Mendengar apa yang baru saja Camel katakan, membuat ibu Rina langsung menatap ke arah Santos sang putra.
"Aku akan menjelaskan semua nanti pada Ibu. Sekarang lebih kita masuk terlebih dahulu," ajak Santos pada sang ibu, ketika melihat wajah ibu Rina seolah meminta penjelasan pada dirinya, tentang ucapan yang baru saja Camel lontarkan.
Setelah ibu Rina masuk ke dalam rumah. Santos membalik tubuhnya untuk menghadap ke arah Camel.
"Ini lah tempat tinggal ku selama ini, aku bukanlah siapa siapa. Aku hanya seorang anak yang terlahir dari keluarga yang serba kekurangan," jelas Santos tidak ingin menutupi siapa dirinya sendiri.
"Apa aku boleh masuk?" tanya Camel tanpa menghiraukan ucapan yang baru saja Santos katakan.
"Silakan tapi–" Santos tidak jadi meneruskan ucapannya, ketika Camel sudah masuk ke dalam rumahnya.
Rumah yang sangat kecil dan tidak ada yang istimewa, yang lebih tepat di sebut sebuah kontrakan, karena hanya terdiri dari tiga petak ruangan.
Camel yang sudah masuk ke dalam merasa bingung saat di ruangan di mana dirinya berada hanya ada televisi kecil di atas meja yang hanya menampung televisi tersebut dan tak lupa sebuah karpet lusuh yang terdapat di atas lantai. Di mana ada seseorang gadis kecil yang duduk di atasnya sambil melihat acara televisi. Tanpa menyadari kehadirannya.
"Silakan duduk. Aku akan mengambil minum," ujar Santos dan langsung menuju ke belakang.
Tentu saja membuat Camel bingung harus duduk di mana, dan akhirnya Camel mendekati gadis kecil yang usianya sekitar tujuh tahun, lalu duduk di sampingnya.
Tentu saja membuat gadis kecil tersebut langsung terkejut.
"Siapa anda?" tanya gadis kecil tersebut.
"Aku Camel. Kamu siapa sayang?" tanya Camel sambil mengukir senyum.
"Aku Meri. Adik kakak Santos yang paling cantik," jawab gadis kecil tersebut sambil memegangi ke dua pipinya dengan ke dua jari telunjuk. "Apa Tante ingin membeli cilok buatan kakak Santos? Jika iya sepertinya hari ini kakak Santos tidak jualan,"
"Bukan sayang,"
"Masa sih. Biasanya banyak wanita cantik yang datang ke rumah, ingin beli cilok bikinan kakak Santos loh,"
"Oh iya?"
"Iya tante. Mereka beli banyak itu cilok, lalu minta foto bareng kakak, fotonya deket deket lagi," jelas gadis kecil tersebut sambil menirukan beberapa gaya berfoto.
Tentu saja membuat Camel langsung mengukir senyum melihat tingkah laku gadis kecil tersebut.
"Oh iya Meri. Aku boleh bertanya tidak?"
"Aku tahu, pasti tante mau bertanya kakak Santos sudah punya pacar apa belum iya kan?" tanya gadis kecil tersebut balik.
Membuat Camel tersenyum lagi dan menganggukkan kepala.
"Nanti aku kasih tahu, tapi goceng dulu," ucap gadis kecil tersebut sambil menaik turunkan ke dua alisnya, seperti biasa jika ada wanita yang menanyakan seperti Camel tanyakan tersebut, pasti Meri meminta imbalan.
"Baiklah," Camel pun segera mengambil uang seratus ribu dan memberikannya pada Meri.
"Tante ini kebanyakan. Aku hanya minta goceng,"
"Tidak apa itu untuk kamu,"
"Benar ya tante aku tidak memaksa ya,"
"Iya sayang. Tapi sekarang beri tahu aku, kakak kamu sudah memiliki kekasih apa belum,"
"Oke tante. Tapi sebelum itu aku mau beli es krim dulu ya. Dadah tante,"
Meri pun segera meninggalkan Camel sambil melambaikan tangan, tentu saja membuat Camel langsung menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Ibu Rina menghampiri sang putra yang berada di dapur yang sedang membuat minuman.
"Nak. Apa benar yang wanita tadi katakan jika dia calon istri kamu?"
"Iya Bu," jawab Santos yang masih sibuk membuat minuman untuk Camel.
"Kamu baru lulus sekolah. Apa tidak kamu pikirkan dulu sebelum kamu mengambil keputusan seperti ini?" tanya Ibu Rina pada sang putra.
Membuat Santos menghentikan aktifitasnya, dan sekarang membalik tubuhnya untuk menghadap sang ibu, lalu memegang ke dua bahunya.
"Ini keputusan aku untuk menikahinya, karena aku harus bertanggung jawab pada apa yang telah aku lakukan padanya,"
"Maksud kamu apa?" tanya Ibu Rina yang begitu penasaran dengan ucapan sang putra.
Dan Santos pun langsung menceritakan apa yang sebenarnya terjadi tanpa di tutup tutupi.
Ibu Rina menghembuskan nafasnya kasar setelah mendengar penjelasan sang putra.
"Maafkan aku sebelumnya Bu. Tapi Ibu dan juga Meri sampai kapan pun akan menjadi tanggung jawab ku, meskipun aku sudah menikah,"
"Tapi bagaimana dengan cita cita kamu, dan beasiswa masuk ke perguruan tinggi, jika kamu menikah,"
"Cita cita dan beasiswa bisa di pikirkan nanti. Sekarang aku hanya ingin menjadi pria yang bertanggung jawab,"
"Bagaimana kamu bisa bertanggung jawab, jika kamu tidak memiliki pekerjaan,"
"Aku akan mencari pekerjaan lain selain berjualan cilok Bu, demi istri, ibu dan juga Meri aku akan melakukan pekerjaan apa pun,"
Camel yang mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Santos langsung tersenyum bahagia. Karena ucapan Santos terdengar hingga tempatnya berada. Terlebih lagi ucapan Santos membuat Camel begitu terharu.
Bersambung.............................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Ita rahmawati
gk ush pusing² cri kerja santos..calonistrimu org tajir..tggal mnta aj 🤣🤣🤣
2022-10-31
0
GOD BLESS
calon istrimu ceo,jd bekerja aj diperusahaan camel.tamat sma mn ada perusahaan lain yg mau menggaji kerja.
2022-07-22
1
Endang Priya
terharu jadinya. keadaan membuat santos menjadi laki" bertanggung jawab walau dlm keterbatasannya.
2022-07-11
1