Makan

"Apa? apa kalian yakin jika laki-laki tadi siang tuan Mateo Owen?" Kaget Celine.

"Benar, sepertinya tuan Mateo sangat dekat dengan saudara mu itu." Balas Siska, teman dekat Celine.

"Sialan! kenapa dia selalu unggul di banding diriku?" Kesal nya dengan mengacak-ngacak meja belajar nya.

"Sepertinya kau harus memisahkan mereka, maksud ku... Kau tahu bukan jika tuan Mateo sangat berpengaruh di negara ini? bahkan, jika di bandingkan dengan Marvin dia tidak lah ada apa-apa nya." Jelas Aulia.

"Kau benar, aku harus membuat tuan Mateo membenci nya." Senyum Celine dengan begitu buruk!

•••

Sedangkan kini, Lory berdiri dengan enggan di pertigaan sebelum gerbang sekolahnya. Lory tidak ingin menjadi pusat perhatian orang-orang, terlebih Sherin terus membujuk nya agar Lory semakin dekat dengan Mateo karena Sherin ingin foto bersama dengan nya.

"Kenapa kau disini?" Tanya Mateo dengan heran.

"Tidak ada." Balas Lory yang masuk kedalam mobil tanpa di suruh, awalnya Mateo terkejut namun dia berusaha untuk tenang. Dia lupa bahwa perempuan di sampingnya bukan perempuan biasa, dia sangat agresif.

"Kau sudah makan?" Tanya Mateo untuk memecah keheningan.

"Belum, karena aku tahu om akan membawa aku untuk pergi makan." Balas Lory yang langsung membuat Mateo menghentikan mobilnya secara mendadak.

"Kau, kau memanggilku apa? coba katakan sekali lagi?" Kaget Mateo, dia berharap telinga nya salah dengar tadi.

"Om? bukankah itu benar? kau jauh lebih tua di bandingkan diriku." Jelas Lory.

"Usiaku tidak setua itu, aku masih 32 tahun." Balas Mateo dengan kesal.

"Itu sudah tua om....!!!" Ejek Lory.

Memang benar sih, jika di bandingkan dengan Lory usia mereka terpaut lumayan jauh. Kurang lebih beda 14 tahun, lumayan bukan?

"Terserah, tapi kau di larang memanggil ku om!" Ucap Mateo tidak suka.

"Tidak mau!" Santai Lory.

"Kau!" Geram Mateo namun Lory hanya menatapnya santai.

"Apa kau tidak takut jika aku melakukan sesuatu pada mu?" Tanya Mateo dengan tersenyum smirk.

"Takut? apa itu? apakah aku terlihat takut?" Balik tanya Lory yang membuat Mateo langsung diam, di lihat dari mana pun Lory nampak santai dan tidak terlihat takut sama sekali.

"Bukankah kita baru saja bertemu, apa kau tidak merasa jika aku... Akan melakukan sesuatu?" Tanya Mateo dengan melirik Lory yang langsung terkekeh.

"Bukankah om sudah melakukan sesuatu? dengan membawa ku pergi seperti ini, bukankah ini juga termasuk sesuatu?" Tanya Lory yang membuat Mateo tersenyum.

"Itu memang benar, tapi setidaknya kau harus waspada terhadap laki-laki. Apa kau sering seperti ini?"

"Apa aku terlihat seperti itu?"

"...." Mereka diam dengan saling pandang, sebelum akhirnya Mateo memutuskan tatapan tersebut karena harus fokus menyetir.

"Lupakan, ayo keluar." Ajak Mateo setelah mereka berhenti di pusat perbelanjaan kota.

"Untuk apa kesini?" Heran Lory.

"Apa kau mau makan dengan pakaian ini? apa yang akan mereka katakan nanti jika aku membawa gadis ingusan seperti mu?" Ucap Mateo.

"Bukankah itu memang benar? lalu kenapa memangnya?" Heran Lory dengan enggan melangkah pergi.

"Sudahlah, ayo masuk."

"Tidak mau!"

"Ayo.."

"Tidak!"

"Lory!"

"Hah?"

"Masuk!"

"Ogah!"

"Sudah cukup! aku hanya ingin pergi makan dengan bebas, cepatlah!" Geram nya karena ini pertama kali nya ada seseorang yang membantah perkataan nya.

"Tidak mau! tidak mau! tidak mau!! apa kau tuli hah?" Kesal Lory.

"Hhh.. Baiklah." Pasrah Mateo dengan kembali masuk kedalam mobil.

"Kau mau kemana?" Heran Lory.

"Pergi, bukanlah kau ingin makan?" Balik tanya Mateo dengan heran.

"Tidak perlu jauh jauh, aku sudah lapar. Aku mau makan itu..." Tunjuk Lory pada pedagang pinggir jalan yang nampak ramai.

Mateo yang melihat itu terkejut, apakah wanita di depannya itu serius? atau hanya sedang iseng saja?

"Cepatlah, jika tidak mau maka aku akan pergi sendiri." Kesal Lory karena Mateo lebih banyak diam.

Lory menyebrang jalan dengan berlari kecil, Mateo yang melihat itu langsung ikut menyusul nya. Terlihat jika Lory terbiasa dengan tempat makan seperti ini, hingga akhirnya Mateo memilih untuk duduk di depannya.

"Apa kau yakin? aku bisa membawa mu pergi ke restoran mewah lainnya." Ucap Mateo dengan serius.

"Aku akan mati kelaparan jika kau membawa ku kesana, pergilah jika kau tidak nyaman disini." Kesal Lory dengan menatap makanan nya yang baru saja datang.

Mata Lory langsung berbinar, sudah lama dia tidak memakan bakso seperti ini. Biasanya, Sherin dan Yoga akan mengajak nya jika waktu sekolah mereka luang atau saat mereka tidak masuk kelas.

"Mantap!" Girang nya setelah memberikan banyak sekali saus dan cabe ke mangkuk nya.

Mateo terus memperhatikan Lory yang asik makan, Mateo ingin sekali mencicipi nya namun masih sedikit ragu hingga akhirnya dia hanya memperhatikan Lory saja.

Drtttttt Drtttttttttttt Drtttttttttttt

Terlihat nama ayah di layar ponsel Lory, Lory yang melihat itu langsung mematikan ponselnya dan kembali makan dengan lahap.

"Kenapa tidak mengangkat nya?" Penasaran Mateo.

"Sudah tahu apa yang akan dia katakan." Balas Lory dengan santai.

"Dia? maksud mu ayah mu?" Heran nya.

"Hmm..." Angguk Lory.

"Kenapa hubungan mu tidak baik dengan ayah mu?dan lagi..."

"Bisakah kau diam?" Datar Lory karena dia tidak suka jika dirinya sedang makan, ada seseorang yang membahas tentang keluarganya.

"Maaf." Ucap Mateo akhirnya.

Lory membuka ponselnya dan menyodorkan nya pada Mateo, Mateo yang melihat itu langsung heran.

"Apa?" Heran Mateo.

"Bukankah kau mencari ku untuk ini? ketik saja nomor rekening mu, aku akan mengirimkan nya sekarang." Jelas Lory yang membuat Mateo menghela nafas.

"Tidak, aku tidak bermaksud meminta ini dari mu. Aku hanya ingin mengembalikan milik mu, ambilah...." Ucap Mateo dengan memberikan kartu ATM milik Lory yang sebelumnya ia berikan pada Roy tadi pagi.

"Oke." Angguk Lory dengan mengambil kartu nya kembali tanpa rasa sungkan hingga membuat Mateo tersenyum, sepertinya wanita di depannya sangat berterus-terang.

"Apa kau tidak menanyakan alasannya?"

"Tidak, kau kaya, kau juga sangat berkecukupan. Dengan uang segini, mungkin bagi mu hanyalah sedikit. Jadi, aku tidak perlu menanyakan nya lagi." Jelas Lory yang membuat Mateo terkekeh.

"Kau benar, aku memang kaya. Apa kau mau menjadi wanita ku?" Tanya Mateo dengan bercanda.

"Oke." Balas Lory tanpa sungkan sedikit pun namun mampu membuat Mateo terkejut.

"Kau tidak bercanda bukan?" Kaget nya.

"Tentu saja.... Bercanda. Bukankah kau juga sedang bercanda?" Balik tanya Lory yang langsung membuat Mateo menghela nafas kesal.

"Hmm..."

"Kau kaya, kau juga lumayan tampan. Aku yakin jika kau memiliki banyak wanita di sekeliling mu, jadi..... Berhentilah mengganggu ku, aku tidak tertarik dengan semua yang kau punya." Kesal Lory karena dia tidak ingin membuat hidup nya semakin sulit lagi.

"Kau yakin? bukankah kau ingin keluar dari kediaman itu? aku bisa membantu mu loh...." Senyum Mateo dengan menatap Lory.

Terpopuler

Comments

❣️yu_chan❣️

❣️yu_chan❣️

𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙡𝙤𝙧𝙮,.
𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙠𝙪𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙩𝙚𝙤 𝙖𝙥𝙖𝙥𝙪𝙣 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩..

2022-05-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!