Setelah kejadian sore yang menimpa Bu Sarah, beliau mempunyai rencana ingin menjodohkan Tiara dengan Mahesa.
"Sin, bagaimana pendapatmu tentang Tiara?" Tanya Bu Sarah memulai percakaan dengan sang putri.
"Menurutku, dia orang yang baik dan sopan. Kenapa tiba-tiba Mama bertanya begitu?"
"Emm, sebenarnya Mama ingin menjodohkan dia dengan kakakmu. Mama sudah tua, pengen punya cucu biar rumah jadi rame." Jawab Bu Sarah dengan harapan anak sulungnya cepat menikah dan hidup bahagia.
"Mama yang sabar, semoga saja kakak mau menuruti permintaan Mama. Aku juga berharap setelah kakak menikah, dia bisa kembali seperti dulu lagi." Ucap Sintia sembari menggenggam lembut tangan sang mama.
"Semoga saja kakakmu bisa berubah."
*****
Di lain tempat, Tiara yang saat ini sedang istirahat setelah makan siang. Ingin meminta ijin pada pemilik toko bunga, karena dia akan mengunjungi makam kedua orang tuanya.
Tok tok tok
"Masuk." Terdengar sahutan dari dalam.
"Permisi Pak, saya mau minta ijin ingin mengunjungi makam orang tua saya. Jadi, hari ini saya masuk sampai siang saja." Pinta Tiara dengan sopan.
"Baiklah, tidak apa-apa. Tapi besok tetap masuk seperti biasa."
"Terima kasih, Pak." Ucap Tiara seraya menunduk hormat.
"Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat siang, Pak." Sambung Tiara lalu keluar dari ruangan tersebut. Dan dijawab anggukan kepala oleh pemilik toko.
***
Sesampainya di makam, tak lupa Tiara membeli bunga terlebih dahulu untuk di tabur di atas makam kedua orang tuanya.
"Assalamualaikum ayah, ibu. Maaf aku baru sempat kesini lagi. Aku sangat rindu kalian, rindu berkumpul dan bercanda bersama." Ucap Tiara dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ara benar-benar kesepian, di saat lelah ingin berkeluh kesah tak ada tempat yang senyaman pelukan kasih sayang dari kalian."
Akhirnya, setelah sekian lama memendam beban pikiran sendiri, tanpa ada tempat untuk sekedar bersandar dari pahit getir kehidupannya selama ini. Tiara mengeluarkan segala uneg-unegnya. Tak lupa Tiara berdoa semoga kedua orang tuanya di tempatkan di tempat yang layak di sisi Allah SWT. Lalu menaburkan bunga yang di belinya tadi.
"Ayah, ibu Ara pulang dulu. Nanti kalau ada waktu Ara kesini lagi." Pamit Tiara lalu bergegas meninggalkan makam. Hari ini dia berencana ingin ke minimarket, membeli kebutuhan yang sudah hampir habis.
****
Setibanya di minimarket, Tiara langsung mengambil keranjang untuk tempat belanjaannya. Dia membeli ayam, sayur, buah dan tak lupa keperluan untuk mandi dan mencuci. Setelah di rasa cukup, dia langsung menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya.
Namun, tanpa sengaja saat akan menuju kasir. Dia bertabrakan dengan seseorang.
Brukk
"Aduh, maaf Tuan. Saya tidak sengaja." Ucap Tiara sambil memunguti belanjaannya yang terjatuh.
"Hmm, lain kali hati-hatilah!" Jawab Mahesa dengan datar.
Ya, seseorang yang baru saja di tabrak Tiara adalah Mahesa. Yang kebetulan sedang membeli minuman kaleng.
"Baik Tuan, sekali lagi saya minta maaf." Pungkas Tiara yang dijawab deheman oleh Mahesa.
Selesai melakukan pembayaran, Tiara bergegas pulang karena merasa lelah dan ingin segera merebahkan diri sekedar melepas penat.
***
Di sisi lain, Mahesa merasakan ada suatu getaran aneh saat pertemuan tidak sengaja dengan Tiara sewaktu mampir di minimarket.
"Ada apa denganku? Tidak mungkin aku jatuh cinta pada gadis itu." Gumam Mahesa sebelum melajukan kendaraannya.
Mahesa lalu pergi meninggalkan minimarket tersebut. Dia segera pulang karena sejak tadi mamanya menelpon menyuruhnya untuk cepat pulang. Entah apa yang ingin mamanya bicarakan, Mahesa tidak tahu.
30 menit kemudian, Mahesa sudah sampai di rumah sang mama.
"Apa yang ingin Mama bicarakan, kenapa harus sekarang?" Tanya Mahesa setelah bertemu dengan Bu Sarah di ruang keluarga.
"Mama ingin membicarakan sesuatu denganmu, Mama ingin kamu menuruti permintaan Mama untuk menikah dengan gadis pilihan Mama. Dia gadis yang baik dan sopan." Pinta Bu Sarah to the poin.
"Sudah berapa kali aku bilang, kalau aku tidak akan menikah. Bagiku semua wanita itu sama saja, sama-sama pengkhianat." Jawab Mahesa dengan tegas.
"Jangan menilai wanita hanya karena masa lalu kamu, Nak. Tidak semua wanita seperti yang kamu pikirkan. Apa kamu berfikir kalau Mama dan adikmu juga seorang pengkhianat?"
"Bukan begitu maksud Mahesa, Ma. Saat ini aku belum memikirkan tentang menikah apalagi sejak kejadian waktu itu." Terang Mahesa dengan lirih.
"Lalu sampai kapan kamu akan terus merenungi semua yang sudah terjadi? Mama sudah tua Mahesa, Mama juga ingin menimang cucu. Mama ingin di saat terakhir hidup Mama, Mama bisa melihat hidup anak-anak Mama sudah bahagia." Ucap Bu Sarah dengan air mata yang mengalir deras.
"Sejak kepergian papamu untuk selamanya, Mama merasa kesepian. Kamu sibuk bekerja, adikmu kuliah. Di rumah sebesar ini hanya ada Mama dan beberapa asisten rumah tangga saja."
"Mama mohon Mahesa, kali ini saja turuti permintaan Mama." Sambung Bu Sarah memohon pada Mahesa agar mau menurutinya.
"Baiklah, akan Mahesa pikirkan dulu. Mahesa akan usahakan." Ucap Mahesa dengan helaan napas panjang, yang dijawab anggukan kepala oleh Bu Sarah.
Tinggalkan like dan komen kalian, ya 🙏😊
Biar makin semangat buat nulis bab baru 😍😍😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
momy ida
mahesa yg lo tabrak di minimarket itu calon bini lo... namanya tiara🤭😅
2022-07-13
3
Mimi
Kayanyu seru Nic
2022-07-12
3
Dewi Lidiawati Manullang
sepertinya seru
2022-06-25
2