tertanam menjadi memori tersendiri di hati Anita. Kelak suara tersebut menjadi salah satu sebab Anita ingin kembali merasakan suasana kampus.
Anita sedang berkumpul di perpustakaan kampus bersama teman-temannya, menyelesaikan tugas kuliah kelompok mereka. Mendengar suara adzan, mereka bergegas membereskan buku-buku pinjaman di perpustakaan dan menutup laptop mereka masing-masing, memasukkannya ke dalam tas lalu beriringan menuju tempat parkir perpustakaan. Sebelum pulang Anita singgah ke masjid terlebih dahulu menunaikan ibadah maghrib. Jarak rumah yang jauh dan di jam-jam yang rawan kemacetan tidak mungkin Sempat jika Anita harus sholat maghrib di rumah.
Beberapa saat kemudian, Anita sampai di pelataran masjid. Memarkirkan motornya lalu menuju tempat wudhu wanita. Anita meletakkan tas nya di tempat penitipan barang lalu mengambil air wudhu. Tempat wudhu di masjid ini juga benar-benar bersih dan harum ditambah air yang dingin menyegarkan. Anita sengaja berlama-lama membasuh muka terlebih dahulu, setelah dari pagi beraktivitas kini badan terasa sangat lengket dan mukanya seperti menebal tertutup debu. Tak berapa lama iqomah dilantunkan, Anita bergegas mengambil wudhu lalu berkaca dan membenarkan jilbab nya. Kemudian mengambil mukena.
Selesai menunaikan sholat maghrib Anita mencari tempat untuk merebahkan badannya sebentar sebelum kembali membelah jalanan bertarung dengan kemacetan.
Beberapa bulan sudah Anita menjadi bagian dari kampus ini dan masjid ini berhasil mengisi ruang kosong Anita. Masjid ini menjadi salah satu tempat favorit Anita. Masjid ini selalu ramai, tapi tetap memberi kenyamanan tersendiri pada setiap orang yang singgah. Ditambah pula karpetnya yang sangat empuk, membuat betah berlama-lama. Tapi kali ini, Anita tidak akan berlama-lama disini. Perutnya sedari tadi sudah berbunyi meminta segera diisi.
"sabar ya cacing-cacing di perutkku, setelah ini kita makan.." gumam Anita seorang sambil mengusap perutnya.
Anita berjalan gontai menuju pelataran masjid, Tangannya merogoh kunci motor di dalam Tas nya. Ketika hendak menyalakan mesin motor, sesorang yang tidak asing mendekati Anita, lalu meraih motor di sebelah motor Anita. anita menatapnya bengong tentu tanpa sadar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments