Dengan lahap nya ayah menghabisi satu persatu rendang itu. Santi dan ibu makan secukupnya saja. Aku dan ayah seakan-akan berlomba menyantap makanan kami masing-;masing.
"Sungguh perutku akan meledak" Kata ku sambil mengelus-elus perut ku yang membuncit seperti orang hamil 2 bulan itu.
"Kamu sih makan gak kira-kira" Jawab santi seketika.
"Aduh San, sekarang aku seperti ular sawo bila dah kenyang tidak bisa bergerak terlalu gesit" Kata ku lagi
Ular sawo (dalam bahasa melayu) adalah ular sanca. Dimana ular ini ketika sudah memakan seekor binatang seperti ayam, atau kambing. bahkan aku pernah mendengar ular itu pernah melahap seekor sapi. Maka ular itu tidak bisa bergerak sedikit pun. Begitulah yang aku rasakan saat ini.
Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 wib.
"Sekarang waktunya istirahat besok aku harus pergi ke kantor" Batin ku menyusun rapi kembali beberapa berkas penting pekerjaanku yang ku periksa tadi di atas meja ruang tamu.
"Lelahnya hari ini" Batin ku lagi sambil menggeliat malas ingin secepatnya beristirahat di dalam kamar sempit milik Santi.
Yah tempat kost kami memiliki dua kamar tidur, ketika ibu dan ayah ku datang tidak mungkin aku menyuruh mereka tidur di luar bahkan di kamar santi bukan. Lebih baik mereka tidur di kamar ku yang berdomisili dengan warna biru putih itu.
...(hanya visual)...
Tanggggggg
Belum lagi aku membuka pintu kamar, terdengar suara benda jatuh dari arah dapur. Seketika ngantuk yang aku rasakan menjadi hilang menjadi sebuah rasa kaget dan penasaran yang menggelayut di pikiran ku.
"Siapa itu? Apa mungkin maling?" Batin ku
Secepat kilat aku berlari ke arah dapur dengan botol plastik di tangan ku yang sempat ku sambar dari sebuah meja di samping pintu kamar Santi
" Buat jaga-jaga" Pikir ku.
Padahal jika di pikir dengan botol plastik tidak bisa mencederai atau melukai orang jika benar itu maling. Hanya memberi kesan rasa sakit sebentar dan hilang dengan sekejap nya.
"Ya Allah,,,,ayah" Teriak ku melihat lelaki paruh baya itu terbaring tidak berdaya di bawah meja. Di samping nya terlihat sebuah gelas pecah yang jatuh dari meja dan menghantam lantai. Secepat kilat aku berlari memeluk dan memangku ayah dalam pangkuan ku.
"Ada apa Ya" Ibu datang menghampiri ku.
"Ya Allah ayah" Jawab wanita paruh baya itu dengan wajah sangat kaget.
Santi tampak tergesa-gesa datang dari arah kamar nya.
"Ya Allah om" Katanya berlari mendekati aku dan ibuku yang masih memangku ayah ku
"Bawa ke rumah sakit saja" Kata santi.
"Tolong panggilkan ambulan San"
Tanpa di suruh dua kali Santi langsung berlari ke kamar nya mengambil telefon genggam nya untuk memanggil ambulan yang berada di rumah sakit terdekat dari tempatnya tinggal.
"Kenapa bisa jadi begini sih yah" Kata ku lirih dalam kesedian menatap tubuh tidak berdaya itu dalam pangkuan ku.
"Apa mungkin karena rendang daging yang dimana ayah tadi? kolesterol nya naik lagi?" Jawab ibuku menebak.
"Ayah sih kalau sudah keenakan makan selalu lupa dengan pengakitnya" Tambah ibuku lagi masih dalam tangis nya.
"Sebentar lagi ambulan nya datang" Santi menghampiri.
Aku dan ibu begitu cemas melihat kondisi ayah saat itu, apa lagi ayah mempunyai gejala serangan jantung karena pengakit itu. Pikiran buruk selalu menghantui aku dan ibu ku tentang ayah saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
makanan enak tapi bawa penyakit
2023-07-27
1
Yuli Wirnawan
lanjut update thor...suka ceritanya.... semangat berkarya
2022-05-14
2
Komisah Komisah
lanjoot
2022-05-13
2