Di dalam ambulan aku dan ibu setia berada di samping ayah ku. Menggenggam erat tangan kokoh yang kini sudah mulai usang itu sambil menangis tiada henti.
***
Sesampainya ke rumah sakit, ayah langsung di bawa ke ruang UGD dan di tangani oleh dokter yang bertugas malam itu.
Aku duduk di kursi depan ruang UGD itu dengan ibuku.
"Bagaimana keadaan bapak Ya?" Tanya Santi saat dirinya baru sampai menyusul kami dengan menggunakan sepeda motor.
"Masih di tangani oleh dokter San" Kataku berat.
Seorang dokter berparas tampan, berlesung pipi dan memakai kacamata keluar dari ruangan tempat ayah ku berada.
Jelas saja aku masih ingat dengan pemuda itu. Yah pemuda yang kemaren tidak sengaja kami bertemu saat peristiwa tabrak itu terjadi.
"Rea" Katanya dengan senyumnya.
"Jadi bapak tadi...." Katanya menggantungkan perkataan nya.
"Iya dia ayah ku. Bagaimana keadaannya?" Jawab ku cepat sangat cemas dengan keadaan ayah ku yang masih terbaring itu.
"Tidak apa-apa, kolestrol nya naik sehingga membuat nya down seperti itu. Mohon untuk menjaga pola makan nya agar ini tidak terjadi lagi. Bisa-bisa nanti akan berakibat yang sangat buruk kepada bapak mu" Kata Riko menjelaskan.
"Apa sekarang dia baik-baik saja?" Tanya ibu ku.
"Alhamdulillah dia baik-baik saja. Untung kalian membawa nya cepat kesini. Biarkan dia beristirahat. Saya permisi" Jawab Riko berlalu dari hadapan ku, santi dan ibuku.
"Alhamdulillah" Kata itu keluar dari mulut kami bertiga. Bersyukur atas keselamatan ayah.
***
"Kamu kenal dengan dokter kemaren malam Ya?" Tanya Santi saat kami berada di ruang pemulihan tempat ayah ku berada.
"Kenal itu gak sih San, tapi aku hanya tahu kalau dia bekerja di salah satu klinik di kota ini. Tapi tidak tahu juga kenapa sekarang dia berada di sini" Jelasku sambil melihat ayah ku di suapi ibu makan bubur saat pagi menjelma. Ayah ku sudah terlihat membaik. Wajah nya sudah mulai memerah kembali tidak seperti malam tadi, wajah nya terlihat pucat pasi seperti mayat.
"Tahu dari mana?" Tanya Santi lagi kepo.
"Kemaren pas aku mau melakukan interview di tempat kerja kita, tidak sengaja aku di tabrak sama dia, dari situ lah pertemuan kami" Jelas ku lagi.
"Siapa nama nya? Apa kamu tahu?"
"Riko"
"Riko" Ulang Santi sambil tersenyum senang.
"Kenapa? Kamu suka sama dia? Dari tadi kepo banget tentang doktor itu" Kata ku melihat gelagat Santi yang bisa dibilang senang merasakan feeling in love.
"Kalau boleh jujur, emang iya sih. Gak tahu kenapa aku terpesona akan dirinya. Apa lagi lesung pipinya itu. Sangat-sangat membuat ku jadi gila" Jelas Santi membayangkan betapa rupawan nya pemuda yang berprofesi sebagai dokter itu.
"Ya dia memang ganteng San, gak salah mata mu itu kali ini" Jawab ku seadanya.
"Kok gitu sih Ya"
"Emang gitu lah adanya San. Kemaren pas kamu waktu kamu pacaran dengan pacar mu itu, siapa namanya?" Aku tampak berpikir sesaat.
"Reza, kamu bilang kalau dia itu ganteng bukan main. Bagiku dia biasa-biasa saja. Sekarang waktu kamu menilai Riko ganteng, aku baru sependapat dengan mu" Jawab ku berlalu dari hadapan Santi menuju kasur dimana ayah ku berada.
"Buk, Yah, aku ke kantin dulu ya mau cari makanan" Kata ku kepada ibu dan ayah ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Rama Fitria Sari
terima kasih dukungan ny 😇
2022-05-15
2
Yuli Wirnawan
lanjut update thor
2022-05-15
1