Air mata terus berjatuhan mengiringi langkah Anne menuju tempat dirawatnya bu Ningrum—Ibu angkatnya selama ini. Sejak kepergian orang tua nya, Anne dirawat pak Hadi yang tak lain adalah suami bu Ningrum. Sayangnya, pak Hadi harus kembali menghadap sang pencipta di saat Anne duduk di bangku SMA.
"Ibu ... bertahanlah, Bu! Anne tidak punya siapa-siapa lagi selain Ibu!" gumam Anne saat menyusuri koridor rumah sakit. Ia berjalan menuju Gedung radiologi untuk mencari bu Ningrum yang menjalani serangkaian proses pemeriksaan di sana.
Anne menghentikan langkahnya ketika berhenti di depan pintu yang gedung radiologi. Ia melihat dua orang perawat mendorong brankar pasien, kedua bola mata itu melihat dengan jelas bahwa pasien yang terbaring di atas brankar itu adalah bu Ningrum.
"Ibu ..." gumam Anne seraya mengusap sisa air mata yang membasahi pipi, "Suster, ini adalah ibu saya," ucap Anne saat menatap salah satu suster yang ada di sisi bangkar.
"Alhamdulillah ... kami sejak tadi menunggu keluarga ibu ini," ucap suster tersebut seraya mengembangkan senyumnya, "Mari ikut kami kembali ke IGD untuk membahas kondisi ibu Anda," lanjut suster tersebut sebelum mendorong brankar tersebut.
Langkah demi langkah telah Anne lalui dengan derai air mata. Ia tidak kuasa melihat kondisi bu Ningrum karena banyak sekali luka di kepala dan di wajahnya. Ketakutan yang begitu besar menyelimuti hati dan pikiran Anne, ia takut kehilangan sosok yang membesarkannya selama ini. Kenangan-kenangan Indah bersama bu Ningrum terus menari-nari dalam ingatan.
"Silahkan Nona duduk di sana," ucap salah satu suster tersebut seraya menunjuk ruangan di dekat IGD. Sementara itu, kedua perawat tersebut melanjutkan langkahnya memasuki ruang IGD.
Keringat dingin mulai membasahi telapak tangan Anne setelah seorang dokter dan perawat rumah sakit duduk di sebrang meja yang ada di hadapan Anne. Dokter tersebut menjelaskan bagaimana kondisi bu Ningrum saat ini dengan tutur kata yang lembut.
"Itu penjelasan medis yang bisa saya sampaikan, Nona. Untuk selanjutnya biar pak Agus yang membahas perihal biaya yang dikeluarkan untuk operasi besar ini," ucap dokter tersebut seraya mengalihkan pandangan ke samping
Perawat bernama Agus itu mulai membahas rincian biaya yang harus dibayar oleh Anne. Jantungnya semakin berdebar kencang setelah melihat deretan angka yang tertulis di sana. Untuk biaya operasinya saja berkisar sekitar tujuh puluh juta, itupun tidak termasuk biaya kamar inap, ICU, perawatan dan serangkaian penanganan medis lainnya. Perawat tersebut mengintruksikan agar Anne menyiapkan uang kurang lebih seratus juta.
"Maaf, tidak bisakah ibu saya memakai asuransi dari pemerintah?" tanya Anne dengan sorot mata penuh harap.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, Nona. Asuransi dari pemerintah tidak mengcover biaya pasien kecelakaan, apalagi untuk kondisi Ibu Nona saat ini. Mungkin asuransi mandiri pun tidak bisa mencover semua biaya tersebut karena ini operasi besar," sesal pak Agus seraya menatap Anne.
"Lalu apa yang harus saya lakukan, Pak?" Anne terlihat frustasi kali ini.
"Tentunya Nona harus membayar biaya rumah sakit. Setidaknya Nona harus membayar dua puluh lima persen untuk DP sebelum operasi. Selanjutnya, Nona bisa membayarkan sisanya saat ibu Nona diperbolehkan pulang," ucap perawat tersebut.
Bulir air mata semakin turun dengan deras. Anne tidak tahu lagi harus bagaimana. Ia bingung mendapatkan uang sebanyak itu dari mana. Ia termenung tanpa sebuah jawaban yang pasti hingga suara pak Agus kembali terdengar di sana.
"Jadi, bagaimana Nona? Apakah Nona setuju jika pihak rumah sakit melakukan tindakan operasi kepada pasien?" sekali lagi pak Agus mengkonfirmasi keputusan Anne.
Anne kasih bungkam, ia berusaha mencari cara untuk mendapatkan uang tersebut. Pikirannya mulai berkelana jauh—memikirkan dari mana ia mendapat pinjaman untuk membayar DP.
"Baiklah, Pak, saya bersedia! Saya minta waktu sampai nanti malam untuk membayar DPnya. Tolong lakukan yang terbaik untuk ibu saya," ucap Anne dengan sorot mata penuh harap. Setelah membubuhkan tanda tangan di atas kertas bermaterai, Anne segera keluar dari ruangan tersebut.
🌹Terima kasih sudah membaca karya ini, semoga suka ♥️Yuk Vote untuk karya baru ini😍🌹
...🌷🌷🌷🌷...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
👑Ria_rr🍁
Anne aku akan menyemangatimu dari coment dan tambahkan hatimu terus melangkah maju tanpa menyerah
2022-07-18
3
Erni Sari
seru Thor , aku lanjut baca
2022-07-18
1
Abu Alfin
Hadir
🙏🙏🙏
2022-07-18
1