BAB 4

Tak begitu lama widya terbangun saat mendengar suara azan ashar. widya bangun langsng menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

widya langsung mencari bi narti ke rumah utama. sebab widya yakin sekarag mereka sedang bekerja dirumah utama. saat widya masuk kedapur disana sudah ada 3 orang disana.

widya melangkah menghampiri mereka.

"maaf apa ada yang bisa saya bantu?" tanya widya yang membuat merka bertiga terkejut.

"sini wid, kamu bantuin bikin sambel ya." kata mama naya.

"iya wid biar nanti kalau aku sudah pergi kamu bisa bantuin ibu dan bi narti masak." kata mbak mina.

"loh mbak mina mau kemana" tanya widya

"kamu gak dikash tau bi narti kalau aku mau menikah dan setelah menikah aku ikut suamiku ke kalimantan makanya bi narti ajak kamu kesini buat gantiin aku." kata mbak mina panjang lebar.

"memang benar itu bi?" tanya ku pada bi narti.

"iya nduk ituu benar, lagian bukannya kamu juga pengen lanjutin kuliah lagi siapa tau nanti kamu bisa nabung dan lanjut kuliah sekalian bantu orangtua kamu cari uang.' kata bi narti.

" kamu mau nglajutin kuliah wid?" tanya mama naya kaget.

"iya bu, nanti kalau tabungan saya sudah ckup saya mau kuliah lagi."

"memang kamu mau kuliah jurusan apa?"

"widya ini suka gambar bu dan kemarin waktu disekolah pernah juara 1 desain antar sekolah tingkat nasional." kata bi narti.

"benar itu wid?" tanya mama ina takjub

"memang desain apa yang kamu ikutin wid?" tanya mama naya

"oh it bu desain pakaian. saya suka gambar pakaian."

"oh kebetulan kalau gitu saya kan punya butik siapa tau kamu mau bekerja disana untuk mendisain baju buat tanbahan."

"tapi saya masih belajar bu, belum berani kalau kerja kayak gitu. saya bekerja disini saja dulu nanti kalau ada uang saya mau kuliah dulu biar lebih mahir lagi dalam mendisain baju." kata widya menolak harus ajakan mama naya.

"oh baiklah nanti coba aku tanya hendru apa ada program beasiswa di kampus dia mengajar dalam bidang desain." kata mama naya.

"terimakasih ibu."kata widya.

"iya sudah wid tolong bantuin buat sambel ya." kata mama naya minta tolong widya.

"baik bu, tapi nanti kalau tidak sesuai selera gimana bu?" tanya widya takut.

"gak usah takut, mana kita tau selera kami kalau kamu tidak mencoba."

"baik bu." sambil mengambil bahan-bahan untuk membuat sambel.

selesai membuat sambel widya membantu mama naya untuk menyiapkan makanan diatas meja makan. belum selesai mereka menyiapkan makanan sudah terdengar langkah kaki memasuki ruang makan.

"asalamualaikum.. ma."

"walaikumsalam. sayang."

" loh ma ini siapa?" tanya hendru.

"ini keponakan bi narti yang mau menggantikan mbak mina." kata mama naya.

"oh begitu... oh ya ma papa sudah pulang?" tanya hendru.

"belum sayang memang kenapa?"

"ada yang mau aku bicarakan sama papa."

" oh... paling sebentar lagi papa pulang. kamu mandi sana dulu habis tu mama tungguin buat makan." kata mama ina menyuruh hendru mandi.

hendru melangkah pergi dari dapur menaiki anak tangga menuju kamarnya di lantai. sesampainya kamar hendru langsung melepas kemejanya lalu berjalan kekamar mandi.

dirasa lelahnya sudah hilang baru hendru keluar dari kamar mandi untuk memakai baju. hendru keluar dari kamar mandi hanya mengunakan handuk yang dililitkan dipinggangnya. hendru berjalan menuju lemari pakaian untuk mencari pakaian. dia memakai kaos dan celana pendek lalu bergegas turun kebawah saat mendengar teriakan mamanya.

"iya iya ma gak usah teriak teeriak kenapa?"

"kamu itu ngapain aja dikamar lama banget?" tanya mama naya.

"mandi lah ma, mau ngapain lagi."

"tu liat papa kamu aja sudah disini duluan padahal pulang kerjannya duluan kamu."

"hendru berendam dulu ma, biar capek dibadan hendru hilang."

"terserah kamu lah dru."kata mama naya karena kalau dia berdebat sama hendru pasti akan kalah telak.

"sudah sudah ayo kita makan." kata papa ikhsan.

"iya pa nanti selesai makan hendru mau bicara sama papa." kata hendru.

"ya sudah nanti bicara diruang kerja papa saja."

"baiklah pa."

mereka makan dengan tenang hanya terdengar suara sendok saja. selesai makan mama ina memanggil widya untuk membantu membersihkan ruang makan sedangkan papa ikhsan dan hendru pergi ke ruang kerja papa ikhsan.

"apa yang kamu mau bicarakan sama papa ndru?" tanya papa ikhsan setelah mereka duduk disofa.

"gini pa ini soal proyek kerjasama kita dengan pt angkasa raya."

"memang ada masalah apa dengan mereka?"

"ini bukan tentang mereka tapi tentang dana yang kita keluar kan pa."

"apa ada masalah tentang itu?"

"gini pa tadi hendru kekantor sebentar sebelum berangkat kekampus. aku minta laporan keuangan dan melihat sampai mana proyek itu berjalan. saat aku melihat laporan keuangan banyak sekali pengeluaran yang harus kita keluarkan sementara proses pembangunannya saja masih berjalan."

"trus maksut kamu, kamuu mau minta izin papa untuk menangani kasus itu."

"iya pa, hendru mau menghendel proyek itu sendiri dan mencari siapa orang yang mengelapkan uang."

"papa sih setuju setuju saja. trus gimana kampus kalau kamu menghendel proyek ini sendiri?"

"insyaallah aku bisa menghendel keduanya pa."

"baiklah kalau begitu kalau kamu butuh bantuan bilang saja sama papa."

"baik pa, kalau gitu aku balik kekamar ku dulu."

hendru keluar dari ruang kerja papa ikhsan sebelum naik dia melihat widya masih ada didapur. tanpa hendru sadari langkah kakinya melangkah menuju dapur.

"hmmm."dehem hendru yang membuat widya terkejut.

"gemes juga gadis ini kalau terkejut."batin hendru sambil tersenyum.

"eh aden ada apa ya den? apa ada yang bisa saya bantu?" tanya widya.

"tolong bikinin aku kopi trus antar kekamarku.'

"baik den, tapi den kalau boleh saya tau kopi seperti apa yang aden suka." tanya lia takut takut.

"aku suka kopi pahit gulanya satu sendok saja."

"baik den."

widya langsung bergegas membuat kopi sementara hendru naik keatas menuju kamarnya. tanpa mereka sadari diruangan sebelah ada mama naya yang melihat interaksi mereka berdua sambil tersenyum tetapi tidak tau apa yang mama naya pikirkan.

widya langsung keatas untuk memberikan kopi yang dia buat karena takut kalau kelamaan den hendru marah pikir widya. didepan kamar hendru widya mengetuk pintu sampai mendengar suara hendru mempersilahkan dia masuk barulah widya masuk.

widya mencari hendru trnyata hendru sedang fokus mengerjakan pekerjaannya dengan kacamata yang tersemat diwajahnya yang membuat kadar ketampanannya bertambah batin widya.

"hemmmh."

saat mendengar deheman dari hendru widya baru tersadar akan kekagumannya atas ciptaan allah didepan matanya. widya berjalan menuju meja tempat hendru menggerjakan tugasnya dan meletakan kopi disana.

"ini apa bukannya aku minta kopi saja kenapa kamu membawakan aku camilan?" tanya hendru heran.

"itu anu den."

" apa anu anu?" tanya hendru sambil tergelak dalam hatinya. manis kata batinnya melihat widya salah tingkah.

"itu camilannya yang suruh bawain ibu den." kata widya.

"oh ya sudah taruh disitu. terimakasih untuk ini." kata hendru karena melihat widya berjalan keluar setelah meletakan kopi dan camilan.

"iya den sama-sama. itu sudah tugas saya." sambil berjalan keluar dari kamar hendru.

Episodes
Episodes

Updated 106 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!