HangOut

"Dokter lagi apa disini?" Senyum lebarnya memberi tanda bahwa ia senang melihat Zaira. Belum dijawab, ia menimpali "Oh, dokter. Apakah anda akan.... " Nada menggantung kalimatnya.

"Suami saya bekerja disini". Zaira tahu Nada sengaja menggantung ucapannya tadi supaya Zaira memberi penjelasan tentang keberadaannya di kantor pengacara.

"Oh astaga. Maafkan pikiran saya dokter. Kalau begitu, saya permisi dokter. Selamat sore". Nada tersenyum seraya berjalan melewati dokter Zaira dan Andre. Nada melirik Andre sebentar, memberikannya senyuman yang lebar.

"Apa kau mengenalnya, Ra?" Andre terus memandang perempuan yang berjalan ke arah mobil merah.

"Ya. Dia anak kepala Rumah sakit tempatku bekerja".

"Ayo, kemari". Andre berbelok ke lorong sebelah kanan. Pada ruangan paling ujung, Andre langsung membuka pintu. Melihat kedalam. " Tidak ada orang. Tunggulah di dalam, biar aku cari dia". Andre mempersilakan Zaira masuk.

"Sayang"

Andre dan Zaira melihat kebelakang. Brian berdiri di belakang.

"Kemana saja. Istrimu mencarimu."

"Aku baru buat kopi" Brian menunjuk kopi yang dipegangnya sebelah kiri.

"Ya sudah. Aku keruanganku dulu."

Selepas Andre pergi, Brian mengajak Zaira masuk. "Ada apa sayang?"

"Kamu sibuk ya? Sampai pesanku pun tidak di balas-balas".

"Ah, maaf sayang. Aku tidak lihat. Tadi Hp ku, aku letak di atas meja sedari tadi.". Brian meletakkan kopi dan mengambil Hp nya di atas meja.

Zaira berjalan ke arah meja di sebelah kanan ruangan. Membuka sebuah bingkai foto yang terbalik. Ia tahu foto apa itu. Tapi kenapa foto ini terbalik? Dibukanya foto itu, di tegakkan seperti biasanya. Foto yang sama seperti dilayar laptop Zaira tadi.

"Oh, kenapa terbalik ya?" Brian malah bertanya. "Mungkin tertiup angin, sayang."

Memang meja itu tepat di depan jendela kaca yang terbuka lebar.

Zaira membalikkan badannya dan bertanya."Mas, kamu sudah makan?"

"Aku baru saja makan, sayang. Tadi siang aku tak sempat makan."

Zaira mengangguk lambat. Ada yang menganggu pikirannya saat ini.

"Baiklah, aku balik dulu." Ucap Zaira sambil beranjak pergi.

"Tunggu, kita pulang sama saja, sayang. Sebentar, aku bereskan ini dulu". Brian menahan lengan Zaira yang sejak tadi di lipatnya.

"Aku bawa mobil, Mas. Aku balik ke rumah sakit. Ada jadwal operasi malam ini".

Brian mengangguk lambat.

Zaira menyunggingkan sedikit senyuman dan berjalan ke arah pintu.

"Sayang." Brian mendekat. Membalikkan pelan tubuh Zaira dan memeluknya. "Maafkan aku, ya. Karena tidak baca pesanmu". Brian mengusap rambut Zaira yang di gulungnya. "Lain kali aku akan cepat balas pesanmu seperti biasa. Tapi serius, hari ini aku benar-benar tidak lihat Hp ku. Jadi..."

Zaira melepaskan pelukannya. "Mas, ini bukan masalah".

"Baiklah. Aku tunggu dirumah". Brian mengecup dahi istrinya. "Hati-hati sayang".

Zaira menutup pintu. Tangannya masih menggenggam disitu. 'Benar-benar tidak keluar mengantarku' pikirnya.

Ia berjalan menuju mobil putih miliknya, hingga mobil itu menghilang, Brian pun menutup gorden jendela kacanya.

*****

Operasi di percepat sore ini. Zaira yang menerima telpon di mobil langsung menancap gasnya.

Setelah operasi, Zaira terduduk lesu di kursinya. Ia memandang Hp nya yang bergetar di atas meja.

"Halo"

"Ra, operasimu jam berapa selesai?" Suara Hani di seberang.

"Sudah selesai. Di percepat karena kondisi pasien. Ada apa?"

"Ya ampun, lesu sekali. Ayo, ikut kami". Suara Hani bersemangat.

"Ayo, Ra. Sudah lama,kan, kita bekerja. Sekaranglah Quality Timeeee". Suara Revi menyambar telinga. Zaira merenggangkan posisi Hp dari kupingnya.

"Kirim Lokasi. Nanti aku kesana"

"YEAAAY". Suara dua orang bahagia diseberang.

'Hah.. kekanakan sekali' batinnya.

Zaira membuka fitur chat suaminya. Mengetik sesuatu...

'Mas, aku pergi sebentar dengan Hani. Operasiku sudah selesai'

Zaira berpikir sebentar.

Lalu menghapus pesannya dan menyimpan Hp nya ke dalam tas. Tak perlu izin kali ini. Pikirnya.

Entah kenapa hari ini pikirannya sedikit berantakan. Mungkin bermain dengan Revi dan Hani diluar bisa sedikit menyembuhkan pikiran, batinnya.

******

Mereka bertiga berjalan di lantai berkilauan karena sorot banyaknya lampu sebuah Mall.

"Hahaha duh, akhirnya aku menginjak Mall dari sekian lamaaaa" Revi merentangkan tangannya dan berteriak bahagia. Orang-orang disekitar melirik.

"Dasar gila. Bukannya 2 minggu lalu kau baru belanja disini?" Hani mendorong Revi supaya menjauh. Malu karena kelakuan anehnya.

"Benarkah? Bukannya itu setengah tahun yang lalu, ya?" Revi mendekat lagi. Revi memang suka berjalan-jalan, berbelanja, dan menghabiskan uang suaminya. Uangnya? Tentu saja disimpannya sendiri.

Bertemu dengan orang-orang yang mempunyai tekanan dalam hidup terkadang membuat Revi ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Itulah sebabnya setelah bekerja ia menyempatkan menghibur dirinya sendiri.

Dia dan suaminya menjalani pernikahan jarak jauh. Dia menolak ikut dengan suaminya yang seorang pebisnis di Singapura. Ia dan suaminya sempat bersitegang lantaran Revi yang menolak mundur dari pekerjaannya. Akhirnya, suaminya mengalah. Mereka memutuskan berhubungan jarak jauh. Kadang Revi yang mengambil cuti dan menemui suaminya, atau sebaliknya.

Mereka berhenti di sebuah toko pakaian. Zaira ikut melihat-lihat. Karena memang sudah lama sekali ia tidak berbelanja.

Zaira memilih beberapa dress dan setelan. Begitu juga Revi yang tak kalah heboh keluar masuk ruang ganti.

"Tidak di coba dulu?" Tanya Hani yang melihat Zaira langsung ke kasir.

"Ini sudah seukuran"

Hah.. Zaira memang tipe perempuan yang tak mau ribet.

"Ayooo, kita serbu toko sepatuu" Revi setengah berteriak dan berlari kecil ke arah toko sepatu disebelahnya.

Kedua temannya hanya menggelengkan kepalanya.

Setelah lelah berbelanja, mereka memilih resto yang akan mereka kunjungi.

"Kita ke foodcourt atas saja, yuk. Biar bebas pilih sesuai selera masing-masing" Revi memberi usul. Yang lain setuju.

Meja mereka sudah penuh dengan makanan dan minuman.

"Ah, Zaira. Bisa aku minta tolong? Sausku ketinggalan di sana". Hani menunjuk salah satu stand makanan tak jauh dari tempat mereka. Karena tangan Hani sudah penuh saus, ia meminta tolong Zaira.

Saat beranjak, Zaira hampir menabrak seseorang dengan nampan makanan di tangannya.

"Oh. Hampir. Astaga, maafkan sa...". Kalimat Zaira menggantung sesaat setelah melihat siapa orang yang hampir dia tabrak.

"Ah, dokter rupanya. Hampir saja." Bibir yang selalu meyinggingkan senyuman kini berada tepat di hadapan Zaira lagi.

"Dokter makan sama siapa?" Ia melirik dibelakang Zaira. "Apakah mereka dokter di rumah sakit juga?" Tanya Nada.

"Benar".

"Halo, Salam kenal, dokter-dokter". Nada tersenyum hingga membuat matanya menyipit.

"Oh, anda apakah anak dokter Winda?" Revi menyeletuk dari ujung meja

"Dokter mengenal saya?"

"Saya hanya melihat anda bersama dokter Winda tadi pagi."

"Maaf dokter, saya tidak bisa berjabat tangan". Nada mengangkat sedikit nampan di tangannya. "Baiklah, dokter, saya duluan ya. Pacar saya sedang menunggu disana." Nada melirik arah dimana ia duduk.

Zaira melihat ke arah pandangan Nada. Tidak terlihat karena terlalu dibelakang dan tertutup Stand makanan.

Nada berlalu meninggalkan dokter-dokter yang sejenak terdiam.

Bersambung....

Episodes
1 Ketidaksengajaan
2 Hasil Tes
3 Pengagum Zaira
4 Curhat
5 HangOut
6 Rahasia Brian
7 Masa Lalu Brian
8 Jadilah Pacarku
9 Karena Payung
10 Kencan Pertama
11 Rinnadaku
12 Sisi Lain Rinnada
13 Kepribadian Ganda
14 Tujuh Tahun Lalu
15 Curhat Nada
16 Kebimbangan Brian
17 Amarah Andre
18 Brian Meminta Izin
19 Lamaran Brian kepada Rinnada
20 Janji Brian pada Rinnada
21 Papa Brian
22 Yang mana Rinnada?
23 Rinnada dan Dinnara (1)
24 Rinnada dan Dinnara (2)
25 Rinnada yang Asli
26 Bertemu dokter Winda
27 Dijebak
28 Amarah Rinnada
29 Perbedaan Rinnada dan Dinnara
30 Sakitnya Dinnara
31 Syarat Ennata
32 Tidur dengan Rinnada
33 Mencari Zaira
34 Hamil
35 Rumah lama Rinnada
36 Makam
37 Ketahuan
38 Memohon
39 Amukan Rinnada
40 keinginan punya anak
41 Jalan Buntu
42 Penyesalan Brian
43 Memaafkan Brian
44 KONFLIK (1)
45 KONFLIK (2)
46 KONFLIK (3)
47 Kesembuhan Mental
48 Tanggung Jawab
49 Rencana Brian
50 Tekanan Zaira
51 Tersingkapnya Kebenaran (1)
52 Tersingkapnya Kebenaran (2)
53 FB (1)
54 FB (2)
55 FB (3)
56 Amukan Brian pada Dinnara
57 Surat Pindah Tugas
58 Operasi
59 Depresi (1)
60 Depresi (2)
61 Depresi (3)
62 Rasa Bersalah dokter Winda
63 End (1)
64 NOVEL: MENIKAHI LELAKI TUNANETRA
65 End (2)
66 ANNOUNCEMENT
67 EkstraPart1
68 Ekstra2
69 Ekstra3
70 Ekstra4
71 Ekstra5
72 Ekstra6
73 Ekstra7
74 Ekstra8
75 Ekstra9
76 Ekstra10
77 Ekstra11
78 Ekstra12
79 Ekstra13
80 Ekstra14
81 Ekstra15
82 Pengumuman
83 KARYA BARU: SYAHDU
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Ketidaksengajaan
2
Hasil Tes
3
Pengagum Zaira
4
Curhat
5
HangOut
6
Rahasia Brian
7
Masa Lalu Brian
8
Jadilah Pacarku
9
Karena Payung
10
Kencan Pertama
11
Rinnadaku
12
Sisi Lain Rinnada
13
Kepribadian Ganda
14
Tujuh Tahun Lalu
15
Curhat Nada
16
Kebimbangan Brian
17
Amarah Andre
18
Brian Meminta Izin
19
Lamaran Brian kepada Rinnada
20
Janji Brian pada Rinnada
21
Papa Brian
22
Yang mana Rinnada?
23
Rinnada dan Dinnara (1)
24
Rinnada dan Dinnara (2)
25
Rinnada yang Asli
26
Bertemu dokter Winda
27
Dijebak
28
Amarah Rinnada
29
Perbedaan Rinnada dan Dinnara
30
Sakitnya Dinnara
31
Syarat Ennata
32
Tidur dengan Rinnada
33
Mencari Zaira
34
Hamil
35
Rumah lama Rinnada
36
Makam
37
Ketahuan
38
Memohon
39
Amukan Rinnada
40
keinginan punya anak
41
Jalan Buntu
42
Penyesalan Brian
43
Memaafkan Brian
44
KONFLIK (1)
45
KONFLIK (2)
46
KONFLIK (3)
47
Kesembuhan Mental
48
Tanggung Jawab
49
Rencana Brian
50
Tekanan Zaira
51
Tersingkapnya Kebenaran (1)
52
Tersingkapnya Kebenaran (2)
53
FB (1)
54
FB (2)
55
FB (3)
56
Amukan Brian pada Dinnara
57
Surat Pindah Tugas
58
Operasi
59
Depresi (1)
60
Depresi (2)
61
Depresi (3)
62
Rasa Bersalah dokter Winda
63
End (1)
64
NOVEL: MENIKAHI LELAKI TUNANETRA
65
End (2)
66
ANNOUNCEMENT
67
EkstraPart1
68
Ekstra2
69
Ekstra3
70
Ekstra4
71
Ekstra5
72
Ekstra6
73
Ekstra7
74
Ekstra8
75
Ekstra9
76
Ekstra10
77
Ekstra11
78
Ekstra12
79
Ekstra13
80
Ekstra14
81
Ekstra15
82
Pengumuman
83
KARYA BARU: SYAHDU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!