Ros beranjak dari tempat tidur ketika mendengar mak Siti memanggilnya dari teras rumah dan sebelum meninggalkan Yola yang pulas Ros meletakkan guling di sisi tempat tidur mereka,takut jika Yola berguling jatuh, dia berjalan mengatur langkahnya pelan menuju pintu yang depan yang tertutup.
"iya mak,,, " Ros membuka pintu dan mendapati Mak Siti dengan buku arisan di tangannya "masuk mak,, " Ros ramah mempersilakan mak Siti masuk
"tidak usah Ros, masih banyak yang mau mak tagih, ini harusnya semalam, tapi anak mak si Berto demam semalam jadi baru bisa hari ini, habis ini langsung antar arisan ke Bik Pinem, tadi dia sudah telp, katanya mau bayar kuliah anaknya" mak Siti panjang lebar bercerita.
"sebentar ya mak" Ros segera masuk lagi kekamar, sekilas melihat Yola masih tertidur, segera dia membuka Lemari pakaian, dan meraba bagian lipatan bajunya, diapun mengambil dua lembar uang seratusan, tanpa terasa matanya mengembun, Ros teringat jika uang itu berasal dari mamanya yang dikirim buat Yola karena belum pernah ketemu cucunya, jadi mamanya transfer satu juta ke rekening tetangga Ros tanpa sepengetahuan Ben,Ros segera mengusap air matanya dan berjalan cepat memberikan ke Mak Siti.
"ini mak,,mak,, jgn sampai tau suamiku ya," Ros memohon, "bulan besok terakhir aku yang dapat arisan tolong ya mak, ini arisan suamiku tidak tau" dan mak Siti tersenyum dan mengangguk, walaupun Ros tidak cerita, tapi Mak Siti paham ada beban yang disembunyikan Ros.
Dulu saat dia masih bekerja dia punya dua rekening bank, tapi Ben tau rekeningnya cuma satu yang digunakan perusahaan untuk membayarkan gaji, dan Ben pun tidak pernah tau berapa banyak gaji Ros, setiap bulan Ros selalu mengisi rekening banknya untuk jaga-jaga, ternyata itu bermanfaat, selain dia masih memiliki tabungan suaminya pun tidak tau keberadaannya, walau uang rekeningnya sudah mulai menipis, mengingat dia gunakan untuk kebutuhannya sehari-hari bersama Yola, tapi setidaknya dia masih bisa bernafas.
Ben memang terlalu, Ben tega sebulan sekali dia akan pergi ke kota berbelanja sembako Beras 20kg, Gula 5kg, M. Goreng 5ltr, deterjen 3 kg, kopi 1kg tanpa melibatkan Ros, alasan ya anak, ini adalah belanja yang harus diolah Ros tiap bulan dan harus cukup, dan untuk sayur-sayuran Ben akan berbelanja di pasar terdekat sekali seminggu.
Sungguh Ros tidak pernah terpikirkan akan seperti ini, seharusnya jika Ros sudah berhenti bekerja Ben harusnya menyerahkan gajinya ke Ros untuk di olah dan dipergunakan untuk kebutuhan keluarga, tapi ini tidak, sakit hati Ros, padahal dulu hidupnya mewah tidak ada yang membatasi keuangannya, untuk memberi ke orangtuanya saja belum pernah sejak menikah.
Ros mengusap wajahnya, dan disaat yang sama dari ujung jalan Ben terlihat pulang mengendarai motor Trail nya,,segera Ros berlari ke dapur menyibukkan diri.
Terdengar motor sudah didepan rumah dan suaranya dimatikan, tak lama pintu dibuka dan ditutup kembali.
"Yola mana? " Ben bertanya sambil meletakkan topi nya
"tidur,,, "
"buatkan makan siang" menarik satu kursi yang di meja makan
Ros dengan sigap mengerjakan yang diperintah suaminya,, terhidang sudah nasi putih, telur bulat sambal, juga tumis kangkung. Ben menanatap hidangan itu
"diganti menunya kenapa dek? " pagi tumis kangkung, siang tumis kangkung, malam tumis kangkung, gak bosan? aku capek kerja tapi makanan pun terancam."
"yang belanja siapa? " Ros tersinggung,
"iya tapikan kamu bisa pake uangmu dek"
Ros meletakkan lap yang dipegang ya kasar di meja makan, berlalu pergi dari hadapan Ben, sakit lagi hatinya, Ros begitu lemah, seperti tidak punya kekuatan, namun sebenarnya dia masih mencoba bertahan menghadapi suami yang luar biasa pelit dan perhitungan ini. Ros masuk kamar, disana Yola masih tertidur, diapun ikut membaringkan tubuhnya disamping putrinya, dan tidak keluar dari kamar sampai suaminya berangkat lgi kerja selepas makan siang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments