Sepuluh hari setelah melahirkan, Anggela yang sudah berhasil membuat ramuan untuk menyamarkan aroma dirinya dan sang putri mulai berani untuk keluar dari tempat persembunyiannya.
Hari ini agenda mereka adalah pergi ke kerajaan Equestri untuk bertemu dengan ratu Marie Lavea, ibunda Anggela untuk meminta pertolongan demi menyelamatkan Isabella dari kejaran semua orang.
Marie yang sudah mengetahui akan maksud kedatangan sang putri menyambut anggota baru keluarga mereka dengan penuh kebahagiaan.
Karena kondisi khusus yang dimiliki oleh sang cucu, Marie merahasiakan kedatangan Isabella dari semua orang hingga dia yakin kondisi sang cucu aman untuk diperkenalkan kepada publik.
“ Meski tersegel, namun aku masih bisa merasakan aura yang sangat kuat darinya…”, ucap Marie begitu Anggela mendekat bersama Isabella berjalan menuju kepadanya.
Mariepun segera melihat cucu perempuannya yang tertidur pulas dalam dekapan sang mama. Diapun segera memegang kening, diantara dua alis Isabella dengan telunjuknya.
Lambang bunga mawar putih sekilas terlihat disana dengan sinar biru terang yang bersinar begitu menyilaukan pada saat tanda tersebut muncul.
Saat telunjuk Marie diangkat, sinar tersebut mulai redup hingga kemudian menghilang. Begitu juga dengan lambang bunga mawar putih yang turut menghilang seiring dengan sinar biru yang lenyap.
Melihat ekspresi sang bunda yang sedikit menegang waktu menyentuh kening putrinya, Anggela merasakan firasat buruk akan terjadi.
Seakan bisa membaca pikiran sang bunda, Anggela menatap putrinya dengan wajah sedih. Bagaimana bisa bayi yang baru berumur sepuluh hari harus menanggung hal menyakitkan seperti ini.
Pembagian jiwa terasa sangat menyakitkan bagi seseorang yang menjalaninya. Maka dari itu, seseorang yang menjalani ritual tersebut haruslah memiliki ilmu sihir yang sangat tinggi agar rasa sakit yang muncul pada waktu separuh jiwanya terlepas dari tubuhnya masih bisa dia tahan.
Cukup lama Anggela memandang sang putri yang ada dalam dekapannya dengan perasaan campur aduk. Dia masih sangat berharap sang bunda akan memberikan solusi yang lain untuk menyelamatkan Isabella saat ini.
“ Apa tidak ada cara lain yang bisa kita lakukan ?...”, tanya Anggela cemas.
“ Tidak sayang…hanya itu satu – satunya cara…”, ucap Marie dengan wajah lesu.
Athur berjalan mendekat dan menepuk bahu Anggela pelan, berusaha untuk menguatkannya. Saat tahu sang istri tidak mungkin tega melepaskan putrinya, Athurpun perlahan mengambil Isabella dari dekapan istrinya.
“ Sayang…percayalah…bunda pasti melakukan yang terbaik untuk Isabella…”, ucap Athur berusaha menenangkan.
Sambil tersenyum hangat, Athur kembali berusaha untuk mengambil Isabella yang didekap semakin erat oleh istrinya.
Athur yang sangat mengerti akan perasaan Anggela tidak terlalu memaksa, namun dia memberikan pengertian secara lembut kepada istrinya.
Akhirnya, dengan berat hati Anggela melepaskan Isabella untuk dibawa sang suami masuk kedalam ruangan khusus milik sang bunda.
Dalam ruangan yang sangat kental aura sihir terlihat Marie duduk ditengah – tengah lingkaran yang penuh dengan berbagai macam symbol sihir sambil memejamkan kedua matanya.
“ Taruh didepanku….”, perintah Marie menunjukkan sebuah bantal bulu yang ada dihadapannya.
Dengan lembut, Athur membaringkan Isabella diatas bantal bulu yang pas dengan tubuh putrinya itu. Melihat putrinya masih tertidur pulas dan seperti tidak terganggu oleh apapun, perlahan Athur mulai meninggalkan ruangan tersebut dan membiarkan mertuanya melakukan ritual kepada putrinya.
Marie terlihat memejamkan matanya sambil mulutnya terus merapalkan mantra – mantra yang akan dia gunakan untuk membagi jiwa Isabella.
Perlahan satu persatu cahaya aneka warna masuk melalui ujung lingkaran dan menyatu menuju kearah Isabella yang berada ditengah – tengah lingkaran yang telah dibuat oleh Marie.
Semua sinar aneka warna tersebut perlahan mulai menyelubungi tubuh Isabella hingga tubuh bayi munggil tersebut telah tertutup sinar aneka warna yang menyelimutinya.
Cukup lama sinar tersebut menyelimuti tubuh Isabella, namun jiwanya masih belum juga bisa terbagi membuat Marie mulai meningkatkan kekuatan sihirnya kebatas maksimal.
Jika penyihir normal, mendapatkan sinar tersebut mereka akan berteriak kesakitan. Namun hal tersebut tidak terjadi pada Isabella yang terlihat masih nyaman tidur diatas batal tanpa terganggu sedikitpun dengan puluhan ribu sinar menyakitkan yang menyelimuti tubuhnya.
BLASTTTT………..
Tiba – tiba muncul asap putih yang cukup tebal diakhir ritual yang dilakukan oleh Marie. Menandakan bahwa ritual yang dilakukannya berhasil.
Dihadapannya sekarang ada dua orang bayi munggil yang sama persis. Hanya lambang mawar putih yang berada diantara dua alisnya saja yang membedakan mana tubuh yang asli dan yang kloningan.
Sebelum kabut asap yang menyelimuti bayi tersebut sepenuhnya hilang, segera saja Marie membawa separuh jiwa Isabella yang berada dalam tubuh aslinya ke sebuah kapsul yang tersembunyi didalam ruangannya.
Dimasukkannya bayi tersebut kedalam kapsul dan menutupnya dengan rapat. Setelah merapalkan mantra, kapsul tersebut menghilang dari hadapan Marie.
“ Semoga kamu bisa hidup tenang dan bahagia disana…”, ucap Marie setelah kepergian separuh jiwa Isabella menuju masa depan dimana kakak Marie tinggal.
Sebenarnya kapsul tersebut adalah satu – satunya yang bisa dibuat oleh Vely, kakak Marie untuk membawa sang adik menemuinya jika dia sudah melepaskan jabatannya sebagai ratu dan memberikannya kepada Anggela.
Namun, demi keselamatan sang cucu, maka harapan untuk bisa bersama kembali dengan sang kakak dikuburnya dalam – dalam.
Dia sangat berharap bahwa Isabella dapat memberikan kebahagiaan kepada Vely, yang tinggal seorang diri di masa depan yang tidak dia ketahui bagaimana bentuk dan wujudnya.
Setelah semuanya selesai, Marie segera membawa Isabella keluar dari ruangan.Anggela yang sedari tadi sudah sangat cemas menunggu, langsung berlari dan mengambil Isabella dari dekapan sang bunda.
Gadis munggil itu terlihat mengeliat sambil menggerak – gerakkan bibirnya mencari sumber makanannya.Melihat hal itu, Anggelapun tersenyum dan langsung menyusui Isabella yang dengan rakusya langsung menghisap dengan kuat sumber makanannya itu.
“ Ini adalah bagian jiwa dan tubuh hasil kloningan yang bunda lakukan. Sedangkan untuk separuh jiwa yang berada dalam tubuh aslinya, bunda kirim ke Vely. Semoga dengan ini Isabella akan tumbuh sebagai gadis normal dan keberadaannya dapat tersamarkan…”, ucap Marie menjelaskan.
Meski mereka sangat sedih waktu memikirkan bagaimana nasib bayi yang satu lagi, namun tidak dapat dipungkiri jika hati keduanya merasa sedikit lega dalam waktu yang bersamaan.
Setidaknya sekarang Isabella aman untuk sementara waktu dari para pemburu yang terus saja mencari keberadaannya.
Sementara itu, di abad 30 Vely terlihat terkejut waktu ada kapsul datang di kediamannya. Kapsul yang sama yang dia berikan kepada sang adik, Marie.
“ Oh…jadi dia adalah Holy blood girl…selamat datang gadis cantik…”, ucap Vely sambil menatap Isabella yang tampak tertidur lelap.
Dengan sihirnya, Vely segera menyulap ruang bacanya menjadi kamar untuk Isabella. Setelah memberinya sufor yang baru saja dibuatnya, Vely kembali membaringkan bayi munggil tersebut ke tempat yang telah disediakan.
“ Kerajaan Equestri sungguh beruntung memilikimu gadis kecil. Jika kamu berjodoh, maka kamu akan kembali di tempat kelahiranmu. Namun jika tidak, maka aku lah yang akan tetap merawatmu disini…”, ucap Vely sambil menyelimuti tubuh Isabella agar hangat dan mengecup keningnya sebelum meninggalkan kamar bayi cucu keponakannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments