Akira dan sulaiman saling pandang, lalu sama-sama membalikkan badan kearah suara yang bertanya.
Deg.... pandangan akira terkunci pada sosok pria berwajah datar yang bertanya tadi.
"Oppa...." ucap Akira lirih seperti orang berbisik tapi masih mampu di dengar oleh sulaiman
"Lo gila ya! masih muda gitu, di bilang Opa" sulaiman ikut berbisik juga didekat telinga Akira
"Hais....! oppa Gangnam Style" ucap Akira asal sambil berbisik juga, tanpa mengalihkan pandangannya dari pria tersebut
"Kenapa kalian jadi saling berbisik? jawab pertanyaan saya!" pria itu bertanya lagi tetap dengan memasang wajah datar.
"Tidak ada apa-apa dengan mobilnya tapi, mobil mu hampir menyelakaiku" ucap Akira santai sambil bertolak pinggang
Pria itu memicingkan matanya, menatap Akira dengan curiga
"Apakah kamu sedang berakting? kalau begitu maaf,saya tidak ada waktu untuk itu" ucapnya dingin.
Pria itu melewati mereka begitu saja, menekan remot kunci mobil hingga berbunyi "biibib." Belum sempat pria itu membuka pintu mobilnya, Akira nyelonong masuk ke mobilnya. Membuka pintu belakang mobil dan menarik Sulaiman masuk kedalam.
"Keluar! sebelum aku berbuat kasar dengan menyeretmu keluar dari mobilku" ucap pria itu dingin, dengan menahan amarahnya.
Hai...! setidaknya kau berutang maaf karena hampir menyelakaiku, dan aku tidak berbohong! temanku ini bisa menjadi saksiku! benarkan?" Akira menyenggol bahu Sulaiman yang dari tadi diam saja
"I.. iya, yang di ucapkan teman ku be.. benar" Sulaiman tergagap karena pria itu tidak sepenuhnya salah, sebenarnya yang salah adalah Akira.
"Kau dengar itu? untuk menebus kesalahan mu, kau harus mengantar kami pulang. Kau lihat sendiri ban mobil kami kempes." tetap bersikukuh tidak mau keluar dari mobil.
"Lo ya, buat masalah ngajak-ngajak gue"
"Udah ngikut aja, ban mobil lo kempes, bukannya bersyukur gue cariin tumpangan"
"Tapi ga gini juga Akira!"
"Ok! apa lo punya cara lain?"
"Ada tinggal ganti ban sarep, gampang."
"Terus, gue di suruh nunggu sambil karingatan? ini dah siang, waktunya gue bokcin alias bobok cantik"
"Alesan aja lo, bilang aja males bantuin gue benerin ban mobil kempes."
Sulaiman dan Akira saling berdebat di dalm mobil, sambil berbisik.
Pria itu menolehkan pandangannya kesamping, yang di ucapkan gadis itu benar. Ban mobil hitam yg terparkir disamping mobilnya, memang kempes. Ia menghela nafas dengan kesal, hari ini ia begitu lelah ingin cepat pulang dan beristirahat. Maka lebih baik ia mengalah jika tidak, masalahnya akan semakin panjang.
Entah apa yang dilakukan dua remaja berseragam SMU ini di fakultas nusantara, dan cerita gadis remaja itu kalau ia hampir menyerempetnya mungkin saja benar. Karena tadi dia memang melajukan mobilnya agak kencang karena terburu-buru.
Akhir-akhir ini dia sangat sibuk, mengajar di dua tempat karena permintaan pamannya untuk membantu mengajar di sekolah menengah atas.
Guru yang biasanya mengajar, sedang cuti melahirkan. Guru magang yang ditunggu tak jua datang, entah apa sebabnya tidak ada kabar. pamannya yang menjabat sebagai kepala sekolah, meminta tolong kepadanya dan dia tak kuasa untuk menolak.
Belum lagi perusahaan Papanya, yang sekarang dikelola olehnya. Papanya sudah mendapatkan teguran keras dari dokter, akibat kelelahan bekerja Papanya kena Strok ringan. Dan dokter menyarankan istirahat atau kalau tidak penyakitnya akan lebih parah. Perlu waktu lama untuk sembuh dan ia tak ingin Papanya kembali sakit.
Sekali lagi, ia menghela nafasnya berat. Duduk di balik kemudi dan mulai menghidupkan mesin mobil, Ia menatap kedua remaja berseragam SMU dari kaca depan spion mobil. Kedua remaja itu masih saja kasak kusuk tak jelas apa yang mereka bicarakan karena saling berbisik.
"Setidaknya duduk didepan, saya bukan sopir kalian!" perintah pria tersebut kepada dua remaja yang duduk dibelakangnya.
🙏 Dukung karya perdana saya ya🙏
Salam sayang dan sehat selalu untuk yang udah dukung saya 😊😘🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments