Dengan hanya melihatnya saja. Semua orang juga tahu jika barang yang melekat di tubuh sherly mulai dari kepala sampai ujung kaki adalah barang-barang branded, dengan harga selangit.
Malam ini Sherly sengaja berdandan dan merias dirinya secantik mungkin, dia ingin menunjukkan pada Bima jika sebenarnya dia sudah menyia-nyiakan wanita yang salah dengan membawa pulang wanita lain ke rumah mereka.
Sherly meninggalkan kamarnya untuk menemui tamu yang dibawa pulang oleh suaminya.
Dia ingin melihat, secantik apa wanita itu, sampai-sampai sikap dan perilaku bima serta ibu dan kakak begitu berbeda padanya. Apa dia wanita yang sangat cantik, kaya raya dan terkenal?! Atau hanya wanita yang mengandalkan kecantikan dan tipu dayanya.
"Wah wah wah, ternyata tamu suamiku sangat cantik. Pantas saja dia bersikeras memintaku untuk memasak dan menyiapkan makan malam, ternyata untuk menyambut teman wanitanya yang cantik ini."
Mirah pun menghampiri Sherly lalu menariknya menuju dapur. "Jaga sikapmu di depan tamu, Bima!! Jangan bersikap kurang ajar, apalagi tidak sopan. Apa kau tahu siapa wanita itu, dia adalah atasan Bima. Jadi sopan lah sedikit,"
Sherly menyentak tangan Ibu mertuanya dari lengannya. "Jangan sembarangan menyentuhku, kau bisa merusak pakaianku. Karena jika rusak kau tidak akan mampu menggantinya, apalagi dengan uang yang diberikan oleh putramu itu. Bahkan gaji Bima selama 5 bulan pun tidak akan cukup untuk mengganti pakaian ini jika sampai rusak!!" Ujar Sherly lalu meninggalkan Mirah begitu saja.
Mirah mengepalkan tangannya. "Wanita itu, kenapa dia semakin keterlaluan saja. Ini tidak bisa dibiarkan, aku akan membuat dia dan Bima bercerai. Sejak awal aku tidak pernah setuju anakku menikah dan bersanding dengan wanita kampungan itu!!"
Dengan tenang, Sherly mendaratkan pantatnya di samping Bima. Menggeser Delima yang awalnya duduk di samping suaminya tersebut.
"Maaf ya, tapi tidak baik Jika tamu terlalu dekat dengan tuan rumah, apalagi dia sudah punya istri." Ucap Sherly setengah mencibir.
Delima mengepalkan tangannya. "Maaf, tapi aku tidak memiliki maksud apa-apa ada suamimu. Kami hanya rekan satu kantor, dan aku adalah atasannya," ujar Delima.
"Maaf, tapi kita belum berkenalan. Aku adalah Sherly, dan Nyonya di rumah ini, istri sah dari Bima!!"
"Dan dia adalah Delima. Orang yang paling pantas bersanding dengan , Bima. Jadi segera tandatangani surat perceraian ini, lalu tinggalkan Bima!!" sahut Mirah sambil melemparkan sebuah kertas pada Sherly.
Sherly mengambil kertas itu, dia mengangkat sebelah alisnya setelah membaca rentetan huruf yang tulis di sana. "Surat cerai, ibu mertuaku yang paling baik sekali, tapi sayangnya aku tidak pernah berniat untuk bercerai dari putramu ini. Kami saling mencintai, dan kami berjanji untuk selalu bersama sehidup semati." Tutur Sherly sambil memeluk lengan Bima.
"Sherly, apa-apaan kau ini. Jangan seperti ini, tidak enak dilihat Delima. Dia adalah tamu, dan sikapmu sungguh tidak sopan!!" ujar Bima sambil menyentak tangan Sherly dari lengannya.
Sasa memperhatikan penampilan sherly dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia sedikit penasaran dengan barang-barang mewah yang melekat di tubuh adik iparnya.
"Bukankah yang kau pakai itu adalah barang-barang bermerek semua, dari mana kau mendapatkan semua barang-barang itu? Apa jangan-jangan kau tidur dengan om-om hidung belang, untuk mendapatkan semua barang yang kau inginkan?!" tanya Sasa menginterogasi.
Lalu Bima memperhatikan penampilan istrinya. Dia tidak menyadarinya, Sherly berbeda malam ini.
"Bener apa yang Kak Sasa katakan, dari manakah mendapatkan uang untuk membeli barang-barang ini?! Pakaianmu, perhiasan mu dan sepatumu, sampai parfum mu. Semua itu berharga mahal, lalu dari mana kau mendapatkan uang untuk membelinya?" tanya Bima meminta penjelasan.
Sherly menatap suaminya itu dengan senyum meremehkan. "Yang jelas bukan uangmu, karena uang yang kau berikan padaku tidak akan cukup untuk membeli barang-barang bermerek seperti ini, jangankan untuk membeli pakaian dan barang-barang mewah, bahkan untuk makan di Cafe saja tidak cukup!!"
"Dasar wanita tidak tau diuntung, bagus Bima masih memberimu nafkah!! Jika aku jadi dia, kau sudah aku Ceraikan sejak lama. Untuk apa mempertahankan wanita mandul sepertimu?!" Ujar Sasa ikut menyurutkan Sherly.
Sherly yang disudutkan oleh tiga orang sekaligus, justru menyikapinya dengan tenang dan acuh. Yang tidak menunjukkan emosinya sama sekali, meskipun kata-kata Bima, Mirah dan Sasa begitu menyakitkan.
"Mandul, apa kau yakin jika aku yang mandul?! Dan bagaimana mau punya anak, jika Bima saja belum pernah menyentuhku sejak kita menikah. Jujur Saja Aku curiga, jika suamiku adalah seorang impoten!!"
"SHERLY!! CUKUP!!" bentak Bima penuh emosi. "Apa pantas soal itu sekarang ada di depan tamuku, bukan aku yang tidak mau menyentuhmu, tapi kau tidak pernah membuatku berselera!!"
"Alasan, kau sangat menggelikan. Kau dan keluargamu, selalu menyudutkan ku, menganggap ku ini dan itu. Padahal kalian tidak lebih baik dariku, dan kau Bima!! Kau adalah pria yang paling pengecut dan paling brengsek yang pernah aku kenal!!"
"Sherly!!"
Bima mengurungkan niatnya untuk menambah Sherly, dia itu bangkit dari duduknya dan menarik Delima menuju meja makan. Gak bisa terkena serangan darah tinggi jika terus berdebat dengan Sherly.
-
-
Acara makan malam yang semula tenang seketika menjadi tegang karena kemunculan seorang pria asing di sana. Kemudian Sherly muncul di samping pria itu yang pastinya adalah Rey.
Sherly tersenyum sambil memeluk lengan Rey. Lalu mengenalkan pria itu pada suami, ibu mertua dan kakak ipar nya. "Sherly, siapa dia?! Kenapa kau membawa masuk pria lain ke dalam rumah ini?!" Bima menatap Sherly marah.
"Jangan-jangan dia adalah selingkuhan mu?!" Tuduh Sasa.
"Tuduhan mu sungguh tidak berdasar, kakak ipar. Jika adikmu saja bisa membawa wanita pulang ke rumah ini, lalu kenapa aku tidak. Jika begini bukankah aku dan Bima sama-sama impas?!" Tutur Sherly.
Melihat interaksi antara Sherly keluarga suaminya, Rey bisa mengambil kesimpulan jika hubungan di antara mereka tidaklah harmonis. Apalagi Sherly mengungkit kata tentang wanita lain yang dibawa pulang oleh suaminya, dan Rey menebak jika perempuan itu adalah orang yang duduk di samping suaminya.
Rumah tangga Sherly tidaklah baik-baik saja, itulah yang bisa Rey disimpulkan dari interaksi di antara mereka, ditambah sikap suaminya yang bisa dibilang sangat tidak beretika.
"Makanan di sini sangat membuatku tidak berselera. Apalagi dengan banyaknya benalu di rumah ini. Rey, ayo kita keluar dan temani aku makan malam." Sherly memeluk lengan Rey dan membawa pria itu meninggalkan rumahnya.
Sherly pergi begitu saja tanpa pamit. Bahkan dia tidak mendengarkan teriakan, cacian dan makian Bima. Bima memintanya untuk tidak pernah kembali ke rumah ini lagi, jika dia benar-benar berani keluar dengan pria lain.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Kusii Yaati
kamu saja bisa membawa tamu seorang wanita kerumah dengan santai dan tidak merasa bersalah, kenapa giliran Serly yang membawa tamu cowok kamu marah2 .... nggak jelas banget 😒
2025-04-14
0
Maria Magdalena Indarti
hah sherly blm disentuh Bima??? apa impoten???
2023-08-28
0
Jes
tadi wkt awal jumpa sama delima terkesan mereka udah lama g jumpa...kok tiba" aja dah jadi atasan Bima. masak iya bos sama anak buah g pernah jumpa
2023-01-31
0