Sekar berjalan bersama Zahra seraya kedua tangan yang memegang bungkusan cakwe dan lumpia basah. Taukah, sekarang hatinya dipenuhi bunga-bungaan yang paling indah di jagat raya ini, sepertinya Sekar tengah kasmaran dan cenat-cenut pada Andra. Apalagi dengan perhatian Andra tadi, moodnya yang jelek akibat Azka pun menguap ke langit seketika, begitu mengingat Andra.
"Cie ! Senyum-senyum sendiri, orang gila baru !" goda Zahra.
"Ihhh, apa sih, enak aja !" decaknya, tapi tak lama musim semi itu berlangsung, awannya tiba-tiba mendung begitu melewati lapangan dan melihat Azka yang tengah bermain sepak bola dengan teman-temannya, senyumnya meredup dan terkesan jengah. Seakan Azka adalah magnet rasa benci bagi Sekar. Bahkan kini teriakan menggila siswi di pinggir lapangan pun seakan-akan jadi bahan cibiran untuk Sekar.
"Ihh, lebay banget deh ! Apa hebatnya sih, cuma kaya gitu doang mah semua orang juga bisa !" decihnya melihat Azka yang menendang bola dan berlarian. Zahra sampai mengangkat alisnya sebelah.
"Siapa ?" tanya gadis imut itu.
"Siapa lagi lah ! Itu cowok tengil yang kata kamu baik, keren, sama cakep !" jawab Sekar.
"Ohh, A Azka...teliti banget ! Padahal aku aja baru ngeuh loh, A Azka ada disitu," jawab Zahra. Sekar jadi salah tingkah sendiri.
"Ya keliatan lah ! Orang dia yang paling pecicilan, tuh ! Ga liat, apaan sampe joget-joget gitu ! Engga banget deh," Sekar bergidik geli, padahal Zahra sudah tertawa tergelak melihat sikap konyol Azka yang berhasil membobol gawang dan berselebrasi sambil joget di tengah lapang bersama cs nya sambil menyugar rambutnya yang basah karena keringat, sontak saja hal itu jadi bahan decak kagum dari beberapa siswi pengagumnya. Karena bagi sebagian perempuan, biasanya laki-laki humoris itu bikin nyaman dan romantis, terlebih akan membuat hubungan mereka akan lebih berwarna tak monoton, banyak cerianya.
"Ihhh, aneh deh ! Pada liat cowok tengil gitu dari apanya sih !" Sekar sudah kembali beranjak, nav_su makannya bisa-bisa hilang jika ia terus berada disini dan melihat cowok pecicilan kaya boneka India.
Apa dia fikir ? Boneka India, kebagusan !!!! lebih tepatnya tuh boneka squid game.
"Kemana ?" tanya Zahra.
"Ke kelas aja yu, mendadak sepet mata aku liat yang begituan !" ketusnya.
Baru selangkah Zahra dan Sekar meninggalkan posisi mereka.
Dughhhhh !!!
Pranggggg !!!!!
Tendangan bangau lagi diare milik Azka berhasil membuat bola terbang bebas layaknya burung ke atas mengenai kaca jendela ruang guru.
"Astagfirullah !"
"Nah kan, selain pecicilan, tengil, tukang gombal, nyebelin, pembuat onar juga ! Borong aja semua !" Sekar menyunggingkan senyumnya, ia malah terdiam disitu.
"Katanya mau ke kelas, ko malah diem disini ?!" tanya Zahra.
"Bentar, aku pengen liat dia dimarahin kaya apa !" tawanya jahat.
Zahra mengangkat alisnya sebelah, "eh apa ini, katanya ga suka.. katanya sebel, tapi kepengen liat A Azka dimarahin ?"
Benar saja, guru paling killer bernama pak Agus keluar, belum terlalu tua, terkesan memiliki wibawa dan kharisma tapi dingin, jutek dan tentunya galak.
"Siapa yang berbuat ?!" tanya nya dingin.
"Saya pak," jika biasanya murid-murid akan takut cenderung kabur dan tak mengaku, lain halnya dengan si aa ganteng ini. Baginya ajaran sang ayah wajib ia ilhami, berani berbuat berani bertanggung jawab, itulah lelaki.
"Kamu lagi, Azka !"
"Sini kamu ! Masuk ruang BK !" pintanya, jangankan Zahra teman-temannya pun hanya bisa melongo saja melihat Azka digiring pak Agus masuk ke ruang BK untuk menemui guru BK sekaligus guru kimia, Arkala Mahesa, sama-sama terkenal guru killer, hanya kadar juteknya pak Arka dibawah pak Agus. Sekar cengengesan.
"Seneng banget liat A Azka dihukum ?" tebak Zahra.
"Maaf ya Ra, bukan aku seneng diatas penderitaan orang lain apalagi itu cowok yang kamu suka, tapi emang dia pantes nerima itu karena emang dia yang lakuin kan ?" tanya Sekar.
"Semoga dia kapok ya Ra," tambahnya seraya berjalan beriringan dengan Zahra.
"Kamu ga tau A Azka, " Zahra tersenyum.
"Mau itu pak Arka guru BK sekaligus guru kimia, ataupun pak Agus guru Fisika sekaligus bapak kamu, A Azka ga akan sampe nangis atau sawan Kar, kamu liat aja nanti ! Setau aku, dia udah sering dihukum, tanya deh bapak kamu ! Tapi jangan salah, hukuman udah kaya obat buat dia, pahit tapi bikin candu..bunda aja sampe pusing kalo dapet sp, malah sampe ayah aku sempet dateng ke sekolah buat wakilin bunda atau om Rama kalo mereka ga bisa dateng, eh dia-nya mah biasa-biasa aja. Katanya anak muda lagi masa-masanya mah wajar ! Biar ada kisah buat nanti diceritain buat anak cucu, " Zahra tertawa sendiri mengingat tingkah konyol Azka.
Sekar menautkan kedua alisnya, "masa sih ? aneh banget !"
Zahra mengangguk, "katanya hidup itu jangan terlalu lurus soalnya kamu bukan penggaris anak sd, yu masuk !" Sekar sedikit mengulum bibirnya, ingin tertawa tapi menahan gengsi.
Sekar jadi penasaran dengan perkataan Zahra tentang Azka.
*****
Sekar tengah berdiri di dekat pohon kelengkeng dekat parkiran, menunggu seseorang.
Suara knalpot motor berisik terdengar semakin kencang, memekakkan telinganya.
Ia berdecak dan memutar bola matanya jengah. Jika malaikat akan membunyikan terompet sangkakala pertanda kiamat bagi seluruh umat di bumi ini. Lain halnya dengan Azka, suara knalpot itu pertanda datangnya musibah untuk Sekar.
Benar saja, pemuda itu menghentikan motornya tepat di depan Sekar.
"Hay, mau pulang ya ?" tanya nya, Sekar sudah memutar bola matanya dan memalingkan wajahnya, angin membawa serta anak rambutnya menutupi sebagian pipi meronanya, membuat Sekar berulang kali merapikannya.
"Engga ! Ya udah tau udah jam pulang, masa mau masuk belajar lagi !" sungutnya, bukannya marah Azka malah terkekeh. Wajahnya ceria-ceria saja meskipun ia sudah kena amuk 2 guru yang menyandang gelar killer, seperti tidak terjadi apa-apa. Dia ini tahan banting atau memang tak waras ?
"Dikirain masih mau belajar, padahal mau kutemani loh !" jawab Azka.
"Belajar apa, udah mau sore gini !" sengaknya melipat kedua tangan di dada, menunggu ayahnya mengobrol dengan pak Arka lamanya seperti nunggu si dia yang tak kunjung datang.
"Iya ya, ini udah sore ! Ko buatku kaya masih siang deh, ga tau karena ada kamu bawaannya cerah aja gitu !" Sekar sudah membuat gerakan seperti orang mau muntah.
"Eh, kenapa ? Kamu mual, sakit ?" tanya Azka.
"Engga, mual aja denger gombalan buaya kaya kamu !" jawabnya judes.
Azka tertawa, "makasih udah muji kaya buaya, buaya adalah makhluk paling setia loh ! 70 % buaya akan memilih pasangan yang sama saat musim kawin tiba, meskipun bisa aja buaya dapet lagi pasangan baru. Bahkan hewan itu akan kawin cuma satu kali sebagai bentuk kesetiaannya," terang Azka.
Sekar meringis, "ga pengen tau juga !" Kenapa ia harus mendengarkan penjelasan tentang siklus hidup buaya, karena ia tidak berniat untuk beternak buaya. Dari kejauhan seorang pria dengan pakaian safari tampak mendekat.
"Ayah !!!" lambaian tangan Sekar, Azka ikut menoleh ke arah pandangan Sekar.
"Ayah ?" tanya Azka.
Sekar mengangguk mantap dan mendongakkan kepalanya, maksud hati biar Azka ciut dan tak mengganggunya lagi, tapi rupanya gadis ini salah perhitungan, Azka bukanlah pemuda dengan tipe pantang menyerah.
"Iya, kenapa ? Takut ?" tanya Sekar.
"Jadi sekarang kamu jauh-jauh deh, ga usah ganggu-ganggu !" jawabnya.
Azka menarik senyuman miring, ia memundurkan motornya membuat Sekar tersenyum menang.
Pak Agus menautkan alisnya, dingin...atmosfer dinginnya terasa menusuk kulit, tapi rupanya pemuda ini memiliki ilmu kebal.
Sejurus kemudian Sekar melongo dengan sikap Azka, benar-benar jauh dari prediksinya.
"Dia.....
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
lestari saja💕
bukannya mundur mau pergi mau salim ma camer itu🤣🤣🤣🤣
2024-07-25
0
Jupita Fitriyani
widiiih ternyata ada mas kala
2024-07-24
0
lestari saja💕
behhh bae murid e pak kala to🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-07-23
0