Dulu di depan Glenn perempuan ini masih sangat polos. Rachel belum mengenal make up tebal dan rambutnya hanya sekedar dirapikan biasa. Tapi kini Rachel tidak mau bertingkah seperti perempuan 5 tahun lalu. Perempuan lugu dan polos yang sering diberi harapan palsu oleh beberapa pria.
Rachel sengaja tidak membawa kendaraan, dia sedang mengerjai Glenn untuk mengantarnya. Tiba-tiba hujan lebat turun, Glenn turun membawa payung dan dia memayungi Rachel masuk ke mobil mewahnya.
"Boleh juga dia sekarang. Apa dia sekarang jadi perampok atau bos mafia." batin Rachel.
Saat Rachel duduk otomatis dress di atas lututnya naik. Glenn mengambil jaketnya dari belakang mobil dan dia menutupi paha Rachel dengan jaketnya.
"Mau ku antar pulang ke rumah?"
"Aku lagi berantem. Kita pulang ke kosanku aja."
"Kita?" tanya Glenn bengong.
"Ya kan kamu mau nganter aku pulang. Jadi kita."
"Ya."
Rachel sengaja menggoda Glenn agar pria itu menganggapnya perempuan tidak baik. Sehingga dia mengurungkan niatnya untuk mendekatinya.
"Kenapa dia terus menggodaku? Mana perempuan kalem 5 tahun lalu?" tanya Glenn dalam hati.
Glenn menghentikan mobilnya di depan kosan Rachel.
"Gak mampir,"
Glenn menggelengkan kepalanya.
"Gak enak sama bu kosan dan temanmu yang lain."
"Kalo di sini mah santai, mau main sampe subuh juga gak papa." goda Rachel.
"Gak. Makasih Hel. Aku pulang dulu ya."
Rachel tertawa lepas saat Glenn sudah meninggalkan kosannya.
"Pasti besok dia gak akan ngehubungin aku lagi. Ilfeel banget pasti dia."
Rachel masuk ke kosannya, dia sambil bernyanyi merebahkan tubuhnya di ranjang. Dia masih saja tertawa karena berhasil mengerjai tukang ghosting seperti Glenn. Yes, pria itu memberinya harapan palsu, saat Rachel mengajalnya serius pria itu malah menghilang seperti ditelan bumi.
Rachel menelpon sahabatnya dia ingin sekali menceritakan keseruan tadi. Suara cempreng terdengar dari seberang
"Gimana kencanmu?" tanya Dewi penasaran.
"Lancar. Aku juga menggodanya seperti wanita murahan. Biar dia ilfeel."
"Dasar anak nakal. Bukannya kamu cari calon suami sekarang."
"Dia sudah buat aku muak. PHP-in aku sampe udah nunggu-nunggu bakalan dilamar. Nyatanya dia malah kabur."
"Dia dulu masih kere Hel. Mungkin dia rendah diri karna kerjanya belum mapan."
"Kamu pikir aku perempuan apaan. Aku juga akan menemaninya menggapai kesuksesan. Bukan malah datang setelah sukses."
"Mungkin dia punya alasan sendiri Hel."
"Kamu dibayar berapa sampe belain segitunya."
"Aku sama dia itu udah temenan dari tk. Udah pasti aku kenal diam"
"Pokoknya aku bakal ngerjain dia sampe balas dendamku tercapai. Sampe puas."
"Dasar bocah tengik kamu Hel."
Dewi menutup panggilan telpon mereka sambil berteriak cukup keras. Sementara Rachel tertawa sambil bergulingan di ranjangnya.
Paginya Glenn menawarkan tumpangan Rachel untuk mengantar ke kantornya. Mobilnya ditinggal di kantor karna dia sengaja tidak membawa mobil. Glenn shock melihat pakaian yang dikenakan Rachel.
Matanya segera melihat ke arah lain. Rachel tertawa dalam hati. Padahal nanti dia sampai di kantor maka dia akan bergegas ganti baju.
"Ke kantor pake baju gini boleh?"
"Boleh. Apa kamu tertarik?"
"Gak."
"Padahal kalo kamu tertarik kita bisa langsung ke hotel." canda Udang
Glenn terdiam.
"Aku hanya bercanda. Gak usah dibawa tegang!" ujar Rachel sambil tertawa.
Glenn berusaha fokus untuk menyetir. Lalu dia mampir ke Anna cafe untuk membeli kopi. Glenn tidak menyuruhnya turun karena dia yang memesan kopi.
"Terima kasih ya."
"Sama-sama."
"Aduh kopinya kenapa bajuku lagi."
"Apa kita mampir ke butik untuk membeli baju?"
"Gak usah. Aku bawa baju ganti nanti aku bisa ganti di kantor. Kamu gak sibuk nganter aku pagi-pagi?"
"Waktuku luang untukmu."
"Haduh, bajunya warna putih jadinya kotor keliatan."
"Kenapa juga pagi-pagi pake baju seperti ini?"
Glenn memberinya lembaran tisu.
"Kalo malem boleh berarti. Jangan kira aku gak tau kamu suka ke klub malam."
"Kamu tau dari mana?"
"Waktu aku menjemput temanku yang mabuk bareng Dewi. Sebenarnya aku melihatmu sekilas. Tapi aku gak sempat untuk berlama-lama di sana."
"Aku ke sana bukan mencari wanita malam. Ada urusan pekerjaan yang membuatku terpaksa harus ke sana. Kita hanya ikuti permainan rekan bisnis kita."
"Kamu sekarang minum?"
"Sejak perpisahan kita 5 tahun lalu, aku jadi pria pencinta alkohol."
"Dan aku benci pria seperti itu plus pria perokok."
Glenn membuka dashboardnya terlihat beberapa minuman beralkohol dan rokok. Lalu Glenn kembali menyesap kopinya untuk menutupi rasa canggung.
"Aku gak mau membohongimu. Aku peminum dan perokok. Sebenarnya aku minum untuk menghilangkan stres karna rutinitas ku yang padat. Itu membuatku ketagihan."
"Udah coba terapi?"
"Aku belum ada waktu. Mungkin kalo menikah nanti aku harus ikut terapi."
"Setelah lama gak bertemu. Ternyata kita semua berubah. Mungkin kamu liat aku juga begitu. Banyak perubahan pada kita."
"Mungkin kamu akan kaget karna aku gak sama dengan Glenn yang dulu. Aku serius padamu."
Rachel tersenyum sinis sambil membuang muka.
"Kamu yakin. Kamu ingat kan yang aku katakan. Usiaku udah mau masuk 30 tahun. Aku sudah mapan. Mobil, penghasilan ada dan rumah sedang tahap pembayaran akhir. Mungkin untuk lebih serius aku udah gak berminat lagi. Itu seperti impian kecilku saat muda dulu. Di mana aku harus menikah usia 25 tahun kemudian punya anak dan berjuang bersama dengan pasanganku."
Rachel menghela napas.
"Sekarang kamu datang setelah sukses dan aku juga udah mapan. Jadi untuk ke jenjang serius aku gak janji." aku Rachel.
"Waktu gak bisa memaafkan ku?"
"Aku udah maafin kamu. Itu bukan kesalahanmu tapi keegoisanku ingin memiliki apa yang aku inginkan tanpa bertanya apakah orang lain setuju dengan keinginanku. Dulu aku pemaksa."
"Makanya aku suka kamu yang keras, semangat dan gak kenal takut itu."
"Makanya aku dulu memaksamu tanpa bertanya."
"Kenapa kamu suka kopi pahit itu." tanya Glenn mengalihkan pembicaraan.
"Karna seperti hidup. Pahit. Karna banyak yang di awal manis pas di akhir pahit."
Glenn masih teringat bahwa itu dirinya. Dia merasa bersalah karen dia meninggalkan perempuan itu 5 tahun lalu. Dia semakin terdiam dan dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Rachel ke luar dari mobil Glenn dan masuk ke dalam kantor.
"Apa dia mau serius padaku? Dasar br****ek!" umpat Rachel.
"Dia meninggalkanku pas aku ngebet pengen nikah. Dan sekarang dia mau serius sama aku. Lelucon sekali pernikahan baginya."
Rangga tertawa melihat Rachel mengumpat kecil. Walaupun suaranya pelan Rangga masih dapat mendengar umpatan Rachel. Pria ini diam-diam mengagumi Rachel. Namun dia tahu untuk mendapatkannya sangat sulit karena Rachel perempuan yang keras dan susah untuk ditaklukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments