tiga

Nareta Subagja

14 Maret 2017

Aku sedang duduk termangu di depan meja rias, saking fokusnya dengan dunia ku sendiri, aku sampai tidak menyadari bahwa Ibu sudah ada di sampingku.

"Na, Tong ngalamun wae ath"

(Na, jangan bengong terus dong)

"Hah?" aku sedikit terperangah karena terkejut

"henteu ngelamun da Bu"

(gak bengong kok Bu)

"Hm, Na Ibu tahu, kamu gak bisa bohong"

"Ah, Iyah abis mau gimana lagi dong Bu ? Nana bingung gak bisa nolak perjodohan ini. Dan itu artinya Nana harus putus dari Mas Ayden"

"Iyah, kamu harus persiapin semua konsekuensinya. Ibu percaya sama Nana, bisa mengambil pilihan yang bijak. Yasudah ibu keluar dulu yah. Barang-barang yang mau di bawan besok udah semua?"

"Iyah, udah semua kok Bu"

***

aku sudah tiga hari tinggal di Bandung memikirkan apa yang terjadi dan apa yang harus aku lakukan. Sementara aku sedang galau, gelisah, selama itu juga Mas Ayden menghilang, tak ada kabar, dan tak bisa di hubungi.

Ini kali pertama Mas Ayden bersikap begini. Tapi aku tidak ingin berprasangka yang tidak-tidak. Lagi pula besok aku balik Jakarta, dan akan aku tanyakan secara langsung apa yang di lakukan nya, tiga hari meeting di luar kota? sesibuk itukah sehingga tak ada waktu untuk sekedar memberi kabar bahwa dirinya tengah baik-baik saja? atau Mungkinkah ada masalah ? Hm, semoga saja tidak.

Dan mungkin aku harus mulai menjelaskan situasi yang terjadi kepadaku. Berharap Bapak masih bisa melunak saat nanti Mas Ayden datang ke rumah.

***

15 Maret 2017

Pagi ini aku kembali ke Jakarta memakai angkutan transportasi umum pemberangkatan subuh pukul 03:00 pagi. Dan satu jam lalu aku sudah mengabari kalau aku akan tiba di stasiun KAI sesuai jadwal yaitu pukul 08:00 dan Mas Ayden bilang akan menjemput ku di sana.

Jujur saja aku sangat tidak sabar ingin bertemu, karena rindu 😅

***

"Nareta ?"

"Hay :)"

Aku segera menghampiri Mas Ayden yang sedang melambaikan tangannya ke arah ku.

Tidak ada pelukan. Hanya senyuman, itu sudah cukup. Mas Ayden mengambil alih koper yang sebelumnya aku bawa dan menyimpannya di bagasi mobil.

Lalu, Mas Ayden kembali ke depan dan membukakan pintu mobil untukku. Manisnya ^^ Aku gak pernah membayangkan jika suatu saat nanti ... semua ini akan menghilang :(

***

Saat dalam perjalanan menuju kantor, aku ingin sekali menceritakan semua kegelisahanku. Namun sepertinya, ini bukan waktu yang tepat, Mas Ayden malah sibuk dengan handphonenya.

Aku tidak memiliki keberanian untuk memulai percakapan, apalagi jikalau meminta Mas Ayden untuk segera menghadap Bapak. Mereka berdua adalah Pria yang paling aku cintai sekaligus aku takuti, dan saat ini aku benar-benar bingung.

satu jam berlalu, yang ku lewati hanya dengan diam. Sepanjang perjalanan itu, aku hanya dapat menatap wajah Mas Ayden dari samping, tanpa mampu berkata sepatah katapun. Begitu pun dengan Mas Ayden, akan tetapi Mas Ayden bukannya tidak mampu berkata, melainkan dia benar-benar sibuk dengan dunianya sendiri.

***

saat tiba di depan kantor, akhirnya aku memberanikan diri untuk berkata. "Terima Kasih :)"

"Heh, Ahh... Iyah sama-sama". Lalu Mas Ayden berlalu begitu saja. Sementara aku ? aku masih terpaku menatap indah punggung nya yang perlahan semakin menjauh dan tak terlihat lagi. Hari ini aku kembali menjadi Nareta sang Sekretaris~

***

Seperti biasa aku melakukan pekerjaan dengan rapi dan tak memberikan celah untuk Mas Ayden marah, Jam kantor pun berakhir. Aku segera memasuki ruangan Mas Ayden untuk berpamitan.

"Ehem. . ."

"Eh, hey :) sudah mau pulang?"

"Iyah"

"Em, sorry yah aku gak bisa anterin kamu, gak apa-apa kan? soalnya aku mesti jemput Mamah"

"Ah, Iyah gak apa-apa, yasudah aku pulang dulu yah"

"Iyah, hati-hati"

***

Tidak ada ucapan yang spesial, tidak ada kecupan atau apapun selayaknya orang pacaran di usianya yang sudah matang.

Iyah aku dan Mas Ayden memang sepakat untuk tidak melakukan kontak fisik selagi belum ada ikatan suci pernikahan, akan tetapi sikapnya terasa aneh, sepanjang perjalanan menuju kosan, isi kepalaku hanya di penuhi dengan kecurigaan dan kegelisahan ku sendiri, seharian ini juga sikap Mas Ayden berubah.

Sudah aku pastikan bahwa keadaan di kantor baik-baik saja. Tapi, memang Mas Ayden nya saja yang seakan tidak lagi peduli akan aku. Malah tadi siang aku melihat Mas Ayden berbincang-bincang dengan Tania Sekretaris sementara saat aku tidak ada.

Ku akui dia memang cantik, lebih tinggi dari pada aku, berkulit putih, dan satu hal, yang membuat Mas Ayden melupakan aku dengan begitu mudahnya. Tania sangat mudah bergaul dan membuat lawan bicaranya merasa nyaman.

Lalu, sekarang apa yang harus aku lakukan?

tidak ada yang bisa aku lakukan. Selain bersyukur atas apa yang saat ini tengah aku miliki, dan apa yang menjadi kekurangan ku sedikit demi sedikit akan aku perbaiki, tentunya dengan proses yang tidak sebentar.

***

Aku sedang duduk di depan televisi, jarum jam sudah menunjukkan pukul 23:00 tidak biasanya aku seperti ini, aku memilih jadwal tidur pukul 21:00 yang tidak pernah aku langgar. Tapi untuk malam ini, aku seperti tidak memiliki alasan untuk tidur, Bagaimana bisa aku tidur? sementara di kepalaku saat ini, begitu banyak permasalahan yang tidak dapat aku selesaikan.

Aku mencoba berpikir keras mencari solusi untuk permasalahan ini. Bagaimana caranya berbicara kepada Mas Ayden, memintanya untuk segera menemui Bapak dan Ibu.

aku sangat gelisah, ku lihat layar handphone dan membuka aplikasi chatting berwarna hijau muda itu... dan ku tulis nama Mas Ayden, Hah? ku dapati dia sedang online, hal ini pun tidak biasanya Mas Ayden lakukan.

Aku dan Mas Ayden memiliki jam tidur yang sama, dan saat ingin tidur alat komunikasi apapun terutama handphone selalu di Non aktifkan.

aku merasa ada sesuatu yang tidak beres, tapi entah apa itu? aku semakin berpikir yang tidak-tidak, yang justru membuat aku semakin tidak tenang dan membuat aku enggan untuk memejamkan mata.

satu hal yang aku yakini, semakin pikiran kita berkelana maka semakin kita menaruh kecurigaan yang belum pasti. Dan aku sadari, hal itu hanya akan menambah kerusakan dalam hubungan yang sedang aku jalani. Dan aku tidak menginginkan akan kehancuran itu terjadi. sebisa mungkin jikapun memang Mas Ayden memiliki salah terhadapku, aku tidak ingin mengungkitnya, aku tidak ingin membahasnya, lebih baik aku memendamnya.

aku tidak ingin hubungan yang sudah terjalin dengan begitu lama dan baik-baik saja berakhir begitu saja hanya karena masalah yang tidak seberapa.

next?

Terpopuler

Comments

Najwa Fajarina

Najwa Fajarina

kynya ada cewek lain deh..

2021-09-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!