Ranti membantu Rachel merapikan kosannya. Rachel belum banyak memiliki barang, di kamar kosannya hanya ada ranjang dan kursi. Mereka berdua menghempaskan diri ke ranjang baru Rachel.
"Aku pesan makan ya. Kamu mau makan apa?"
"Ayam goreng plus minuman dingin Hel."
"Siap. Aku pesan makan siap saji aja. Males banget mau ke luar cari makan."
Baru saja Rachel akan memesan makanan. Pintu kosannya sudah diketuk dengan keras.
"Siapa sih berisik banget?"
"Kita liat Ran."
Rachel merasa jantungnya akan copot karna mendapati dua sahabatnya berdiri di depan kosan sambil menenteng banyak makanan dan barang.
"Kalian bawa apa?"
"Ini kompor dan beberapa baju baru karna kamu jadi gembel sekarang. Ini hadiah dariku Hel."
"Ini magic com, dispenser, sama sapu tadi mamaku yang beliin." seru Hendra.
Rachel terharu melihat dua sahabatnya begitu perhatian padanya.
"Ini kami belikan ayam goreng dan minuman soda."
"Rejeki nomplok ini." ujar Ranti.
"Ini siapa?"
"Ranti."
"Dewi."
"Hendra." sahut Hendra sambil menggenggam erat tangan Ranti.
"Bisa ae mas bambang. Dasar buaya!" ucap Rachel.
"Hahahaha, dia mana tahan ketemu cewek cantik. Move on juga dari cewekmu itu."
"Jangan mengingatkan masa lalu. Bikin sedih aja." sahut Hendra pura-pura sedih.
Mereka duduk di lantai mengelilingi meja sambil makan ayam goreng dan soda sambil bercanda. Rachel menatap layar handphonenya ada nomer baru mengiriminya pesan Wa.
"Malam, Rachel"
"Ini siapa"
"Glenn. Aku minta nomermu dari Dewi. Kamu sehat"
"Aku sehat"
"Kalo kamu gak keberatan. Besok kita bisa ketemu"
"Aku liat jadwal dulu ya"
"Kalo kamu gak sibuk datang ke Anna Cafe. Nanti aku share loc alamatnya"
"Oke"
"Thank ya"
Rachel malas melayani pesan Glenn panjang lebar. Dia tahu betul pria itu pernah mematahkan hatinya. Hingga dia berusaha pindah kantor agar dia bekerja jauh dari pandangan pria itu. Rachel menghela napas panjang.Rachel membuka paper bag berisi baju yang dibelikan Dewi. Dia belum sempat untuk membeli pakaian karena harus bekerja sampai malam.
"Ya Ampun, ini baju kenapa dress semua sih. Wajar aja Dewi kan feminim banget" ucap Rachel sambil memilih-milih.
Rachel adalah orang yang simpel dia lebih suka menggunakan celana jeans dan kemeja. Kalau dia menggunakan dress untuk bekerja terkesan ribet. Dia memutuskan untuk menggunakan dress warna hitam kombinasi putih kotak-kotak dengan sepatu kets putih.
"Ya Ampun, ini baju kenapa dress semua sih. Wajar aja Dewi kan feminim banget" ucap Rachel sambil memilih-mili
Rachel membuka paper bag berisi baju yang dibelikan Dewi. Dia belum sempat untuk membeli pakaian karena harus bekerja sampai malam.
Glenn menepikan mobilnya di Anna Cafe. Pemilik cafe menyadari pelanggannya datang.
"Mba, pesan satu ice frappe coffee."
"Satu Ice americano juga ya mba." kata perempuan di sebelah Glenn.
Glenn memesan dua minuman dan beberapa makanan yang membuat meja mereka penuh. Dia memakan foam yang menutupi minumannya.
"Udah lama gak ketemu?"
"Lima tahun." sahut Rachel.
"Kamu masih bekerja di perusahaan mobil?"
"Masih. Kamu?"
"Aku udah resign. Sekarang coba usaha sendiri."
Rachel menatap Glenn, pria itu sudah berubah dari tampilannya. Dia menggunakan setelan jas mahal itu berbeda dengan beberapa tahun lalu yang hanya menggunakan celana dan kemeja agak lusuh.
"Kamu udah nikah?"
"Belum. Kamu salah paham, itu adik perempuanku. Si bungsu."
"Oh...."
"Hel, aku menemuimu bukan untuk main-main."
"Maksudnya?"
"Mungkin kamu berpikir kenapa orang ini deketin aku lagi. Dulu kita masih muda, sekarang kita udah sama-sama dewasa. Aku gak akan pergi lagi."
Deggggg,,,, pikiran Rachel kembali menginggat kenangan lima tahun lalu. Saat Glenn hanya memberinya harapan palsu dan menghilang.
Rachel muda masih berusia 23 tahun. Dia baru masuk perusahaannya sekarang. Sedangkan Glenn masih pegawai biasa namun dia tampan dengan setelan celana kain dan kemeja agak lusuhnya.
"Glenn, aku mau tanya. Kamu sering ngajak aku jalan trus kamu juga main ke rumahku. Hubungan kita ini apa? Teman? Mustahil ada pertemanan antara laki-laki dan perempuan tanpa ada sesuatu di dalamnya."
"Aku ngerti maksud kamu. Aku ingin mengenalmu agar nanti kita tidak canggung."
"Kamu gak ada rencana untuk menikah?"
"Ada. Tapi belum dalam waktu dekat ini.
"Jadi kamu cuma mau main-main aja?"
"Gak. Aku pasti akan menikahi mu."
"Pekerjaan kamu ada. Kenapa kamu takut menikah?"
"Aku gak mau buat anak orang susah dengan nikah sama aku yang gaji aja masih pas-pasan."
"Aku akan menemanimu sampai sukses. Aku juga bekerja jadi bisa membantumu."
"Laki-laki juga punya harga diri Hel."
"Kita udah seperti ini selama 1 tahun. Berjalan tanpa status dan bertemu seperti orang pacaran. Apa aku menikah dengan orang lain saja?"
"Jangan!"
"Aku ingin menikah dan memiliki anak. Aku takut kalo ambisi ku menggebu mungkin aku tidak akan menikah. Karna aku sudah punya semua untuk apa aku menikah. Uang ada mobil ada rumah ada. Setelah aku menemukan itu maka aku gak butuh laki lagi."
Glenn terdiam sambil menyesap kopinya. Rachel masih terus mengoceh hingga banyak kata-kata yang semestinya dia tahan malah semua keluar dari mulutnya. Dia tidak tahan lagi hanya menjalani hubungan tanpa ada ikatan. Dia ingin segera menikah karena sudah tidak tahan lagi dengan kehidupannya sekarang. Dia lemah untuk berdiri sendiri dan dia butuh sandaran untuk berteduh. Rachel memilih Glenn karena pria itu terlihat baik apa adanya. Dia tidak minum, merokok dan berjudi. Glenn hidup sederhana dengan bekerja sebagai pegawai kantoran.
"Kamu cantik dan masih muda. Apa gak sayang kalo nikah muda?"
"Justru masih muda aku masih mau nikah. Kalo umurku udah lebih dari 30 tahun mungkin aku udah males buat nikah. Yah,,, karna aku udah punya segalanya."
"Kamu liat aku. Apa bisa cowok naik motor butut gini nikahin anak orang."
"Kalo kamu nekat bisa aja. Semua itu tergantung kamu mau atau gak nya."
"Aku mau nikahin kamu. Tapi untuk hidupku aja gajiku gak cukup. Banyak masalah di hidupku."
"Kalo aku suruh nemuin Papa untuk ngomong serius. Apa kamu berani?"
Glenn hanya terdiam tanpa menjawab. Dia memang belum siap untuk menikah dan dia akan fokus pada pekerjaannya. Tapi lain dengan Rachel, dia hanya perempuan yang butuh kepastian. Setelah obrolan mereka itu Glenn menghindarinya. Itu membuat Rachel sakit hati dan harga dirinya jatuh seketika. Dia berjanji pada dirinya kalau dia bertemu Glenn lagi maka dia akan balas dendam dan dia akan tinggalkan pria itu saat jatuh cinta padannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments