Mateo terdiam dalam waktu beberapa saat, ini pertama kalinya dia begitu menyukai aroma seseorang. Padahal, sudah banyak gadis dan wanita yang mendekati nya dengan berbagai aroma parfum yang mahal. Namun tak ada satupun yang membuat nya tertarik, justru dia merasa mual dan jijik.
"Tuan, wanita tadi bernama Marllory Rosell Queen. Nama panggilan nya Lory, dia masih bersekolah dia sekolah elit dan baru saja naik ke kelas 12. Umurnya pun belum genap 18 tahun." Jelas Roy dengan memberikan kertas yang berisi identitas Lory.
"Deri Kelard? bukankah seharusnya dia bermarga Kelard?" Heran Mateo.
"Itu, semenjak ibu kandungnya tiada nona Lory tidak lagi menggunakan marga ayah nya. Karena, karena tuan Deri menikah lagi dan membawa putri tiri yang usia nya hampir sama dengan nona Lory. Mungkin, ada masalah internal juga..." Tambah Roy.
"Hmm, aku mengerti.... Bersikap nakal dan bertingkah seperti itu, hahah... Dia terlalu manis untuk di lewat kan." Tawa Mateo yang langsung membuat Roy menghela nafas berat.
"Tuan..."
"Siang nanti, batalkan semua pertemuan ku." Senyum Mateo yang di balas anggukan oleh Roy, sepertinya Mateo tidak main-main.
•••
Lory melewati lorong koridor yang banyak sekali murid yang tengah berbincang atau pun bergosip ria, saat melihat kedatangan nya mereka langsung diam karena takut. Bagaimana pun, Lory di kenal sebagai wanita yang barbar dan tidak pernah mau mengalah.
"Lory! tunggu sebentar..." Panggil seseorang, terlihat sosok laki-laki tinggi dan tampan tengah berjalan ke arah nya.
Marvin Hawk, ketua OSIS di sekolahnya yang sangat populer. Selain menjadi OSIS, Marvin pun menjabat sebagai ketua basket.
"Hah?" Tanya Lory malas.
"Sampai kapan kau akan seperti ini? apa kau tidak bosan menjadi perbincangan murid dan guru?" Heran Marvin dengan memakaikan almamater nya pada Lory dengan paksa.
"Ih apaan sih?" Marah Lory dengan melepaskan kembali almamater nya.
"Lory!" Geram Marvin namun Lory tidak mendengarkan nya dan memilih untuk pergi dari sana.
"Bukankah sudah aku katakan, Lory tidak suka di kekang." Ucap Sherin dengan menepuk pundak Marvin.
"Sudah menyerah?" Tanya Yoga dengan tersenyum penuh ejekan.
Mereka berdua menjadi saksi tentang rasa suka Marvin terhadap Lory saat mereka masuk ke sekolah ini, tapi semua yang Marvin lakukan tak membuat hati Lory tergerak sedikit pun.
"Marvin, ada apa?" Tanya seseorang dengan suara lembutnya, namun hal itu justru membuat Sherin dan Yoga menatapnya jijik.
"Sepertinya sudah muncul virus keluaran terbaru, ayo pergi supaya kita tidak tercemar kegatelan nya." Ucap Sherin dengan menggandeng lengan Yoga.
"Apa maksud kalian? aku hanya menyapa Marvin saja, apakah itu salah?" Tanya Celine dengan ekspresi sedih nya.
"Tentu saja salah, bahkan sangat salah! Apa kau tidak melihat kami? apa kau anggap kami tunggul?" Tanya Yoga yang membuat Celine terdiam.
"Tunggul? hahaha... Kita hanyalah tunggul di mata orang buta sepertinya." Tawa Sherin.
Marvin tahu, bagaimana hubungan mereka dengan Celine selama ini. Bahkan dia pun sangat tahu penyebab berubahnya Lory sekarang, dulu saat mereka masih sekolah menengah pertama, sikap Lory tidak seperti ini.
"Masih belum bubar ternyata..." Ucap Lory yang berjalan melewati mereka.
"Kau mau kemana?" Tanya Marvin dengan memegang tangan Lory.
"Tas, tas ku ketinggalan di dalam mobil." Balas Lory dengan melepaskan cekalan tangan Marvin.
Marvin, Sherin dan Yoga hanya bisa menghela nafas panjang. Ternyata Lory masih sama seperti dulu, ceroboh dan pelupa.
•••
Siang ini, Mateo sudah berdiri di depan mobil nya. Dia berada di gerbang sekolah Lory yang kini mulai ramai para murid, mereka sangat terkejut dengan kemunculan Mateo yang menjadi idola mereka selama ini.
Mendengar tentang Mateo, Sherin segera berlari menuju gerbang dengan menyeret kedua temannya, Lory dan Yoga yang nampak pasrah dengan tingkah nya itu.
"Oh astaga, dia sangat tampan!" Heboh mereka.
"Benar, tubuhnya pun sangat seksi dan hot..."
"Kira kira ada apa dia kemari?" Heran mereka.
Sedangkan untuk Lory, dia hanya menatap heran Mateo. Tapi tidak dengan Sherin yang berteriak tidak jelas, apakah setampan itu? tapi memang benar juga, Mateo sangat tampan dengan kemeja yang terbuka di bagian atas nya dan di gulung hingga siku.
Dada nya yang bidang dan otot tangannya yang menggoda membuat mereka berteriak histeris, Yoga sendiri menatap kesal ke arah Sherin jar berisik.
Karena keributan itu, membuat kepala sekolah dan beberapa guru langsung turun tangan. Mereka menyambut antusias kedatangan Mateo yang datang secara mendadak, tentu saja hal itu membuat mereka sangat senang.
"Selamat siang tuan Mateo, apa ada sesuatu yang anda butuhkan?" Tanya kepala sekolah dengan antusias.
"Tidak ada, saya hanya ingin bertemu dengan seseorang." Balas Mateo dengan menatap ke arah Lory yang asik memainkan ponselnya.
"Bertemu? siapa dia? biar saya panggilkan untuk anda." Balas kepala sekolah tersebut dengan bersungguh-sungguh.
"Tidak perlu, saya sudah melihatnya." Balas Mateo dan langsung melangkahkan kakinya mendekati Lory, Sherin yang berada di samping Lory pun hanya bisa menganga dengan mulut yang terbuka lebar. Jika saja Yoga tidak menahan tubuhnya, mungkin Sherin akan jatuh karena lemas.
"Kita bertemu lagi Lory..." Ucap Mateo dengan berdiri di depan Lory.
"Ya." Angguk Lory dengan nada yang malas.
"Kenapa kau pergi begitu saja? bukankah urusan kita belum selesai?" Tanya Mateo dengan menatap Lory yang tinggi nya hanya sepundak dirinya.
"Urusan? urusan apa?" Heran Lory dengan menatap Mateo, mata hitam legam nya membuat Lory tenggelam dalam tatapan nya yang tajam namun mampu membuat nya tenang dan hanyut dalam kenyamanan.
"Bukankah kau akan bertanggung jawab?" Tanya Mateo yang kini langsung membuat Lory melotot dan paham apa yang di maksud laki-laki di depannya itu.
"Diam!! Aku, aku akan bertanggung jawab." Panik Lory, jangan sampai kedua temannya tahu jika dia menabrak mobil laki-laki di depannya. Jika tidak, mereka akan heboh kembali.
"Bagus." Senyum Mateo yang membuat orang-orang di sana terpesona.
"...."
"Kalau begitu, pulang sekolah nanti aku akan menjemputmu disini. Jangan terlambat dan.... Jangan kabur!" Bisik Mateo sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka yang cengo.
"Cihh, kau pikir aku takut dan tidak mampu?" Kesal Lory dengan mengusap ngusap telinganya, karena tadi Lory merasakan jika bibir Mateo menempel di telinganya.
"Lory..." Panggil Sherin dan Yoga yang nampak meminta penjelasan, melihat itu Lory hanya menghela nafas kesal dan pergi dari sana.
Lory pergi ke arah kantin karena perutnya terasa sangat lapar, kedua orang di belakangnya masih saja setia mengekori nya hingga membuat Lory jengah.
"Aku akan menceritakan nya tapi kalian jangan banyak tanya lagi oke?" Pasrah Lory akhirnya yang di balas anggukan oleh mereka berdua.
Akhirnya, Lory pun menceritakan kejadian pagi tadi yang tidak sengaja ia lakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
❣️yu_chan❣️
𝙡𝙤𝙧𝙮, 𝙢𝙖𝙩𝙚𝙤 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙧𝙜𝙞𝙡𝙖" 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙢𝙪..
𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙢𝙖𝙩𝙚𝙤 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙗𝙖𝙣𝙩𝙪 𝙢𝙚𝙢𝙪𝙨𝙣𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 2 𝙗𝙚𝙣𝙖𝙡𝙪 𝙙𝙞𝙧𝙪𝙢𝙖𝙝𝙢𝙪.. 😎😎😏😏
2022-05-11
1