Rey tak sedikit pun meloloskan tatapannya dari sosok cantik yang duduk disampingnya. Tatapannya begitu dalam dan menyiratkan makna yang sulit dijelaskan. Sherly yang sadar sedang di tatap pun lantas menoleh dan menatap aneh pria disampingnya itu.
Kemudian gadis itu terkekeh. Dia tau jika Rey sedang mencemaskan dirinya. Tapi apakah dirinya semenyedihkan itu?! Sherly rasa tidak, bahkan dia hidup dengan baik meskipun rumah tangganya dengan Bima sangat hambar.
"Jangan menatapku seperti itu, Rey. Kau membuatku geli sendiri," Sherly mendengus.
"Kau baik-baik saja?"
"Menurutmu? Apa aku terlihat tidak baik-baik saja. Kau salah jika berpikir hidupku sangat menderita selama ini, justru aku sangat baik. Hidup satu atap dengan orang-orang tak berpendidikan seperti mereka ternyata sangat menyenangkan. Dan aku jadi memiliki lawan untuk ribut setiap hari, detik dan menit. Bukankah itu hebat?!"
Rey mendengus. "Dasar bar-bar!!" Dan Sherly malah terkekeh menyikapi cibiran mantan kekasihnya ini.
Sherly mendongakkan kepalanya. Wajahnya menghadap langit malam bertabur bintang. Malam ini langit terlihat lebih cerah dari kemarin malam. "Aku akan bercerai dari suamiku dalam waktu dekat ini," ucap Sherly tiba-tiba dan membuat Rey menoleh seketika.
"Kau ingin bercerai?" Sherly mengangguk.
"Tidak ada yang perlu dipertahankan dari sebuah pernikahan yang hambar dan dingin seperti itu. Lagipula aku sudah terlalu muak dengan orang-orang bodoh seperti mereka, apalagi duri dalam rumah tanggaku adalah Ibu mertua dan ipar ku sendiri."
"Dan sebagai teman, aku hanya bisa mendukung apapun keputusanmu. Jika menurutmu itu yang terbaik, maka lakukan saja."
"Dan setelah bercerai, aku akan meninggalkan Indonesia dan kembali ke London. Aku ingin hidup damai di sana."
"Sepertinya kau sudah merencanakannya dengan baik,"
Sherly menggeleng. "Bukan merencanakannya, tapi memikirkannya secara matang. Aku sudah memikirkannya sejak lama, dan aku rasa ini adalah waktu yang tepat untuk berpisah darinya." Ujar Sherly.
"Dan kau akan menjadi janda,"
Sherly mengangkat bahunya acuh. "Tidak masalah, lagi pula Itu bukan sesuatu yang buruk. Meskipun titel negatif selalu melekat pada diri seorang janda. Apalagi jika jandanya masih muda sepertiku, bukankah begitu?" Sherly terkekeh.
Angin malam tiba-tiba berhembus lumayan kencang. Sherly yang tidak membawa pakaian hangatnya merasa sedikit kedinginan. Tak ingin jadi pria jahat dan membiarkan wanita kedinginan, Rey pun melepaskan jasnya lalu menyampirkan pada bahu Sherly.
"Sebaiknya aku antar kau pulang sekarang," ucap Rey yang kemudian dibalas anggukan oleh Sherly.
-
-
Sementara itu...
Obrolan hangat mewarnai kebersamaan Delima dan keluarga Bima. Mereka terlihat sangat akrab, bahkan sikap Sasa dan Mirah pun sangat ramah padanya. Sikap yang tidak pernah mereka tunjukkan pada Sherly sejak awal dia menikah dengan Bima.
Sedangkan Bima sendiri, dia juga ikut terlarut dalam obrolan tersebut. Pria itu tak jarang menggoda Delima dan membuat pipinya memerah. Bima terlihat nyaman dengan wanita itu disampingnya.
"Delima, andai saja kau datang lebih awal. Pasti yang menjadi menantu keluarga ini adalah kami, bukan gadis kampungan itu!!"
Delima meriah tangan Mirah. "Bibi jangan begitu, mungkin aku dan Bima tidak ditakdirkan untuk berjodoh. Makanya kami tidak bisa bersama-sama." Ucapnya.
"Delima, bagaimana kalau kau menikah saja dengan Bima. Banyak kok pria bersuami dua, dan istri muda selalu menjadi kesayangannya. Kakak lebih setuju jika kau yang bersanding dengan adikku."
Delima tersenyum malu-malu. Sebenarnya dia tidak keberatan untuk dijadikan sebagai istri kedua oleh Bima. Tapi masalahnya apakah Bima mau menikahinya. "Aku sih terserah bagaimana Bima nya, jika dia bersedia menikahi-ku, aku juga tidak bisa menolaknya."
"Kalau begitu segera tentukan saja tanggal dan harinya!!" Sahut seseorang dari arah pintu. Semua orang menoleh, dan terlihat Sherly yang sedang berjalan menghampiri mereka berempat.
Sherly melemparkan sebuah kertas ke atas meja. "Itu adalah surat perceraian kita. Sebaiknya segera tanda tangani dan urusan diantara kita selesai!!"
"Oh, jadi kau ingin bercerai dari Bima?! Bagus sekali, kenapa tidak dari dulu saja, kenapa harus bertele-tele?! Bima, sebaiknya segera tanda tangani surat perceraian itu. Dengan begitu kau bisa bebas dari jeratan wanita mandul ini!!"
Bima bangkit dari duduknya dan menatap Sherly dengan tajam. "Jadi kau ingin bercerai dariku?! Baik, akan ku kabulkan. Tapi jangan harap kau bisa mendapatkan kompensasi dari perceraian itu. Dan masalah harta gono-gini, kau tidak akan mendapatkannya sama sekali!!" Tegas Bima.
"Tidak masalah, anggap saja uang yang sudah aku keluarkan untuk membeli rumah ini aku layatkan pada kalian bertiga. Jadi jika kalian bertiga mati tiba-tiba, aku tidak perlu datang untuk melayat lagi," ujar Sherly panjang lebar.
Plakkk!!
Sasa berdiri dan langsung menampar Sherly. Kata-kata wanita itu benar-benar membuat Sasa naik darah. "Dasar wanita kurang ajar, jadi kau menyumpahi supaya kita bertiga mati?!" Bentak Sasa penuh emosi.
"Ya." Jawab Sherly dengan santainya. "Sudah ya, aku tidak ada waktu untuk meladeni kalian lagi."
Kemudian Sherly mengeluarkan ponselnya dan terlihat menghubungi seseorang. "Datang sekarang, dan jemput aku." Pinta Sherly pada orang yang dia hubungi tersebut. Bima menduga jika itu adalah tamu Sherly yang datang tadi.
Gyutt..
Pria itu mengepalkan tangannya. Dan Bima bersumpah tidak akan pernah memaafkan perempuan ini, dia akan menalak Sherly lalu menikahi Delima. Karena hanya Delima yang layak dan pantas bersanding dengannya. Bukan wanita seperti Sherly.
-
-
Sebuah mobil mewah berhenti di halaman rumah sederhana, rumah yang Sherly tempati sejak menikah dengan Bima dua tahun lalu. Seorang pria keluar dari mobil tersebut dan berdiri di samping pintu. Bima, Mirah, Sasa dan Delima yang penasaran pun segera keluar.
Mirah menghampiri pria itu. "Kau siapa dan kenapa kau datang kemari?" Tanya ibu dua anak tersebut.
"Saya datang untuk menjemput Nona besar." Jawabnya.
Mirah memicingkan matanya. "Nona besar, memangnya siapa Nona besar mu?"
"Aku!!" Sahut Sherly.
Wanita itu merubah total penampilannya. Bukan lagi Sherly yang berdandan asal-asalan. Dari ujung rambut sampai ujung kaki, semua barang yang melekat di tubuhnya adalah hasil rancangan desain dunia.
Kecantikan yang selama ini tersembunyi di balik kacamata dan rambut ekor kudanya, hari ini dia bukan dihadapan Bima dan keluarganya. Bima sampai tidak berkedip melihat bagaimana cantiknya Sherly malam ini.
"Nona besar, silahkan."
"Sherly, tunggu!!" Seru Bima sambil menatap lengan Sherly. Wanita itu menatap tangannya yang di pegang oleh Bima lalu berlatih menatap pria itu. "Jangan pergi, kita bisa memperbaiki hubungan ini. Aku akan bersikap baik padamu."
Sherly menyeringai sinis. Dengan kasar dia menyentak tangan Bima dari lengannya. "Apa kau bilang? Memperbaiki hubungan ini?! Sudah terlambat!! Sampai jumpa!!" Sherly masuk ke dalam mobilnya.
Bima berlari mengejar Sherly yang mobilnya melaju menjauh. Gadis itu menyeringai sinis, Bima sungguh sangat menggelikan.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Kusii Yaati
pengen tertawa aq 🤣
2025-04-14
0
Aqiyu
ckkk.... Bima kau menggelikan
2022-12-12
0
Ernadina 86
cih manusia menjijikan
2022-10-07
1