"Ayo kita pergi sekarang."Rain mengajak Sisi yang masih berseragam pelayan pergi. Pelayan yang lain menatap kepergian Sisi.
"Enak sekali dia. Tugasnya saja belum selesai."gumam Ratih.
Rain membawa Sisi kesebuah salon. "Dandani dia."kata Rain kepegawai salon.
Sang perias merias wajah Sisi dengan begitu cantik. Wajahnya yang putih mulus itu terlihat merona berseri karena balutan makeup.
Dia lalu dikenakan dress hitam berkilauan seukuran mata kaki dengan garis terbuka bagian paha sebelah. Sisi merasa risih memakainya. Tapi lebih lumayan dari mini dress yang dia pakai saat pelelangan dulu. Bagian dada yang terbuka dibalut dengan selendang tipis berwarna senada. Rain yang melihat Sisi sedikit kagum.
Malam pun tiba.
Sisi bertugas menjadi partner Rain malam ini. Sisi menggandeng lengan Rain dan melangkah dengan anggun membuat para tamu memperhatikan mereka.
"Silahkan Tuan."seorang pelayan laki-laki membuka kursi untuk Rain dan Sisi. Sisi kemudian mengangguk tanda terimakasih.
"Ayo mulai permainannya."kata Rain. Permainan dadu pun dimulai dan berlangsung sangat lama hingga tersisa dua orang pemain yang berani bertaruh. Rain dan Aska.
"Jika aku yang menang kali ini wanitamu jadi milikku."tukas Aska.
"Setuju."dengan cepat Rain menjawab. Sisi hanya bisa terperangah melihat wajah Rain.
Dari taruhan itu pemenangnya adalah Aska. Dia tertawa dengan bangga sedang Rain hanya mengukir senyum diujung bibirnya.
Sisi lalu berpindah ke kursi jajaran Aska. "Ayo kita mulai"isyarat Aska kepada semua. Lalu mereka pun keluar dan memasuki mobil sport masing-masing. Setelah sampai jalan perbukitan mereka berhenti.
Sisi yang duduk di samping Aska sedari tadi merasa tak nyaman dan juga was-was. Rain keluar dari mobilnya dan masuk ke mobil Aska bersama asisten Coky dengan membawa koper.
Aska tersenyum sambil memeluk bahu Sisi. "Wanitamu manis sekali Tuan Rain. Seleramu ternyata bagus."Aska mengusap wajah mulus Sisi. Sisi memalingkan wajahnya.
"Hentikan basa-basinya. Mana barangnya."Rain acuh.
Aska melambaikan dua jarinya lalu datang anak buahnya berbaju hitam membawa kotak kecil dan menyerahkan kepadanya. "Lihat. ada kan."kata Aska membuka kotak. Sebuah flashdisk terlihat disana.
Rain melambaikan tangan dan datanglah orangnya membawa laptop. Dia lalu memasangkan flashdisk pada laptop dan memeriksa beberapa berkas informasi yang dia perlukan. Dia mengangguk lalu mengisyaratkan asisten Coky untuk membuka koper.
Aska meminta orangnya untuk memeriksa keaslian dan jumlah uang di koper dengan mesin. Setelah memeriksa orang suruhan Aska mengangguk. "Oke transaksi selesai" kata Aska.
Rain lalu turun bersama asisten Coky menuju mobilnya. "Dor" terdengar suara tembakan dan Rain pun terjatuh. Mobil Aska lalu melaju setelah menyaksikan Rain jatuh. Asisten Coky dan anak buahnya sibuk saling berkelahi dan adu tembak.
Mobil yang ditumpangi Aska dan Sisi mengerem mendadak karena ban mobilnya pecah oleh penembak jitu. Beberapa orang Aska sudah lumpuh dan orang yang dibawa Rain juga berjatuhan.
"Hentikan!"Aska menembakkan peluru ke udara. Sisi pun dibawa keluar sebagai sandra. Asisten Coky mengisyaratkan untuk berhenti kepada anak buahnya.
"Jangan mempermainkan kami dengan sabotase transaksi Tuan Aska!"kata asisten Coky.
"Dia masih hidup. Aku tau."balas Aska.
"Tapi anda memulainya lebih dulu dan dengan berani mengincar langsung Tuan Rain."asisten Coky melangkah maju.
"Diam ditempat dan suruh dia keluar atau aku habisi gadis manis ini."ancam Aska.
"Dia tidak berarti untuk Tuan Rain lagipula dia sudah diberikan kepada anda kan Tuan Aska?"asisten Coky maju lebih berani.
Aska tercengang dengan kata-kata asisten Coky. Ternyata wanita secantik ini hanya dijadikan umpan, pikirnya. Dia mulai gelagap dan melihat sekeliling. Anak buahnya banyak yang tumbang sedang dia tak bisa pulang karena mobil yang ditumpanginya rusak.
"Menyerah atau mati."kata asisten Coky. Aska kebingungan lalu dia menembak Coky dengan sembarang. Anak buah Coky tak tinggal diam mereka melumpuhkan semua orangnya Aska.
Aska tinggal sendirian sambil masih menyandra Sisi. Sisi yang dari tadi sudah merasa tegang dan hanya diam sekarang dia berontak menyikut dada Aska dan menendang kakinya.
Dia lalu berlari kearah asisten Coky. Aska yang terlalu fokus pada sekitar jadi lemah pertahanan dan senjatanya pun terjatuh. Tepat saat itu asisten Coky menembakkan peluru pada bagian kepalanya. Aska tersungkur tak bernyawa.
"Kerja bagus."kata asisten Coky pada Sisi. Dia lalu menutupi bagian bahu Sisi dengan jas yang dipakainya dan membawa Sisi ke mobilnya.
"Kau baik-baik saja?"tanya asisten Coky saat diperjalanan melajukan mobilnya.
Sisi mengangguk "Iya. Lalu Tuan Rain?".
"Dia sudah selamat sampai rumah."asisten Coky membawa mobil lebih cepat.
🐾🐾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments