Rachel terbangun saat alarm handphonenya berbunyi. Setelah dia membersihkan badannya dan berdandan. Dia menghempaskan lagi tubuhnya di ranjang hotel. Dia memijit kepalanya yang berdenyut. Dia bangkit dari ranjang dan berjalan ke luar kamar hotel.
Sesampai di kantor Rachel menaruh ice americano pahitnya di meja. Rangga mendekatinya sambil tersenyum.
"Semalam kamu kemana sampai bajumu belum ganti?"
"Aku gak pulang, tidur di hotel."
Ranti rekan kerja yang duduk di depan Rachel mendelikan matanya. Dia segera mendekatinya.
"Apa sekarang kamu open bo demi punya rumah?"
Rachel tertawa mendengar pertanyaan Ranti.
"Mana berani aku Ran. Bisa digundulin Papa aku kalo sampe macem-macem."
"Terus kenapa kamu gak pulang?"
"Sebenarnya aku udah pulang tapi adek lakiku bikin naik darah. Abis berantem belum sempet ganti baju aku kabur dan tidur di hotel Ran."
"Kenapa kamu gak telpon aku?"
" Kalo sampe aku nelpon kamu bisa jadi aku bakal kamu terkam Ga. Haaaahaaaa....""
"Kamu bisa telpon aku Rachel kalo butuh sesuatu. Aku ngekos sendiri kok." ucap Ranti.
"Ran, aku butuh bantuanmu pake banget ini."
"Kamu mau cari kosan?"
"Ya, tapi untuk ku sendiri. Soalnya aku tipikal galak kalo ngekos berdua bisa jantungan temen kosku."
"Siap. Nanti kamu ke kosanku, ada yang kosong lantai dua."
"Hel, kamu bisa tinggal di apartementku. Ada kamar yang kosong kok."
"Dasar otak mesum!" teriak Ranti dan Rachel bersamaan.
Rangga hanya garuk-garuk kepala. Padahal kalo Rachel seapartement dengannya dia bisa gencar mendekati perempuan itu.
Rachel mengangkat telponnya saat melihat nama 'Dewi' muncul di layar handphonenya. Seharian ini dia mematikannya karna dia malas untuk meladeni pesan dari adiknya."Ada apa Wi?"
"Kenapa hapemu mati?"
"Aku berantem sama Ferdi. Lagi males ngelayanin omelannya."
"Aku dan Hendra panik karna tadi ditelponin Mama Papamu. Katanya kamu kabur abis berantem sama Ferdi."
"Dia selalu buat aku naik darah. Makanya langsung ku tinggal pergi."
"Terus kamu tinggal di mana?"
"Semalem tidur di hotel. Aku banyak uang Wi, jadi tidur di hotel bintang lima." jawab Rachel sambil tertawa keras.
"Ya percaya yang duitnya banyak ibu assitant manager mah. Ayo tidur tempatku aja!"
"Gak usah. Aku udah janjian mau liat kos-kosan deket teman kerjaku."
"Mau pinjem bajuku?"
"Ya Allah, seneng banget punya bestie kayak kamu. Nanti aku minta tolong Papa buat bawain bajuku."
"Ya udah nanti ku suruh ojel online nganter ke kantormu. Hel, aku mau ngomong jujur."
"Ada apa Wi? Kamu mau nikah."
"Hala, masih jauh dari angan-angan. Glenn nelpon aku nanya kamu udah punya pacar belum. Aku bilang belum punya. Dia minta nomermu dan aku kasih." cerocos sahabatnya itu.
"Bukannya dia udah punya istri mana lagi bunting lagi anak kedua."
"Kamu salah paham. Itu adik perempuannya."
"Setelah dia ghosting aku selama empat tahun tetiba dia dateng lagi.Dasar brengsek!"
"Kalian ngobrol aja dulu. Aku tau Glenn itu pria baik. Aku udah mengenalnya lama sekali."
"Terus kenapa gak sama kamu aja?" tanya Rachel ketus.
"Aku juga maunya gitu markonah. Udah ganteng plus bawa mobil mewah lagi. Tapi dia maunya sama kamu titik." sahut Dewi sambil mematikan panggilannya.
"Woy bosok. Halo!" teriak Rachel.
Rachel langsung menyadari sekitarnya tengah melihat dengan tatapan aneh. Rachel mengelus dada karena Dewi sudah menjodohkannya sampai dua kali ini. Sahabatnya tidak pernah menyerah menjodohkannya dengan pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments