Nabrak mobil

Lory mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia sangat amat kesal karena harus melihat keluarga bahagia itu yang merusak pagi nya yang indah.

Meskipun di kenal sebagai wanita nakal dan pembuat onar, Lory juga merupakan murid yang sangat berprestasi meskipun terkadang dia sering tidak masuk kelas. Bagi nya, pelajaran tersebut selalu di ulang hingga membuat nya hafal di luar pikiran, jadi untuk apa dia mendengarkan penjelasan yang membosankan itu?

Dari arah yang berlawanan, terlihat sebuah mobil mewah yang masih nampak berkilau dan sepertinya itu keluaran terbaru. Karena tak terlalu memperhatikan jalan, mobil yang Lory kendarai pun melintasi mobil tersebut dengan jarak yang sangat dekat hingga membuat salah satu kaca spion mobil nya patah dan menggores panjang mobil mewah tersebut.

Dengan cepat Lory mengerem mobilnya dengan mendadak,dia langsung keluar untuk melihat keadaan mobil nya yang nampak kaca spionnya nya yang menggantung mengenaskan.

Tapi bukan hanya itu, saat melihat mobil mewah yang tengah berhenti karena lampu merah itu pun langsung membuat Lory panik dan cemas. Karena terdapat goresan besar di sana dan itu pun sangat panjang....

"Permisi nona, apakah anda yang sudah membuat kekacauan ini?" Tanya seorang laki-laki yang memakai kaca mata dengan wajah yang lumayan tampan.

"Ahh iya, iya itu saya. Bukankah anda juga melihat keadaan mobil saya yang sama mengenaskan nya?" Keluh Lory dengan menunjukan kaca spionnya yang memang sangat parah karena hampir jatuh, ehh tidak..... Saat laki-laki itu menoleh, kaca spion itu pun putus dan terjatuh dengan begitu mengenaskan.

"Saya melihatnya tapi, kenapa anda tidak melihat jika ada mobil disini? bukankah anda seorang pelajar? apa anda masih belum mahir membawa mobil?" Tanya nya dengan penuh penekanan.

"Saya memang seorang pelajar, saya juga tidak bisa membawa mobil karena itu sangat berat! Tapi untuk mengendarai nya, saya sudah ahli tuan." Balas Lory dengan apa adanya namun hal itu justru membuat laki-laki itu berkedut, antara lucu dan jengkel.

"Terserah anda nona, intinya tuan saya sangat marah mengenai hal ini karena mobil yang saya bawa ini masih sangat baru dan.... Harganya pun bisa membeli beberapa puluh mobil yang anda bawa ini, ehh salah... Maksudnya yang anda kendarai ini." Jelas nya.

"To the poin aja tuan, mau ini kan? ambilah.... Saya sudah telat, jumlah nya memang tidak besar tapi saya janji akan membayar nya lagi. Berikan nomor rekening nya, mana?" Tanya Lory dengan mengulurkan tangannya setelah memberikan kartu atm-nya itu.

"Apa anda tahu harg..."

"Ya, yaa saya sangat tahu. Ini mungkin masih belum setengahnya dari hasil ganti rugi mobil anda, karena ini bukan ATM utama saya, setelah sampai di sekolah saya akan mengirimkan sisa nya..." Jelas Lory.

"Ahh bai..." Ucapan laki-laki itu terpotong saat seseorang keluar dari dalam mobil mewah tersebut, Lory mengeryit heran karena dia merasa familiar dengan sosok laki-laki itu.

Setelah berfikir beberapa saat, akhirnya Lory ingat bahwa sosok laki-laki di depannya itu adalah Sherin! Mateo Owen. Sosok laki-laki sempurna dalam semua yang sempurna! Pantas saja Sherin begitu menyukai nya, ternyata memang setampan itu.

"Tidak perlu, saya pikir anda bukan seorang pelajar. Tapi ternyata, hanya seorang pelajar yang nakal." Ucap Mateo dengan menatap Lory dari atas hingga bawah, mungkin karena pakaiannya yang memang pendek dan ketat hingga membuat lekuk tubuhnya terlihat.

"Nakal? nakal seperti apa yang anda maksud tuan?" Tanya Lory dengan menaikkan sebelah alisnya.

"...... Wild!" Ucap nya dengan tersenyum miring.

Lory yang mendengar itu langsung terkekeh, namun hal itu hanya berlangsung sekejap karena ekspresi Lory langsung berubah datar yang kini tengah menatap Mateo tak suka.

"Jangan menilai seseorang dari penampilannya, bisa saja wanita yang terlihat tertutup tapi selalu terbuka di bagian tertentu." Bisik Lory di telinga Mateo yang hanya diam karena mencium aroma Lory yang sangat manis.

"Hmm... Itu memang benar, tapi.... Setidaknya kau mengancingkan kemeja mu terlebih dahulu." Senyum Mateo yang langsung membuat Lory mengecek baju nya, memang benar jika kancing kemeja bagian atas nya terbuka hingga memperlihatkan tangtop nya yang berwarna putih.

"Kau!!!" Malu Lory namun Mateo hanya tersenyum simpul, karena malu dan kesal menjadi satu akhirnya Lory memilih untuk pergi dan meninggalkan mereka berdua yang berbeda ekspresi.

"Tuan, kenapa anda melepaskan nya begitu saja? bukankah anda ingin ganti rugi yang sepadan?" Heran Roy, sekertaris nya.

"Tidak perlu, sebaiknya kau selidiki siapa gadis menarik tadi." Ucap Mateo yang membuat Roy melotot dengan mulut yang terbuka lebar.

"M-maksud anda? gadis tadi? tuan..... Gadis itu masih sekolah, apakah anda serius?" Kaget Roy yang memastikannya lagi.

"Apakah aku terlihat seperti sedang bermain-main?" Balik tanya Mateo dengan ekspresi yang serius.

"Ahh baiklah...." Pasrah Roy.

"Apakah ini masih bisa di katakan pedofil?" Gumam Roy yang masuk kedalam mobilnya.

Untuk Lory sendiri, dia sangat amat malu mengenai kejadian tadi. Apakah laki-laki itu melihat dada nya? secara kan tadi dia mendekati nya untuk berbisik, bukankah dia bisa melihatnya dengan jelas dari atas?

Memikirkan hal itu semakin membuat Lory malu, meskipun dia nakal dan selalu berpakaian seksi tapi untuk hal semacam itu Lory tidak pernah gegabah, dia sangat menjaga jarak dengan laki-laki mana pun. Kecuali sahabat nya yang kini tengah menunggu nya di depan gerbang, Sherin dan Yoga yang nampak terlihat cemas dan khawatir.

Namun, saat melihat mobil Lory masuk kedalam parkiran baru lah mereka bernafas lega dan segera menghampirinya.

"Lory, kau masih utuh kan? apakah nenek lampir itu melakukan sesuatu padamu?" Tanya Sherin dengan memeriksa seluruh tubuh Lory bahkan sampai memutar nya berkali-kali.

"Aku sendiri terkejut saat mendengar penjelasan dari Sherin mengenai kalian berdua kemarin, jika saja aku bisa pulang lebih cepat dan bisa menemani kalian ke perpustakaan mungkin kau akan baik-baik saja." Ucap Yoga dengan ekspresi merasa bersalah nya.

"Aku tidak apa-apa, dan lagi... Aku tidak mau membahas hal yang sudah-sudah." Ucap Lory yang tahu arah pembicaraan mereka, mereka berdua seperti ini karena dulu pernah melihat kondisi Lory hanya benar-benar buruk! Datang ke sekolah dengan wajah yang memar di pipi kanan nya dan juga luka cakaran di wajah dan sekitar tubuhnya yang lain.

"Tapi, mobil mu...." Heran mereka berdua, mengingat kejadian tadi membuat Lory kembali malu dan kesal. Hingga akhirnya Lory memilih pergi karena takut mereka akan bertanya lagi, dia sendiri pun bingung apa yang harus ia katakan pada mereka?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!