Bab 4. Penakluk Elena

#POV DAFFA#

Setelah mengantarkan Alyza ketempat peristirahatannya yang terakhir, setelah menguras emosi dan kesedihan yang berlarut larut, hanya senyum dan tawa Elena yang sanggup mengobati rinduku dengan Alyza.

Setelah keluar dari Rumah Sakit, Elena begitu banyak mendapatkan perhatian dari orang orang disekitarnya.

Bahkan gadis dingin yang selalu datar dan introvert pun tidak pernah bisa lari dari pesona Elena Rahardian, yang baru berusia kurang dari seminggu.

Elena seakan mencuri perhatian gadis cantik itu.

Ya... wajahnya sangat cantik dan menawan. Dia benar benar idaman kaum Adam.

Hanya Elena lah satu satunya yang sanggup membuat gadis itu tersenyum. Dan karena Elena lah, gadis bernama Alya itu memutuskan untuk tinggal sementara dirumah papi Reza dan mami Emy.

"Sean, aku akan balik ke rumahku sendiri." Kata Daffa, kepada Sean pada saat makan pagi di rumah mertuanya.

"Kamu sudah sanggup tinggal sendiri di rumah penuh kenangan itu?" tanya Sean sambil mengigit roti yang baru saja ia buat itu.

"Masa aku harus disini terus? mengganggu kalian?" lanjut Daffa sambil menyelesaikan gigitan terakhir pada roti yang ia pegang.

"Kita ini saudara, Kamu tetaplah saudara ku, sekalipun Alyza sudah tidak ada." jawab Sean masih sibuk dengan roti nya... Ruang makan itu hanya ada mereka berdua, penghuni yang lain sudah berkutat dengan tugasnya masing masing. bahkan papi Reza sudah berangkat ke kantor pagi pagi sekali. Ia harus menyelesaikan tugas tugas yang terbengkalai saat pemakaman Alyza.

"Hmmh mungkin kamu benar, rumah itu membawa banyak kenangan yang ingin kulupakan, agar aku tidak dibelenggu masa lalu." kata Daffa sambil merenung.

"Lalu apa yang menjadi rencanamu?" tanya Sean singkat.

"Menjualnya? mengosongkannya? aku belum tahu... mungkin aku akan membawa Elena pulang kerumah Papa Andy dan mama Elsa, toh aku sudah menyewa jasa baby sitter.

"Hah? Baby sittermu sampai sekarang saja masih belum bisa menundukkan anakmu, Elena selalu lebih nyaman bersama Alya dibanding dengan yang lainnya..."cibir Sean dengan nada kesal.

"Sean, kamu masih belum bercerita... siapa gadis itu sebenarnya?" tanya Dafa penuh selidik.

Sean menghela nafas... meraih minumnya dan meneguknya perlahan, seperti menguji kesabaran Daffa. Bahkan setelah menghabiskan minumannya ia kembali menghela nafasnya baru ia melanjutkan aksinya dengan bercerita..

"Dia adalah adik kandungku, dia adalah saudara kembar Alyza." Perkataan Sean sontak membuat Daffa tersedak, ia buru buru meminum airnya dan menelannya perlahan. Sakit ditenggorokkan membuat dia berdehem keras.

"Kembaran? kamu gak bercanda kan? Mukanya gak mirip!" seru Daffa merasa dipermainkan.

"Tidak !! Aku tidak sedang bercanda, Alya adalah saudara kembar Alyza."

"Mengapa kalian tidak pernah bercerita, mengapa Alyza menyembunyikan ini dariku?"

"Ini sebagian dari aib keluarga kami. Mami dan Papi membuang ALya sejak dari lahir."

"Whatss?? are you crazy?" sergah Daffa dengan mata melotot.

"Tidak, itulah kenyataannya. Almarhum Opa memutuskan untuk memisahkan Alya dan Alyza karena Alyza sakit sakitan sejak bayi. Menurut adat kita, membuat Alya diasuh oleh orang lain akan membuat Alyza selamat dan sehat serta tidak lagi sakit sakitan."Sean menarik nafas sebentar dan kemudian melanjutkan ceritanya lagi.

"Tapi itu jelas menyakiti Alya, dia tidak pernah mau berhubungan lagi dengan kami. dan benar benar pergi dari hidup kami.tanpa pernah mau terlibat dengan urusan kami."kata Sean , penjelasannya sukses membuat Daffa melongo.

"Oh man... malang sekali nasib Alya." kata Daffa dengan sendu, seakan bisa merasakan kesedihan gadis itu.

"Huum.."respon Sein sambil menganggukkan kepalanya

"Pantes dia ga ada di setiap acara keluargamu... Siapa Aunt Almira dan Hans Coltrane? Mereka juga tidak pernah kelihatan di dalam acara keluargamu kan?"

"Aunt Almira lah yang mengadopsi Alya, dia mengadopsinya saat dia masih lajang dan belum memiliki suami. Jadi Hans, pria berkebangsaan Inggris, duda yang sudah memiliki 2 anak laki laki, yang akhirnya melamar aunt Almira dan menjadikannya istri." jelas Sean lagi.

"Sangat rumit..."

"Huum..."

Owek owek..

"Elena..." seru Daffa

"Anakmu nangis bro... apa gak ada yang jaga?" tanya Sean lagi.

"Aku akan melihatnya.."

Daffa segera berlari ke kamar Elena yang ada di lantai 2, ia melihat baby sitter yang disewanya lagi berusaha untuk menenangkan Elena yang sedang menagis histeris.

"Apa yang terjadi?" tanya Daffa kepada baby sitternya.

"Nona menangis tuan.."

"Tanpa kamu jelaskan aku juga tau, kenapa nangis?" tanyanya dengan sebal.

Tiba tiba seorang gadis cantik masuk ke dalam kamar Elena, dengan berlari. Tampaknya gadis tersebut habis mandi dan keramas. Melihat rambutnya yang panjang masih basah, dan ada handuk yang tersampir manis di bahunya. Bau harum sabun mandi gadis itu membuat Daffa tercengang, bahkan melongo. Melihat wajah tanpa make up, kelihatan polos dan menakjubkan. Bahkan percaya atau tidak Elena pun berhenti dari tangis histerisnya, yang sontak menambah keheranan Daffa.

"Sini Elena nya biar aku saja yang gendong!" seru gadis cantik sambil mengulurkan kedua tangan untuk menggendong bayi kecil yang tadinya menangis histeris. Tangis keras Elena tadi berganti menjadi isakan kecil, karena tadi menagis begitu dalam.

"Kenapa nangis sampai kayak gini mbak?" tanyanya dengan baby sitter yang berdiri disamping tempat tidur Elena.

Pertanyaannya seperti seorang ibu yang melihat anaknya nangis di pelukan orang lain.

"Maaf bu, Elena kayaknya nyaciin ibu. Tapi kan ibu lagi mandi tadi, jadi saya mencoba menimangnya, dengan harapan Elena mau tidur dan gak mencari ibu dulu. " jawab baby sitter itu dengan terbata bata, takut dimarahin oleh Daffa dan Alya.

"Ya sudahh gak apa... lain kali ketuk aja pintu kamar mandi saya, jangan sampai nangis kayak gini." kata Alya yang sedih melihat Elena tertidur tapi masih sesenggukkan kecil.

Daffa hanya melihat adegan itu dengan sedikit canggung. Bahkan dia sebagai seorang ayah gak bisa membuat buah hatinya terdiam dari menangis. Tapi ajaibnya, suara Alya yang masih diluar pintu kamar bisa membuat baby El diam dan tenang.

"Maaf jadi malah merepotkan kamu..." kata Daffa sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia benar benar terperangkap disebuah situasi yang canggung.

"Gak pa pa kak. Alya gak keberatan... ya kan baby El? Baby El manja yaaa sama mommy??..." Tanya Alya pada baby El yang tertidur nyaman di pelukkan Alya, Alya mencium pipinya yang chubby itu dengan gemas.

"Hemm Al... kamu disini sampai berapa lama?" tanya Daffa lagi dengan nada ragu..

"Aku belum tahu kak... emang ada apa?" Alya menjawabnya dengan singkat, Alya sudah tidak sedingin waktu pertama kali datang. Dia mulai membuka diri sekalipun terkadang masih terkesan menutup diri.

"Kakak hanya takut kalau baby El terbiasa dengan kamu, kalau kemudian kamu balik ke Singapura, baby El akan kangen sama kamu juga seperti pagi ini." sahut Daffa lagi.

Tanpa disangka, Alya menoleh, menatap netra Daffa dengan tajam, tapi masih belum menjawab apa apa.

"Maaf, kakak tidak mau kamu terikat dengan baby El.. dan membuat apa yang kamu lakukan jadi terbatasi" jelasnya takut Alya salah mengerti dan marah padanya. Jujur Daffa sangat nervous, dia bingung, perasaan apakah yang saat ini dia alami. Dia takut Alya marah, dia takut Alya pergi. Apakah demi baby El?"

.

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

mama kenand

mama kenand

bagus juga cerita'ya

2021-08-07

0

AsriMaria

AsriMaria

suka ceritanya thor... aq dlm 2 hari ini marsthin bca tulisanmu lho thor ini cerita ke3

2020-11-16

1

kel:SM

kel:SM

ah bagus juga

2020-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Alya Sanjaya
2 Bab 2. Flashback Almira
3 Bab 3. Perkenalan 'lagi'
4 Bab 4. Penakluk Elena
5 Bab 5. Insting Pemburu
6 Bab 6. Keluar bersama
7 Bab 7. Keluarga kecil
8 Bab 8. Kejutan
9 Bab 9. Keyakinan
10 Bab 10. Dinner (1)
11 Bab 11. Dinner (2)
12 Bab 12. Dinner (3)
13 Bab 13. Pertikaian
14 Bab 14. Menikahi 'pawang' ?
15 Bab 15. Malam ke 1 ?
16 Bab 16. Akhirnya...
17 Bab 17. Candu
18 Bab 18. Fitting (1)
19 Bab 19. Fitting (2)
20 Bab 20. Fitting (3)
21 Bab 21. Bucin
22 Bab 22. Cinta mengubah segalanya
23 Bab 23. Sekretaris Pribadi
24 Bab 24. Pelakor Jahanam
25 Bab 25.Resepsi Daffa-Alya
26 Episode 26. Janji Daffa
27 Episode 27. Cemburu?
28 Episode 28. Malam liar pertama?
29 Episode 29. Tabrak Lari
30 Episode 30. Rumah Sakit
31 Episode 31. Siapakah Dalangnya?
32 Episode 32. Pembalasan
33 Episode 33. Aku Tidak Akan Memaafkanmu
34 Episode 34. Kemarahan Daffa
35 Episode 35. Alya cemburu
36 Episode 36. Kejujuran yang menyakitkan.
37 Episode 37. Alya Dalam Bahaya
38 Episode 38. Kabur
39 Episode 39. Melindungi Alya
40 Episode 40.Kelinci VS Buaya
41 Episode 41. Memancing Ular Keluar Dari Sarang
42 Episode 42. Alya Koma?
43 Episode 43. Bosan
44 Episode 44. Secercah Harapan
45 Episode 45. Ella kembali?
46 Episode 46. Serangan?
47 Episode 47. Drama Daffa
48 Episode 48. Terluka
49 Episode 49. Daffa Berulah
50 Episode 50. Akhir Bahagia (end)
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Alya Sanjaya
2
Bab 2. Flashback Almira
3
Bab 3. Perkenalan 'lagi'
4
Bab 4. Penakluk Elena
5
Bab 5. Insting Pemburu
6
Bab 6. Keluar bersama
7
Bab 7. Keluarga kecil
8
Bab 8. Kejutan
9
Bab 9. Keyakinan
10
Bab 10. Dinner (1)
11
Bab 11. Dinner (2)
12
Bab 12. Dinner (3)
13
Bab 13. Pertikaian
14
Bab 14. Menikahi 'pawang' ?
15
Bab 15. Malam ke 1 ?
16
Bab 16. Akhirnya...
17
Bab 17. Candu
18
Bab 18. Fitting (1)
19
Bab 19. Fitting (2)
20
Bab 20. Fitting (3)
21
Bab 21. Bucin
22
Bab 22. Cinta mengubah segalanya
23
Bab 23. Sekretaris Pribadi
24
Bab 24. Pelakor Jahanam
25
Bab 25.Resepsi Daffa-Alya
26
Episode 26. Janji Daffa
27
Episode 27. Cemburu?
28
Episode 28. Malam liar pertama?
29
Episode 29. Tabrak Lari
30
Episode 30. Rumah Sakit
31
Episode 31. Siapakah Dalangnya?
32
Episode 32. Pembalasan
33
Episode 33. Aku Tidak Akan Memaafkanmu
34
Episode 34. Kemarahan Daffa
35
Episode 35. Alya cemburu
36
Episode 36. Kejujuran yang menyakitkan.
37
Episode 37. Alya Dalam Bahaya
38
Episode 38. Kabur
39
Episode 39. Melindungi Alya
40
Episode 40.Kelinci VS Buaya
41
Episode 41. Memancing Ular Keluar Dari Sarang
42
Episode 42. Alya Koma?
43
Episode 43. Bosan
44
Episode 44. Secercah Harapan
45
Episode 45. Ella kembali?
46
Episode 46. Serangan?
47
Episode 47. Drama Daffa
48
Episode 48. Terluka
49
Episode 49. Daffa Berulah
50
Episode 50. Akhir Bahagia (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!