Aku tidak tahu pasti pukul berapa akhirnya aku terlelap... yang ku tahu, pasti sebentar sebab kantung mata dan lingkaran hitam di bawah mata menjadi jawabannya.
Aku segera bergegas melakukan rutinitas pagi ku, mandi, sarapan dan pergi ke kantor. Namun saat di perjalanan aku tak sengaja melihat Mas Ayden bersama wanita yang ku kenal, dia Nandini.
Wanita yang cukup lama mengisi ruang di hati Mas Ayden. Mereka berpisah karena Nandini ketahuan berselingkuh. Tapi mau bagaimana pun Mas Ayden tetap mencintai nya, bahkan keberadaan ku saat ini bisa saja hanya pelampiasan.
Air mata menetes begitu saja tanpa ku sadari. Heh, mungkin aku harus segera mengakhiri hubungan yang sedari awal tidak seharusnya terjadi.
Saat aku ingin mengambil minum di bar kantor, kembali kulihat Mas Ayden tengah tertawa bersama wanita, namun kali ini bukan Nandini melainkan Tania.
Heh, aku hanya dapat berjalan ke depen tanpa berani menatap apalagi menegur Mas Ayden. Berpura-pura tidak melihat, kurasa ini yang terbaik.
"Pagi Bu ?"
aku tidak berpikir Tania akan menyapaku, namun pada akhirnya aku membalas sapaan nya dengan ramah.
"Pagi :) "
Mas Ayden yang melihat aku langsung berubah ekspresi, seperti pria yang ketahuan berselingkuh.
"He, hey ?"
Aku hanya dapat memberikan senyum, senyum yang di paksakan, bagaimana bisa aku tersenyum ikhlas di saat hati ku benar-benar terluka dan ... aku merasa di khianati oleh pria yang selalu ku agug-agungkan.
" :) Hem saya permisi, silahkan di lanjutkan"
"Na? Nareta ?"
Mas Ayden berusaha mengejarku, dan aku tak peduli lagi atas panggilannya yang berulang-ulang kali, bahkan di saat ini semua pasang mata sedang memperhatikan tingkahku yang bersikap kurang ajar terhadap atasannya. Ia aku akan memakluminya sebab mereka tidak tahu bahwa aku bukan hanya sekedar sekretaris Mas Ayden.
"Hey, kamu kenapa?"
(Kini aku berada di ruangan ku, ruangan yang cukup sepi di lantai paling atas).
"Tidak apa-apa, memang nya aku kenapa ?"
Jelas aku kenapa-kenapa Mas, bagaimana bisa aku baik-baik saja, di saat pria yang begitu aku cintai dan aku percayai bermain-main dengan wanita lain, atau apa mungkin kamu yang sedang bermain-main dengan ku ? jika memang iyah, maka :( aku sungguh terluka.
"Hm, kamu yakin ? seperti nya kamu tidak baik-baik saja? apa kamu sakit ?"
"Aku sangat yakin, aku baik-baik saja, dan aku pun tidak sakit" jawabku kembali berbohong.
"Baiklah, kalau begitu... selamat bekerja"
"Hm"
Baiklah, aku akan bekerja sesuai ke inginan mu, bahwa kamu tidak ingin mencampuri urusan pekerjaan dengan urusan pribadi, dan nanti selesai jam kerja... aku akan meminta penjelasan. Ahh, tidak ... kurasa tidak perlu penjelasan, aku hanya perlu sedikit keberanian untuk mengambil tindakan mengakhiri hubungan ini.
***
13:00
Aku benar-benar marah juga sedih, bercampur aduk menjadi satu dan aku melupakan segalanya. Aku hanya dapat melakukan apa yang tidak seharusnya aku lakukan, tapi sialnya semua hal yang ku lakukan di saat kesal selalu positif, bahkan beberapa kali malah mendapat pujian. Begitu pun saat ini, aku tengah mengerjakan Draf yang seharusnya ku kerjakan minggu depan.
"Kamu tidak makan siang?"
"Hah?"
Sejenak ku berhenti dari aktivitas ku mengetik dan menghitung atau pun yang lainnya, lalu aku melihat jam di layar smartphone, Ahh... yah tentu saja, ini sudah waktunya makan siang, bahkan aku sudah melewatkan nya
"Ahh, aku tidak lapar"
"Hm? apa kamu Diet ? 😅 (*Ahahah) Ahh, maaf tapi maksud ku. . . kamu tidak perlu melakukan nya"
Apa dia bilang ? Aku Diet ? Apa, apa karena saat ini aku terlihat berisi makanya dia mencoba mencari wanita lain ? Hah, aku sungguh tidak percaya ... ternyata kamu sama saja seperti pria pada umum nya, yang melihat wanita karena fisik.
"Ahh, Iyah aku rasa, aku harus Diet. Dan tenang saja, ini semua bukan untuk orang lain. Tetapi untuk kebaikan diri saya sendiri".
"Hm, Baiklah"
Dan akhirnya Mas Ayden pergi meninggalkan ku seorang diri begitu saja, seolah-olah tidak lagi peduli, aku akan makan ataupun tidak.
***
Aku sedang marah, dan sudah seharusnya untuk seorang pasangan kekasih jika dalam keadaan ini kamu harusnya merayu ku, karena aku memang sedang merajuk.
Tapi tidak dengan ku, tidak dengan hubungan kekasih antara aku dengan Mas Ayden, apa mungkin karena Mas Ayden tidak pernah menganggap aku sebagai kekasih atau memang begitulah sikap dia.
Aku tidak mengerti, benar-benar tidak mengerti. Haruskah aku mengakhiri hubungan ini? hanya sampai di sini, aku mulai lelah mencintai mu. Karena sikap mu yang menunjukan seakan-akan tidak peduli akan aku.
Jika di pikir-pikir selama ini memang hanya aku yang selalu mencintai nya, memberikan perhatian lebih, pun dengan selalu mengkhawatirkan akan dirinya.
Dia pernah memberikan aku Coklat dan Bunga, tapi itu pun hanya karena saat itu hari Valentine dan dia tidak benar-benar membeli nya sendiri.
Aku mulai goyah dengan hubungan ini, aku mulai meragukan Mas Ayden mencintai ku.
***
13:40 Mas Ayden kembali ke kantor, dan tidak menyapaku sama sekali. jangankan membelikan makanan, Aish... sebenarnya apa yang aku harapkan darinya ? Sudah amat sangat jelas Na, bahwa Mas Ayden tidak mencintai mu, sadarlah :'(
17:00
Sudah waktunya jam pulang, sedari tadi aku memang banyak memikirkan hal yang tidak-tidak tapi mungkin saja hal itu memang benar adanya.
Aku memutuskan untuk pulang dan melapor, ia itu sudah menjadi kebiasaan ku, dan sama sekali tidak mengharapkan apa-apa.
"tok tok..."
"Masuk !"
"Permisi Pak, semua berkas-berkas sudah saya kerjakan, saya pamit pulang".
"Oh, Iyah". Aku masih berdiri di tempatku dan seketika pikiranku kembali melayang.
Yeah, seperti inilah gaya pacaran aku dengan atasan ku, tidak lebih baik dari sekedar Sekretaris dengan CEO nya. jangankan mendapat perhatian lebih, sekedar percakapan sweet saja tidak pernah terjadi apalagi untuk pulang pergi kerja bersama.
Aku memang cukup sering semobil tapi tidak lebih dari rekan kerja saja, yah hanya beberapa kali mungkin semobil dalam hubungan kekasih.
"Nareta ?"
"Hah, Iyah?"
"Kamu beneran gak sakit ?"
"Heh, enggak kok. Aku baik-baik saja, kenapa?"
"Emm, syukurlah. besok ada meeting penting, datang lebih awal yah !"
"Ahh, Baik, saya permisi"
"Hm, Hati-hati di jalan"
***
Aku segera pergi, dan berjalan ke meja kerja ku untuk mengbil tas kerja dan beberapa file yang sekiranya bisa aku kerjakan di rumah untuk mengisi waktu luang.
Dan tiba-tiba saja aku merasa... Whaa... dia benar-benar menyebalkan. dia sama sekali tidak mengkhawatirkan akan ke adaan diriku, melainkan dia hanya mengkhawatirkan akan pekerjaan dan perusahaan nya.
Hah, betapa menyedihkan -,- nya aku.
Next ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments