Bab 5

Lia keluar dari kamar hendru langsung pergi ke dapur tapi sebelum kedapur dianak tangga lia bertemu dengan papa ikhsan.

saat sudah dekat dengan papa ikhsan lia menundukkan kepalanya untuk memberi hormat pada tuannya.

"lia kamu habis dari atas?" saat papa ikhsan melihat lia turun dari atas.

"iya pak, saya tadi membawakan kopi dan cemilan ke kamarnya den hendru." sambil tetap menundukkan kepalanya.

"oh berarti hendru ada dirumah tidak keluar?"

"tidak pak, den hendru ada dikamarnya." kata lia.

oh baiklah, lanjutkan lagi perkerjaanmu saya mau lanjut keatas." perintah papa ikhsan.

Dapat perintah begitu lia bergegas menuruni tangga untuk kembali ke dapur membantu bi narti membereskan pekerjaan yang belum selesai. selesai membereskan peralatan dapur mereka kembali kerumah belakang.

didepan rumah sudah ada mbak mina, pak aji sopir ibu naya dan satpamm dirumah itu. mereka berdua menghampiri 3 orang yang ada didepan rumah belakang.

"kok kalian ada disini?"tanya bi narti

"iya aku yang menyuruh mereka kesini sekalian untuk berpamitan sama kalilan karena besok saya sudah tidak lagi bekerja disini." kata mbak mina.

"ya ampun mbak kok cepat banget padahal saya kan baru datang tadi." kata lia menyayangkan.

"ya lia saya kan cuma nunggu bi narti selesai cuti baru pergi soalnya kalau gak gitu kasian ibu gak ada teman yang bantuin masak dan bersih-bersih padahal beliau harus bekerja di butik." kata mbak mina

"memang benar ibu punya butik bi?" tanya lia.

"iya ibu punya soalnya ibu dulu kuliahnya dibidang disainer." kata bi narti

"benarkah, wah lia salut sama ibu padahal suami sama putranya sudah sukses kerjanya tapi ibu tetap bekerja." sahut lia kagum.

"makanya kamu juga harus semangat mncapai cita-cita kamu biar tak selamanya bekerja seperti ini." bi narti menuemangati dan dianggukin oleh semuannya.

"memang cita-cita kamu apa ya." tanya pak aji

"lia mau kuliah jurusan desainer sama kayak pekerjaan ibu naya selarang." kata mbak mina

"oalah bagus itu apalagi kalau bisa bekerja dibutik ibu atau malah buka butik sendiri." kata pak aji.

"saya belum kepikiran kesana pak soalnya saya masih mau menabung dulu biaya kuliahkan banyak." jawab lia.

Sementara itu dikamar hendru dia sedang fokus memperajarii proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaannya.

tok tok tok

"siapa?" tanya hendru dari dalam.

"ini papa ndru." sahut papa ikhsan.

"masuk aja pa, pintunya tidak hendru kunci kok."hendru nyuruh papa ikhsan masuk.

"kamu lagi ngapain ndru?" tanya papa sambil melangkah mendekati hendru dan duduk disofa sebelah tempat kerja hendru.

"ini pa hendru lagi mempelajari royek yang sedang kita kerjakan." jawab hendru tetap fokus pada kerjaannya.

"terus bagaimana menurut kamu apa masalah yang terjadi?"

"kayaknya hendru harus menggunjungi proyek itu sendiri agar hendru lebih tau soal proyek ini."

"kalau kamu pergi keluar kota bagaimana kampus?"tanya papa ikhsan sambil menghera nafas.

"gampang kamps aku minta cuti dulu lagian jabatan rektor kan masih dipegang sama kakek."

terserah kamu apa kakek tak akan marah?"

" soal itu biar nanti hendru yang jelasin ke kakek."

"apa kamu gak capek bekerja didua bidang pekerjaan sekaligus?" tanya papa ikhsan lagi.

"capek pa tapi mau gimana lagi, kalau hendru hanya bekerja diperusahaan papa saja trus kampus kakek siapa yang nanti akan mngawasi?"

"iya juga ndru, seandainya kakak kamu mau bekerja dikampus atau memegang perusahaan papa pasti kamu gak akan bekerja kayak gini."

"sudahlah pa gakpapa . kak rose kan punya cita-cita sendiri dia juga masih bantuin hendru diperusahaan kalau hendru btuh bantuan." jawab hendru untuk meyakinkan papa ikhsan.

"terserahlah kalau memang itu keeputusan kamu. papa mau kekamar dulu pasti mama kamu sudah menunggu. kamu llajut kerja sana."

"baik pa. pa jangan kenceng-kenceng nanti encok tu punggung."kata hendru menyindir papa ikhsan.

"tenang papa masih kuat. memang kamu gak kepengen ndru setiap pulang kerja ada yang nungguin kalau capek ada yang mijitin."

"nantilah pa kalau masalah itu."

"jangan terus terpaku dengan masa lalu ndru. sudah saatnya kamu memikirkan masa depan kamu." kata papa ikhsan sambil keluar dari kamar hendru.

'bagaimana aku bisa melupakan masa lalu aku pa dia cinta pertamaku.' lagian hendru pikir perempuan semua sama aja tukang selingkuh.

saat hendru membayangkan kenangan dia bersama mantan kekasihnya yang meninggalkan hendru untuk menikah dengan sahabat baiknya. malah bayang-bayang wajah widya yang terlintas.

'kenapa dia yang terpikir dibenakku sih?' tapi widya itu gadis yang sederhana, polos dan juga baik hati. apalagi kalau diketakutan terlihat makin menggemaskan. apalah pikiran aku ni mending aku mmeriksa tugas yang dikumpulkan oleh mahasiswaku.

hendru berkutak dengan kerjaannya sampai mata dia sudah mengantuk baru dia belanjak dari mejanya untuk merebahkan dirinya dikasur.

tubuhnya dan pikirannya sangat lelah hari ini jadi cepat sekali dia tertidur lelap.

sedangkan dikamar widya dia tak bisa memejamkan mata.' mungkin karena aku belum terbiasa tidur dirumah orang makanya aku belum bisa menyesuaikan diriku disini. widya bisa tertidur setelah dia menghitung domba dari angka 1- 85.

tapi baru saja tertidur dia sangat gelisah karena widya bermimpi kalau dikejar-kejar orang yang tak dikenalnya. saat belari ada orang yang memegang tangannya untuk bersembunyi dibalik tembok. tetapi laki-laki itu tidak terlihat jelas bagaimana wajahnya sebab mereka dalam kegelapan.

akhirnya widya terkejut karena alarm hpnya berbunyi.' astafirullah ternyata hanya mimpi.' tapi bagaimana kalau seandainya terjadi siapa yang akan menolongku aku tak punya orang yang kukenal dikota ini' ah sudahlah mikir apa aku mending aku sholat tahajud.' batin lia sambil beranjak dari tidurnya untuk pergi kekamar mandi karena kamar mandi dan kamarnya terpisah.

pada saat widya keluar dari kamar bersamaan dengan bi narti juga ikut keluar.

"bi narti mau ngapain ini masih pagi lo?" tanya widya.

"kamu wid ngagetin bibi aja." jawab bi narti sambil terjingkat kebelakang.

" bibi ngapain jam segini sudah bangun?"

"bibi mau beres-beres rumah ini sekalian mau masak untuk kita. kita kan gak jadi satu makanan sama majikan. walaupum ibu memberi uang bulanan untuk kita masak tapi kita gak bisa makan jadi satu sama makanan mereka." jawab bi narti panjang lebar.

"oalah aku pikir ngapin. oh ya mbak mina mana?"tanya widya.

"mbak mina sudah pergi dari semalam dia dijemput sama calon suaminya. trus kamu ngapain bangun jam segini?"

"aku mau sholat malam bi. ya sudah aku sholat dulu selesai sholat aku bantui bibi." jawab widya sambil melangkah mennuju kamar mandi untuk ambil wuduh sedangkan bibi narti menuju dapur.

Episodes
Episodes

Updated 106 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!