Lory tak habis pikir dengan apa yang di katakan Mateo tadi sore, Lory mengira jika otak Mateo sudah hancur karena tidak bisa mengatakan hal yang normal layak nya manusia.
Ting!
"Tidak perlu terburu-buru, pikirkan lah dengan baik..."
Pesan dari nomor asing namun Lory tahu siapa pemilik nya itu, Lory melemparkan ponselnya kesal ke samping tempat tidurnya dan Lory memilih untuk mandi.
Setelah selesai bersiap, Lory mulai melangkahkan kaki nya menuju ruang makan. Di sana sudah terdapat mereka yang nampak menunggu nya, tanpa mengatakan sepatah kata pun Lory langsung duduk di tempat yang lumayan jauh dari mereka.
"Lory, perusahaan akan merayakan ulang tahun di hotel besar milik keluarga Owen. Ayah harap kau tidak membuat ulah seperti tahun tahun sebelumnya, dan lagi.... Celine bilang, siang tadi tuan Mateo datang menemui mu. Apakah kalian memiliki hubungan dekat?" Tanya Deri dengan penasaran namun Lory tidak menghiraukan nya sama sekali dan memilih untuk menyelesaikan makanan nya.
"Lory, apa kau tidak dengar apa yang sudah ayah mu katakan?" Tanya Maya dengan tetap tersenyum lebar pada Lory bahkan Maya mendekati Lory dan memberikan sepotong ikan pada nya hingga membuat acara makan Lory terhenti.
PRANGGGG!!!!
Lory melemparkan piring makannya dengan kesal hingga pecah di bawah kaki Maya, semua yang ada di sana langsung terlonjak kaget.
"Lory!!" Bentak Deri hingga membuat Lory bangkit dari duduknya dan menatap Deri dengan tatapan yang.... Entahlah.
"Sudah? bukankah sudah aku katakan, jangan pernah mencampuri urusan ku?ada atau tidak nya hubungan di antara aku dan dia bukan lah urusan kalian semua, dan...... Bukankah kau tahu jika aku alergi terhadap ikan?" Sinis Lory pada Maya yang langsung membuat wanita itu terdiam.
Dia memang tahu dan dia sengaja karena dia tidak suka dengan sosok Lory jika muncul dalam waktu berharga seperti saat ini.
"Maaf kan ibu nak, ibu tidak sengaja...." Ucap nya dengan memegang tangan Lory namun segera Lory hempaskan.
"BACOT!" Marah Lory sebelum akhirnya kembali ke kamarnya, setelah sampai di sana Lory langsung membanting pintu dengan kencang hingga terdengar sampai ke lantai bawah.
Lory mengacak-ngacak kamar nya, sebenarnya apa yang mau mereka lakukan? bukankah ini yang mereka maksud?
Sedangkan di lantai bawah, Maya menangis dalam pelukan Deri karena kaki nya terluka akibat pecahan piring Lory sebelumnya.
"Ayah, maafkan aku. Aku seharusnya tidak mengatakan hal yang terjadi di sekolah tapi..... Aku yakin jika Lory tidak memiliki hubungan apapun dengan tuan Mateo." Jelas Celine.
"Ayah tahu, ayah hanya penasaran. Dan lagi, tuan Mateo bukan orang yang mau mendekati wanita. Mungkin Lory terlibat masalah dengan nya, semoga saja tuan Mateo tidak mempersulit Lory untuk kedepannya..." Lirih Deri dengan sedikit cemas.
•••
Karena hari ini adalah hari libur, Lory berniat untuk pergi ke gym dengan Sherin dan Yoga yang ternyata sudah menunggu nya di sana.
"Masalah lagi?" Tanya Sherin dengan mendekati Lory.
"Hmm..." Angguk Lory dengan duduk di salah satu kursi.
"Bukankah sudah aku katakan? meskipun keluarga ku tidak sekaya dirimu tapi keluarga ku masih mampu untuk mencukupi kebutuhan mu, kau keluarlah dari sana dan tinggal bersama ku." Ucap Yoga dengan memberikan dua botol minum untuk Lory dan Sherin.
"Tidak usah, aku juga ingin sekali pergi dari neraka itu tapi.... Mama tidak ingin aku menyerah begitu saja, aku tidak mungkin membiarkan mereka hidup dengan tenang." Balas Lory dengan memejamkan matanya.
"Jika kau membutuhkan sesuatu, katakan saja tidak perlu sungkan." Lembut Sherin dengan mengelus pundak Lory.
"Bisakah kau menyiapkan gaun pesta untuk ku besok? aku malas mencari nya..." Keluh Lory pada Sherin yang langsung antusias.
"Untuk pesta ulang tahun perusahaan mu bukan? aku akan mengatakan nya pada ibu, supaya menyiapkan nya untuk mu. Kau tenang saja..." Rangkul Sherin pada Lory.
"Aku juga akan menyiapkan beberapa perhiasan untuk kalian kenakan nanti, aku dengar papa ku memiliki desain yang baru." Sahut Yoga yang membuat Lory dan Sherin berbinar senang.
"Senangnya memiliki teman seperti kalian." Peluk Lory pada Sherin dan Yoga.
"Stop!! jangan memeluk ku seperti ini, apa kalian lupa jika kalian wanita?" Kesal Yoga karena Sherin dan Lory memeluk nya dari kedua samping yang mengakibatkan benda milik Lory dan Sherin menempel di lengannya. Terlebih mereka sedang mengenakan pakaian olah raga yang ketat dan berbahan karet.
"Oh astaga, wajah mu memerah hahaha..." Tawa Sherin dan Lory, sedangkan Yoga hanya mendengus. Bukankah itu wajar? Karena dia memang laki-laki normal, hanya saja kedua sahabatnya itu yang tidak normal.
"Permisi, apakah di antara kalian ada nona Lory? seseorang ingin bertemu dengan anda di ruang tunggu." Ucap petugas gym itu.
"Ahh baiklah, kalian tunggu saja di ruang ganti." Ucap Lory yang di balas anggukan oleh mereka.
Jika kalian bertanya, kenapa Sherin dan Yoga tidak ikut? karena mereka tahu jika Lory pun ingin privasi nya tetap terjaga dan lagi, di antara mereka bertiga tidak akan ada rahasia.
Lory memasuki ruang tunggu dan melihat sosok laki-laki yang tengah melakukan push up, celana pendek selutut dan kaos hitam pendek nya yang nampak mencetak otot tubuhnya yang sempurna.
Terlebih, rambut nya yang basah dan keringat yang mengalir di wajah tampannya membuat Lory sedikit terpesona.
"Kenapa kau disini? bukankah aku sudah katakan jika kita tidak akan bertemu lagi?" Kesal Lory yang mencoba untuk menenangkan jantung nya.
"Apa kau lupa? gym ini milik ku? bukankah sudah seharusnya aku berada disini?" Ucap Mateo dengan tersenyum dan merebut paksa botol minum yang ada di tangan Lory, tanpa rasa jijik Mateo langsung meminum nya.
"Kau!!" Geram Lory.
"Manis." Senyum Mateo dengan menjilat bibir nya sendiri.
"Menyebalkan!" Kesal Lory dan hendak pergi dari sana namun segera di tahan, Mateo melihat tangan Lory yang nampak memar.
"Apa kau bertengkar lagi dengan keluarga mu?" Tanya Mateo dengan terus memegang tangan Lory.
"Lepaskan!" Ucap Lory yang sudah sangat marah itu.
"Kenapa kau bisa sesabar itu? Kenapa kau masih bertahan jika kehadiran mu saja sudah tidak di harapkan oleh mereka?Harta? warisan? aku bisa memberikan nya pada mu sebayak yang kau mau Lory..." Ucap Mateo yang membuat Lory terdiam.
"Aku hanya menginginkan warisan ibu ku..." Ucap Lory dengan sangat pelan, namun masih dapat di dengar oleh Mateo.
"Bukankah sudah aku katakan? aku bisa mengambil paksa perusahaan milik keluarga mu jika kau mau dan menuliskan atas nama mu sendiri." Lembut Mateo yang lagi-lagi membuat Lory terdiam.
"Aku...."
"Lory, bukankah kau sudah cukup menderita selama ini? ayah yang seharusnya menjadi pelindung untuk mu justru malah menjadi sumber luka bagi mu? hal apa lagi yang kau pertahankan di sana? sudah cukup Lory..." Jelas Mateo dengan memegang kedua pipi Lory dan menatap nya dengan serius.
Mateo sendiri bingung, kenapa dia bisa sangat menyukainya? padahal mereka baru saja bertemu namun Mateo sudah merasa yakin dengan Lory.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
❣️yu_chan❣️
Terima lory, tawaran mateo biar loe bisa tendang toe 2 benalu keluar dari rumahmu.. 😾😼
2022-05-12
1