Kesurupan Masal

Sudah hampir satu bulan Febry bekerja di lingkungan yang katanya horror dan banyak penghuninya. Tapi, semua berjalan normal. Tak ada penampakan atau gangguan yang ia terima. Justru tingkah Hesti lah yang kadang membuat Febri sedikit bingung karna sesekali seperti berbicara dengan sesuatu yang menurut Febry mungkin hanyalah imajinasi Hesti.

"Feb, ayo temanin aku ke produksi!" Hesti yang sudah siap dengan masker dan jas di tangannya berdiri di samping meja. Febri lantas mematikan komputer miliknya lalu bersiap pergi.

"Feb, hari ini hawanya kaya gak enak banget." Hesti berujar pelan. Matanya sibuk memperhatikan deretan karyawan yang tengah bekerja.

"Iy, gak enak karena sudah hampir jam makan siang jadi kamu bawaannya lapar." Hesti hanya melirik mendengar jawaban asal Febry.

"Kak, ada liat Pak Ardi gak? dari pagi sudah hilang, mau minta tanda tangannya susah banget." Hesti mendengus kesal, mengingat Bosnya yang selalu jarang berada di tempat.

"Ada tuh, tadi ngecek proyek ke gudang belakang, nanti juga kesini kata nya."

Baru beberapa menit Hesti dan Febry berada di area produksi, suasana berubah menjadi panik. Deretan karyawan yang tadinya sibuk bekerja di balik meja masing-masing nampak satu persatu terjatuh di iringi teriakan karyawan lainnya.

"Astagfirullah, kesurupan lagi!" Ka Nisa langsung berdiri dari duduknya dan segera memanggil para lelaki untuk membantu mengevakuasi karyawan yang jatuh untuk dibawa keluar ruangan.

Febry hanya bisa terdiam melihat pemandangan yang mengerikan di depan matanya. Baru kali ini Febry melihat kejadian kesurupan masal, dan aneh nya semua yang kesurupan adalah wanita.

"Kamu gak ikut kesurupan juga Feb? Biar nanti aku yang angkat." Febry menoleh asal suara. Pak Ardi yang sudah berada tepat disampingnya terlihat biasa saja melihat kejadian di depan mereka, ia justru memasang ekspresi wajah yang sok cool meski tertutup masker.

"Amit-amit, Pak. Jangan sampai, biar Lee min hoo yang ngangkat juga saya gak mau kesurupan," balas Febry kesal.

Pak Ardi terkekeh pelan, ia memperhatikan lamat-lamat raut wajah Febry yang terlihat ketakutan.

"Kembalio ke kantor, jangan lama-lama di sini. Hesti lho sudah balik." 

Febry menatap area sekitarnya, mencari sosok Hesty yang memang sudah hilang. Tapi bukannya mendengar nasehat Pak Ardi, dia justru mendekat ke arah Ka Nisa yang tengah sibuk mengatur evakuasi karyawan. 

Beberapa orang di depannya terlihat kesulitan mengangkat seorang wanita bertubuh tambun yang kesurupan. Berkali kali si wanita meronta hingga membut beberapa karyawan yang mengangkatnya tampak kesulitan. Tanpa menunggu perintah, Febry lantas membantu para karyawan tersebut mengangkat rekan mereka menuju mushola kecil yang berada di luar area produksi.

Semua karyawan yang pingsan dan kesurupan di kumpulkan di sekitar mushola pabrik. Beberapa Pak Ustad dari pesantren yang berada dekat pabrik didatangkan untuk menyadarkan karyawan. Dari banyak nya karyawan yang kerasukan perlahan satu persatu sudah kembali sadar tapi ada satu orang yang masih kerasukan, dan katanya dirasuki oleh Raja dari mahkluk halus yang tinggal di area pabrik dan sulit diminta keluar.

"Assalamualaikum, siapapun yang ada di dalam tubuh ini saya minta keluar," ucap seorang Ustaz sembari memegang kepala si wanita.

"Mati... Mati.. aku mau semua mati ghhrrghhh!" Sambil terus meronta.Febri yang ikut memegangi kakinya pun merasa heran, meski wanita yang kesurupan itu badannya terbilang cukup kurus dan kecil tapi tenaganya kuat. Bahkan untuk memegangi sebelah kaki nya saja perlu 4 orang dan itu pun masih kewalahan.

"Kamu mau apa? Kenapa jadi menggangu mereka? Cepat keluar sekarang!" Kali ini suara pak Ustad terdengar lebih nyaring dan tegas.

"Mereka ... mereka mengganggu  tempatku tanpa izin ghhrrhhh."  Mendengar jawaban itu Pak Ustad langsung bertanya dengan Bu Mega bagian HRD yang berdiri tak jauh dari Pak Ustad.

"Mungkin gudang belakang yang mulai hari ini di rehap dan nanti akan di fungsikan Pak, gudang nya memang sudah lama kosong dan rusak."

Mendengar penjelasan Bu Mega Pak Ustad lantas mengambil posisi lebih dekat dengan karyawan yang kerasukan itu. 

"Disini bukan rumahmu! Silahkan pergi dan jangan menggangu lagi!" Tegas Pak Ustaz, beliaupun kemudian membacakan Doa-doa untuk mengusir makhluk halus yang merasuki si wanita. Perlahan wanita yang kerasukan itu mulai lemas dan kembali sadar. Alhmdulillah ucap kami semua.

Karna kejadian hari ini, para karyawan diperbolehkan pulang lebih awal tapi hanya untuk karyawan produksi. Sedangkan para staf kantor tetap bekerja sampai jam kerja selesai. 

Ruang kantor terlihat sepi karna memang sudah jam makan siang, hanya tampak pak Ardi yang masih duduk di depan Leptopnya sementara yang lain pergi ke kantin.

"Lah, gak makan siang pak?" Febry yang baru masuk sedikit terperangah menatap Pak Ardy yang masih berada di ruangan.

"Tadi sudah makan, pas rame orang kesurupan saya balik ke mes makan siang," sahut Pak Ardy santai sambil memainkan mousenya.

"Jadi, pas rame kesurupan Pak Ardi balik ke mes makan siang?"

"Iya lah, kecuali kamu yang kerasukan, baru kutungguin sampe selesai." Dialihkan nya tatapan kearah Febry dengan senyum tipis menggoda.

"Astaga dragon, Gak genah blas punya Bos," gerutu Febry sambil melengos dan mulai sibuk menginput data.

"Kamu gak makan Feb?"

"Gak, Pak. Saya puasa!"

"Oh, memang calon istri idaman kamu!" Pak Ardi lantas bangkit dan beranjak pergi keluar ruangan.

******

"Feb, data dari kak Nisa tadi kamu bawa gak?" Hesty berujar sembari membolak balik kertas yang tertumpuk di atas meja.

"Astaga. Kaya nya ketinggalan di ruang produksi!"

"Nah terus gimana, udah di minta HO nih laporan nya!" Hesti terlihat panik, karna memang sudah akhir bulan jadi dia harus mengirim laporan bulanan ke pusat.

"Y udah Feb, ambil gih ke ruang produksi." Pak Ardi menyahut dari balik leptop nya. Febry lantas melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul lima sore. Ia sedikit ragu jika harus masuk ke dalam ruang produksi seorang diri. Terlebih tadi siang habis kesurupan masal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!