Tuttttt Tuttttt Tutttttt...
(Suara Handphone menyambung)
Aisyah sangat gelisah ketika ingin berbicara kepada wanita itu, tidak tau harus bersikap seperti apa kepadanya. Ia ingin sekali marah. Namun hatinya dengan sabar mengucapkan, "Astaghfirullah Alazim" sembari mengelus dadanya dengan lembut. Agar tidak tersulut emosi saat berbicara dengan seseorang yang telah merebut ayahnya dari ibunya itu.
"Hallo" Terdengar suara lembut seorang wanita dari balik handphone nya. Aisyah terlonjak kaget, dengan cepat kembali ia menetralkan perasaannya yang sempat kacau.
"Hallo" Balasnya lembut, mencoba berbicara sesantai mungkin.
"Dengan siapa ya?" Tanya seorang wanita dari seberang sana. Sebut saja namanya Maura.
Kembali Aisyah menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan wanita itu. Dengan tenang Aisyah menjawab, "Perkenalkan nama saya Aisyah. Anak dari Pak Wawan yang anda pacari" Jawab Aisyah tenang.
Diseberang sana hanya terdengar suara hembusan nafas kasar. Nampak seperti tidak menyukai, jika yang menelponnya itu adalah anak dari seorang pria yang sekarang menjadi pacarnya.
"Owekkkkkk Owekkkkk".
Aisyah seketika terlonjak kaget saat mendengar suara bayi menangis dari seberang sana. "Apa itu suara bayinya?" Batin Aisyah curiga.
Terdengar juga wanita itu seperti menenangkan bayi itu, membuat Aisyah semakin yakin bahwa itu memang bayinya. Aisyah juga tidak menyangka, jika benar itu adalah bayinya, apa dia begitu tidak berperasaan? Sehingga ia tega merebut pria dari seorang wanita yang juga memiliki anak kecil dan juga masih dalam keadaan hamil?.
"Maaf deg, saya sedang sibuk kita bicara nanti saja ya" Elaknya cepat.
Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Aisyah kembali berbicara lantang. Kali ini suaranya sedikit tegas, yang membuat wanita itu terpaksa harus mendengarkan apa yang Aisyah katakan.
"Tolong mbak! Ini penting, ini menyangkut rumah tangga kedua orang tua saya" Ucap Aisyah sedikit meninggikan suaranya.
Kembali Aisyah hanya mendengar suara hembusan nafas dari wanita itu, "Berbicaralah" Ucapnya kemudian setelah beberapa saat terdiam.
"Mbak tau kan siapa pak Wawan itu?" Aisyah bertanya dengan nada yang sedikit meninggi.
"Dia adalah ayah saya. Saya adalah anak tertuanya. Apa tadi itu adalah anak mbak?" Tanya Aisyah lagi, sebelum melanjutkan ucapannya.
"lya" Jawabnya sekenanya. Aisyah hanya menggelengkan kepala dengan kesal, tidak menyangka bahwa wanita itu memang memiliki seorang anak kecil.
"Ibu saya juga memiliki seorang bayi berumur 2 tahun seperti mbak. Dan sekarang beliau juga sedang hamil 6 bulan. Bayangkan seandainya sekarang posisi mbak ada pada ibu saya, ditinggal suami disaat sedang hamil, bagaimana perasaan mbak? Tolonglah mbak, jangan menjadi wanita jahat yang tidak punya perasaan. Jangan berbahagia diatas penderitaan orang lain, saya mohon tinggalkan ayah saya" Ucap Aisyah tegas. Tanpa sadar, Aisyah berbicara seakan dirinya sudah dewasa. Dewasa sebelum waktunya, itulah diri Aisyah.
"Saya juga tidak ingin seperti ini. Tapi saya sudah terlanjur cinta" Jawab wanita itu seakan berdalih kan rasa cinta yang membuatnya tidak ingin meninggalkan ayah Aisyah.
Ya, seperti itulah wanita penggoda, alasan yang paling mendasar adalah karena cinta.
Tutttt Tutttt Tutttt. Suara Handphone dimatikan.
Belum sempat Aisyah menjawab perkataan wanita itu, handphonenya sudah lebih dulu dimatikan olehnya. Hal itu membuat Aisyah menjadi kesal.
Dengan cepat Aiysah beristighfar, sebelum emosinya benar-benar tidak terkendali olehnya. Matanya tertuju kepada Ibunya yang sejak tadi masih menunggu kabar dari Aisyah tentang wanita itu.
.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa like dan komen ya ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Intan IbunyaAzam
semoga knak karmamu maura
2023-10-09
0
Indah Yanti
jangan2 itu juga anak ayahnya
2022-05-24
2
Neneng Hernawati
pelakor di mana² gk berperasaan😠
2022-05-23
2