Curhat

Di tengah lorong rumah sakit, lengannya di tarik. Membuat Zaira sedikit terkejut.

"Hah. Kau!" Zaira sedikit teriak saat melihat orang yang menarik lengannya.

"Kenapa? Tegang sekali saraf-sarafmu".

Dia Revi. Pskiatri di rumah sakit ini. "Habis dari mana?"

"Dari ruang kepala. Anaknya tadi ingin kenalan katanya".

"Anaknya?" Revi sedikit berfikir. "Anaknya agak aneh, kan?" Revi berbisik. Takut kalau ada orang yang mendengar mereka saat membicarakan anak kepala rumah sakit, bisa gawat.

"Pernah ketemu ya?".

Revi mengangguk cepat. "Enggak sengaja tadi pagi ketemu di parkiran. Kalau di lihat-lihat, dia sepertinya punya tekanan yang agak berat". Revi mengingat-ingat wajah Nada saat di parkiran tadi, bersama dokter Winda. Dokter Winda memperkenalkan anaknya dengan dokter senior yang juga tak sengaja bertemu di parkiran. Revi hanya mendengar dokter Winda menyebutnya sebagai anak.

"Tekanan berat? Kasihan juga". Gumam Zaira mengangguk-angguk sambil mengingat tingkah Nada tadi.

"Kau juga sepertinya ada masalah". Revi memperhatikan wajah temannya yang agak kusut.

"Halah, mulai sok tahu". Zaira mengalihkan wajahnya sambil berjalan lagi. Ia tahu bahwa ia pun tidak bisa berbohong di hadapan Revi.

"Hey, kau lupa siapa aku". Revi menujuk benda kecil bertuliskan nama dan gelar di dadanya sambil ikut berjalan disebelah Zaira.

"Iya iya, dokter jiwa".

"Ayolah, cerita. Aku ketinggalan berita apa?" Tanya revi.

"Nanti aku cerita. Hani udah nunggu di Kafetaria."

Mereka pun bergegas ke Kafe. Menuju tempat duduk yang di isi wanita berkemeja dan rok pendek selutut sedang bertopang dagu.

"Aduh, lama sekali. Aku lapar, tahu."

Hani mengoceh setelah melihat siapa yang datang.

"Iya maaf, dokter Winda tadi panggil. Mana bisa aku abaikan". Zaira sudah memegang sendok dan menyuapkan makanan yang sudah ia pesan duluan ke Hani.

"Punyaku, mana?" Tanya Revi yang hanya melihat 2 piring di atas meja.

"Pesan sendiri, sana." Jawab Hani ketus.

Revi menggeser kursinya dan beranjak sambil ngedumel.

Setelah selesai makan, Revi menagih cerita dari Zaira.

"Apa ceritamu? Biar aku bantu cari solusi".

Zaira sejenak berpikir. Memang ia merasa agak tenang kalau Revi sudah memberikan nasihat ala dokter Jiwa kepadanya. Benar-benar menenangkan Jiwanya. Itulah kenapa, Revi sering bertugas kesana kemari dan sering menjadi pendengar dan penasehat orang-orang yang jiwanya terguncang.

Kadang Hani iri, enak sekali jadi Revi. Bisa-bisanya hanya mendengarkan curhat dan rahasia orang-orang bisa menghasilkan uang yang banyak. "Enak kepalamu!" Begitu respon Revi terhadap keirian Hani.

Zaira menceritakan semuanya, sampai kejadian pagi tadi yang membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Pasti Brian sedikitnya kecewa walau ucapan dan perlakuannya tadi malam sangat baik kepadanya.

"Begitu ya.." Revi menangguk-angguk setelah mendengar cerita Zaira.

"Kau tahu tidak, apa yang ada dalam hati dan pikiran Brian?" Tanya Hani.

"Kau gila, ya? Kau pikir aku peramal!" Revi marah-marah.

"Aku, kan, hanya tanya. Tanya!" Ulang Hani. "Kali aja kau tau. Kan kalian belajar begituan."

Zaira hanya tertawa.

"Aku belajar ilmu jiwa, ekspresi, gestur, bukan ilmu hitam!"

"Hahaha" Hani tertawa lepas.

Revi menjelaskan, sebaiknya Zaira bersikap sebagaimana semestinya. Karena bagaimanapun, mereka sudah berjanji akan selalu bersama apapun hasilnya. Mendengar itu, Zaira hanya menunduk.

'Ternyata caraku salah'. Batin Zaira.

*****

Sore ini Zaira menuju kantor suaminya. Dia sengaja datang karena Brian tak membalas pesannya dari siang tadi.

Zaira lama berdiri di halaman kantor.

'Sudah lama tidak kemari' pikirnya.

Suara deru mobil dari belakang menganggu lamunannya. Pintu mobil yang terbuka disambut senyuman oleh Zaira.

"Ira, mau ketemu Brian?" Sapa Andre yang baru keluar dari mobilnya.

"Iya, kak. Apa Mas Bian ada didalam?"

"Ada kayanya. Soalnya hari ini dia tidak ada klien khusus."

Zaira berdiam dan sedikit berpikir.

"Ayo, masuk". Ajakan Andre membuyarkan pikirannya.

"Romantis sekali. Seperti masih pacaran saja". Ucap Andre yang berjalan sejajar dengan Zaira.

"Hehee, jomblo jangan iri dong". Ucap Zaira bangga.

Andre hanya tergelak.

Sebelum menikah, Brian memperkenalkan Zaira kepada Andre. Sebagai Sahabat kentalnya sedari masa sekolah dulu. Andre adalah orang yang paling depan membantu Brian mendekati Zaira. Karena pada saat itu, Andre sedang ada pekerjaan di dekat rumah sakit tempat Zaira bekerja.

8 tahun yang lalu, Andre mengajak Brian bertemu dengan salah satu dokter di rumah sakit itu. Mengurus masalah yang menimpa dokter senior disana. Saat itu, Andre sengaja mengajak Brian yang baru mulai mengikuti jejaknya supaya membantunya mengurus masalah dokter senior yang cukup rumit sekaligus memperkenalkan kehadiran Brian sebagai Pengacara kharismatik. Karena sedikit gugup, Brian keluar ruangan dan menuju ruang terbuka untuk menghirup udara segar. Tak disangka, ia bertemu Zaira di taman rumah sakit yang sedang membawa pasien paruh baya di kursi roda.

Matanya tidak lepas dari dokter muda yang sedang berjalan membawa pasien ke arahnya. Namun tiba-tiba, Sendal yang dipakai pasiennya terlepas saat tepat di depan Brian. Saat Zaira akan menunduk untuk mengambilnya, Brian dengan sigap meraih dan memasangkan sendal itu ke pasiennya.

"Ah.. terimakasih" ucap Zaira saat itu sambil menundukkan kepala kepada pria yang berkacamata.

Brian hanya mengangguk cepat. Terlihat gugup. Matanya tidak lepas dari perempuan berjas dokter.  dr. Zaira, Sp.BTKV . Tertulis di plang kecil di jas putih itu.

'Ah, gelar apa itu? Dokter apa dia?' Brian berpikir. Dia sepertinya tidak pernah tahu gelar itu.

Zaira tersenyum dan mendorong kursi roda pasiennya lagi. Berjalan melewati Brian yang membalas senyum Zaira. Ah cantiknya...

Dipandanginya perempuan bertubuh langsing itu. Rambutnya lurus panjang sepinggang dibiarkannya begitu saja. Kulitnya putih bersih, matanya bersinar, bibirnya kecil mungil, alis matanya tebal dan banyak anak rambut kecil-kecil halus di atas dahinya. Benar-benar sempurna. Batinnya.

Plak!

Punggung Brian di pukul Andre.

"Apa-apaan kau. Pergi dan gak balik-balik"

"Aduh, maaf, Ndre. Aku tadi mau ke toilet."

"Toilet apanya! Ini jauh dari arah toilet!" Andre menunjuk arah toilet dengan kesal karena niatnya tadi ingin memperkenalkan Brian supaya lebih dikenal orang. Tapi batang hidungnya bahkan tak terlihat tadi.

"Ah iya. Ternyata aku nyasar." Jawabnya asal.

"Ya sudahlah. Besok aku sendiri yang kesini. Kau ambil saja kasusku yang baru masuk ini." Andre menyerahkan berkas ke Brian.

"Oh tidak, tidak. Aku tetap ikut kesini. Aku akan bantu kasus ini. Butuh dua pengacara, kan? Aku akan ambil yang ini saja hehe..." Brian menolak cepat berkas itu. Kini pikirannya sudah berubah.

"Kenapa? Bukannya tadi kau malas-malasan?"

"Tidak dong, siapa yang malas. Ya sudah, kasih tahu aku jam berapa kita kesini lagi. Sekarang aku sangat semangat. Hyuhhh!" Brian membuang napasnya keras-keras dengan wajah ceria sambil berjalan penuh semangat.

"Aneh" gumam Andre sambil mengikuti Brian.

Langkah Andre dan Zaira terhenti saat melihat siapa yang baru saja keluar dari ruangan sebelah kiri mereka.

"Wah, dokter Zaira".

Suara sumringah yang Zaira dengar di ruangan dokter Winda tadi.

'Ah.. kenapa aku harus bertemu anak ini disini?' Batin Zaira.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Zia Tamala

Zia Tamala

Revi lucu banget thor,
dia dokter, bukan dukun!
🤣

2022-11-20

0

Zia Tamala

Zia Tamala

hahahaa...
ngakak thor

2022-11-20

0

Asma

Asma

ABCabcDEFDdef GHIghi

2022-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 Ketidaksengajaan
2 Hasil Tes
3 Pengagum Zaira
4 Curhat
5 HangOut
6 Rahasia Brian
7 Masa Lalu Brian
8 Jadilah Pacarku
9 Karena Payung
10 Kencan Pertama
11 Rinnadaku
12 Sisi Lain Rinnada
13 Kepribadian Ganda
14 Tujuh Tahun Lalu
15 Curhat Nada
16 Kebimbangan Brian
17 Amarah Andre
18 Brian Meminta Izin
19 Lamaran Brian kepada Rinnada
20 Janji Brian pada Rinnada
21 Papa Brian
22 Yang mana Rinnada?
23 Rinnada dan Dinnara (1)
24 Rinnada dan Dinnara (2)
25 Rinnada yang Asli
26 Bertemu dokter Winda
27 Dijebak
28 Amarah Rinnada
29 Perbedaan Rinnada dan Dinnara
30 Sakitnya Dinnara
31 Syarat Ennata
32 Tidur dengan Rinnada
33 Mencari Zaira
34 Hamil
35 Rumah lama Rinnada
36 Makam
37 Ketahuan
38 Memohon
39 Amukan Rinnada
40 keinginan punya anak
41 Jalan Buntu
42 Penyesalan Brian
43 Memaafkan Brian
44 KONFLIK (1)
45 KONFLIK (2)
46 KONFLIK (3)
47 Kesembuhan Mental
48 Tanggung Jawab
49 Rencana Brian
50 Tekanan Zaira
51 Tersingkapnya Kebenaran (1)
52 Tersingkapnya Kebenaran (2)
53 FB (1)
54 FB (2)
55 FB (3)
56 Amukan Brian pada Dinnara
57 Surat Pindah Tugas
58 Operasi
59 Depresi (1)
60 Depresi (2)
61 Depresi (3)
62 Rasa Bersalah dokter Winda
63 End (1)
64 NOVEL: MENIKAHI LELAKI TUNANETRA
65 End (2)
66 ANNOUNCEMENT
67 EkstraPart1
68 Ekstra2
69 Ekstra3
70 Ekstra4
71 Ekstra5
72 Ekstra6
73 Ekstra7
74 Ekstra8
75 Ekstra9
76 Ekstra10
77 Ekstra11
78 Ekstra12
79 Ekstra13
80 Ekstra14
81 Ekstra15
82 Pengumuman
83 KARYA BARU: SYAHDU
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Ketidaksengajaan
2
Hasil Tes
3
Pengagum Zaira
4
Curhat
5
HangOut
6
Rahasia Brian
7
Masa Lalu Brian
8
Jadilah Pacarku
9
Karena Payung
10
Kencan Pertama
11
Rinnadaku
12
Sisi Lain Rinnada
13
Kepribadian Ganda
14
Tujuh Tahun Lalu
15
Curhat Nada
16
Kebimbangan Brian
17
Amarah Andre
18
Brian Meminta Izin
19
Lamaran Brian kepada Rinnada
20
Janji Brian pada Rinnada
21
Papa Brian
22
Yang mana Rinnada?
23
Rinnada dan Dinnara (1)
24
Rinnada dan Dinnara (2)
25
Rinnada yang Asli
26
Bertemu dokter Winda
27
Dijebak
28
Amarah Rinnada
29
Perbedaan Rinnada dan Dinnara
30
Sakitnya Dinnara
31
Syarat Ennata
32
Tidur dengan Rinnada
33
Mencari Zaira
34
Hamil
35
Rumah lama Rinnada
36
Makam
37
Ketahuan
38
Memohon
39
Amukan Rinnada
40
keinginan punya anak
41
Jalan Buntu
42
Penyesalan Brian
43
Memaafkan Brian
44
KONFLIK (1)
45
KONFLIK (2)
46
KONFLIK (3)
47
Kesembuhan Mental
48
Tanggung Jawab
49
Rencana Brian
50
Tekanan Zaira
51
Tersingkapnya Kebenaran (1)
52
Tersingkapnya Kebenaran (2)
53
FB (1)
54
FB (2)
55
FB (3)
56
Amukan Brian pada Dinnara
57
Surat Pindah Tugas
58
Operasi
59
Depresi (1)
60
Depresi (2)
61
Depresi (3)
62
Rasa Bersalah dokter Winda
63
End (1)
64
NOVEL: MENIKAHI LELAKI TUNANETRA
65
End (2)
66
ANNOUNCEMENT
67
EkstraPart1
68
Ekstra2
69
Ekstra3
70
Ekstra4
71
Ekstra5
72
Ekstra6
73
Ekstra7
74
Ekstra8
75
Ekstra9
76
Ekstra10
77
Ekstra11
78
Ekstra12
79
Ekstra13
80
Ekstra14
81
Ekstra15
82
Pengumuman
83
KARYA BARU: SYAHDU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!