"Akira...! Akira....!"
Telapak tangan seseorang melambai lambai tepat di depan wajah Akira, membuatnya tersadar dari lamunannya.
Akira mengerjabkan kedua matanya untuk memperjelas penglihatannya.
"Kirain di culik Alien, lama nunggu kalian ga nongol-nongol"
Akira mengaduk-aduk capuccino dingin, yang esnya mulai mencair dengan sedotan dan menyesapnya.
"Lo tuh, dari tadi di panggil diam aja. ngelamunin apaan sich?" Tanya Mona penuh minat.
Sedangkan Sulaiman, duduk disebelah Mona hanya manggut-manggut saja menatap Akira. pertanda setuju dengan perkataan Mona dan menunggu jawaban Akira.
"Kalian kapan Nikah?" Akira bertanya dengan tersenyum jahil, mengalihkan pembicaraan.
"APAAA....!!! jawab mereka kompak setengah berteriak, reflek saling menjaga jarak dengan ekpresi jijik
Akira tertawa ngakak melihat tingkah dua sahabatnya yang sering kali bertengkar tapi, lengket kaya perangko di lem dengan lem setan.
flash back of.....
Sebenarnya Akira dan Sulaiman berbeda jurusan, namun Sulaiman selalu setia menemaninya.
Sedangkan Mona, satu jurusan dengan Akira.
Awal pertemanan Akira dan Mona, di semester pertama Fakultas Hukum. Monalisa, gadis cantik yang pendiam duduk sendiri sambil membaca buku. Entah buku apa yang dibacanya. Akira yang ceria menyapanya dan minta izin untuk duduk disebelahnya, perkenalan pun berlanjut.
Seminggu setelah pertemanan, Akira mengetahui jika Mona selalu lelet dalam segala hal. Sehingga Sulaiman selalu memanggil Mona dengan julukan Si Ratu Lelet, inilah yang membuat mereka selalu bertengkar.
Walau berbeda jurusan bukan berarti mereka tidak kompak. Akira, Sulaiman, dan Mona adalah tiga sahabat yang selalu bersama.
Setiap Mona dan Sulaiman bertengkar, Akira hanya diam saja menjadi penonton. pertengkaran mereka menjadi hiburan yg menyenangkan untuk Akira.
Karena sejatinya mereka tidak pernah benar-benar bertengkar, adu mulut mereka hanya candaan. Sesekali Akira akan masuk kedalam pertengkaran mereka.
"Papa... Mama... jangan beltengkal, Akila atut...."
Akira beraksen cadel dengan mimik wajah sedih.
"Najis...!" Sulaiman menoyor kepala Akira dengan telunjuk tangan.
"Mama.... Papa jahat!" Akira memeluk Mona, mengadu.
"Mimpi apa gue, punya anak begini amat" Mona mengelus punggung Akira.
Sedangkan yg di elus tertawa geli, Sulaiman malas menanggapi. ia fokus memainkan game yang ada di HP nya, tidak mendengar lagi yang di bicarakan oleh Akira dan Mona.
Menjelang Sore, Akira baru pulang ke rumah. Semenjak kuliah, Akira dari pagi hingga sore tidak ada di rumah kecuali Minggu, ia akan berdiam diri dikamar.
Jika Akira sudah berdiam diri dikamar, ia tak mau di ganggu oleh siapa pun termasuk oleh Ayah dan Ibu.
Awalnya ibu protes dengan sikap Akira yang seperti itu tapi siapa yang bisa melawan Akira. pendiriannya tak mudah di goyahkan. ibu sering menasehati Akira untuk meluangkan waktu lebih banyak dengan Ayah, ibu dan juga Raisha,
terutama hari Minggu.
Akira tak pernah membantah perkataan ibu, setiap ibu menasehatinya ia diam saja namun Akira tetap dengan kelakuannya.
Lama-lama ibu bosan menasehati Akira, karena tidak berefek apa pun. Jadi Ibu membiarkan saja kelakuan Akira, selama Akira baik-baik saja.
"Ibu.... Akira pulang!" Akira masuk kedalam rumah memanggil Ibunya.
Baru dua langkah kakinya memasuki rumah, langkahnya langsung berhenti. Di ruang tamu, Akira melihat ibunya sedang mengobrol dengan seorang pria yang wajahnya sangat di kenal.
Ibu yang mendengar teriakan Akira, langsung bangun dari duduknya mendekati Akira.
Akira yang tadinya terkejut dengan cepat mengganti mimik wajahnya tersenyum ceria.
"Hiss...!! ini anak ada tamu malah teriak-teriak" Ibu mengomel sambil menepuk pelan bahu Akira.
"Maaf.... Akira ga tau kalau ada tamu" Akira memeluk Ibu dengan manja.
"Maaf ya nak Haikal... Akira ga sopan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments