Sejak pembicaraan dengan Bu Sarah di restoran siang tadi, membuat Tiara benar-benar dilanda gelisah. Hingga waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam namun, mata Tiara tak kunjung terpejam.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Ingin rasanya menolak perjodohan ini, tapi melihat binar penuh harap dari Bu Sarah membuatku tak tega untuk menolak." Gumam Tiara sambil memejamkan mata untuk menenangkan perasaannya.
"Semoga saja keputusan yang akan aku ambil sudah tepat." Lanjut Tiara lalu segera tidur agar tidak bangun kesiangan.
****
Di lain tempat, Mahesa tengah uring-uringan karena permintaan sang mama. Dia tak habis pikir bagaimana bisa mamanya menjodohkannya dengan gadis yang sama sekali belum di kenalnya apa lagi bertemu dengan gadis tersebut. Setelah befikir panjang, Mahesa pun memutuskan menerima perjodohan tersebut demi kebahagiaan sang mama.
"Halo."
"Halo, Ma. Aku akan menerima perjodohan dari Mama. Aku lakukan semua ini semata-mata demi kebahagiaan Mama." Ucap Mahesa setelah sambungan teleponnya di jawab Bu Sarah.
"Benarkah? Mama senang mendengarnya, semoga ini menjadi awal dari kebahagiaanmu, Nak." Ucap Bu Sarah dengan antusias.
Beliau berharap dengan menikah, bisa merubah pemikiran Mahesa bahwa tidak semua wanita itu pengkhianat.
"Kalau begitu, lusa cuti lah dulu! Mama ingin kamu bertemu dengan gadis pilihan Mama." Sambung Bu Sarah.
"Baiklah, ya sudah aku tutup dulu teleponnya. Aku harus lembur menyelesaikan berkas penting untuk meeting besok. "
Setelah menerima telepon dari sang Putra, Bu Sarah langsung memberitahu kabar gembira ini pada putrinya yang sedang kuliah di kota Y. Akhirnya, Bu Sarah memutuskan akan menemui Tiara bahwa lusa dirinya dan Mahesa akan berkunjung ke rumahnya.
****
Gurat cerah sinar matahari menerpa wajah Tiara, membuat Tiara terbangun lalu melihat jam di dinding. Alangkah terkejutnya ternyata sudah pukul setengah tujuh, Tiara pun langsung mandi dan bersiap untuk bekerja. Hari ini dia tidak membawa bekal makan siang akibat kesiangan, untuk sarapan dia hanya makan roti yang di belinya saat belanja kebutuhan di minimarket. Setelah selesai sarapan dia langsung berangkat menuju toko bunga sebelum hari semakin siang.
"Tumben baru datang, Ra?" Tanya salah satu temannya.
"Iya nih, semalam gak bisa tidur. Jadi, aku bangun kesiangan." Jawab Tiara kemudian berlalu menuju loker untuk menyimpan tasnya. Sesampainya di toko Tiara langsung sibuk mengecek nota pengiriman bunga untuk hari ini.
Tanpa terasa hari sudah sore, menunjukkan bahwa sudah waktunya pulang. Selesai membereskan catatan dan nota penting, Tiara pamit pulang terlebih dahulu kepada teman-temannya yang masih beberes.
Saat Tiara keluar dari toko, tiba-tiba dia di hampiri Bu Sarah yang sengaja menunggu Tiara pulang kerja.
"Lho, Bu Sarah ada disini?"
"Iya Nak, sengaja menunggu kamu pulang karena takut mengganggu pekerjaanmu."
"Kalau begitu mari duduk dulu, Bu!" Ajak Tiara menuju bangku yang ada di depan toko.
"Terima kasih. Kedatangan saya ke sini mau bilang kalau besok saya dan anak saya akan berkunjung ke rumahmu, apa kamu bisa, Nak?"
"Besok, Bu? Apa Ibu yakin ingin ke rumah saya, takutnya Ibu tidak nyaman karena memang rumah saya jauh dari kata mewah." Ucap Tiara merendahkan diri.
"Kamu tenang saja, saya bukan tipe orang yang melihat segala sesuatu dari gaya hidup seseorang." Jawab Bu Sarah sambil tersenyum dan menggenggam lembut tangan Tiara, meyakinkan agar Tiara tidak perlu khawatir.
"Baiklah kalau begitu, pintu rumah saya akan selalu terbuka untuk Ibu." Balas Tiara.
"Besok siang saya akan ke rumah kamu. Kalau begitu saya pulang dulu." Pamit Bu Sarah dan di jawab anggukan di sertai senyuman oleh Tiara. Akhirnya, Tiara pun memutuskan pulang menggunakan ojek online yang sudah di pesannya tadi.
Jangan lupa like dan komen.
Biar makin semangat up bab baru 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Nuralam
memangx bu sarah liat rumahx tiara?
2022-07-15
2
Realrf
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-05-13
2