Sesampainya mereka bertiga di negara dimana Alya dilahirkan, mereka langsung disambut oleh seorang lelaki tampan, berbody atletis, tinggi 180 cm, memakai kemeja putih yang dilepas dua kancing atasnya dan celana bahan kain berwarna hitam.
"Haiii.... kamu pasti Alya kan!" kata Pria itu dengan senyum yang mengembang di wajahnya tapi binar matanya tergambar sedih.
" Huum.." jawab Alya sambil menganggukkan kepala. Alya merasa asing dengan pria tersebut.
Alya juga merasa asing dengan tempat kelahirannya. Maklum, ia sudah meninggalkan kota kelahirannya sejak berusia 5 tahun, saat dia dengan sah diangkat anak oleh mommy Almira.
Memang sejak bayi, Alya sudah tinggal dengan mommy, sekalipun mommy Almira masih bolak balik antara Singapura dan kota kelahiran Alya , tetapi ketika pengurusan surat adopt dan dokumen resmi sudah selesai, pada saat Alya berusia 5 tahun, Alya langsung dibawa pindah ke Singapura bersama mommy, karena mom Almira bekerja di sana.
"Kamu cantik....lebih cantik dari yang ku ingat... Perkenalkan... aku Sean Putra Pratama, kakakmu!" jelas Sean.
"Alya Sanjaya!" jawabnya memperkenalkan diri dengan sopan tapi nadanya datar, acuh dan dingin.
Alya bener bener tidak memiliki gambaran tentang pria didepannya, walau pria itu mengaku kepada dirinya sebagai kakak.
"Aunty Raa, Uncle Hans...Alya... maaf kalian terpaksa datang dalam suasana berkabung seperti ini. Maafkan kami! Ini semua keinginan Alyza sebelum dia meninggal, dia ingin Alya datang di acara tutup peti dan di acara pemakamannya. " jelas Sean sambil membawa koper besar mommy dan daddy, karena Almira hanya membawa 1 tas kecil saja.
"Maafkan kami yang tidak pernah datang berkunjung kesini. Karena kesibukkan dan hal hal lain." jelas mom Almira dengan wajah sedih. Sedangkan daddy Hans hanya tersenyum tanpa berkomentar apa apa, karena memang bahasa Indonesia nya sangatlah buruk, dia hanya mengetahui bahasa Indonesia yang sederhana saja.
" Tidak apa apa aunty... saya mengerti" jawab Sean sambil melirik Alya dengan ekor matanya.
Alya masih memasang wajah datar dan tidak peduli.
"Orang tuamu pasti sedih dengan kepergian Alyza, apakah kita langsung ke tempat persemayaman terakhir Alyza? Untuk upacara tutup peti? Apakah pemakamannya dilakukan besok?'" tanya mom Almira dengan sedikit jengah karena hanya dia yang proaktif bertanya dan bicara, sedangkan Alya hanya diam.
"Iya aunty... masih ada waktu.. acaranya dari pukul 15.00 diundur sampai pukul 15.30 , kita langsung berangkat ke tempat persemayaman terakhir ..Kalau untuk pemakaman, sesuai dengan adat kita, mungkin itu akan dilakukan lusa. Karena yang sebenarnya ditunggu Alyza sudah mau datang." sahut Sean sambil tersenyum kecil. Dia masih memandangi Alya diam diam.
Mommy almira hanya mengangguk tanda dia mengerti, sedangkan Hans yang emang tidak terlalu tahu bahasa, dia hanya diam dan memperhatikan saja.
"Maafkan keluarga kita, Alya.. kalau mungkin menurutmu kami sangat egois dan mengabaikan kamu. Tapi waktu itu lebih tepatnya keadaan yang memaksa. Aku berjanji kali ini, akulah yang akan melindungi kamu"
jelas Sean saat mobil melaju membelah kebisuan yang tercipta di dalam mobil.
Alya hanya menghela nafas berat, tanpa menjawab pernyataan Sean.
Matanya hanya memandang keluar jendela mobil
Seakan ada pemandangan yang lebih menarik hatinya ketimbang berbincang dengan orang orang yang ada di mobil.
Hans Coltrane dan Almira sanjaya hanya saling bertukar pandangan, seakan tahu apa yang mengusik putri kesayangannya, Hans membelai lembut rambut anaknya..
"Are you okey, baby?" tanya Hans dengan wajah sabarnya dan ia masih membelai Alya.
"I am fine, Dad... " jawab Alya singkat.
Tiba tiba mobil berhenti di sebuah parkiran yang luas, dengan pemandangan yang sangat indah
"Kita sudah hampir sampai, saya rasa kalian pasti belum makan, Baiklah kita makan sebentar, masih ada banyak waktu tersisa sebelum upacara dimulai." jelas Sean sambil melangkah masuk dan langsung memesan beberapa makanan yang cepat saji.
Baik Alya, mom dan dad, hanya mengekor Sean dan mengikuti semua kemauannya dalam diam dan menyelesaikan acara makan sore tanpa ada satu kata yang terucap.
Canggung dan bikin muak... aku ingin mengakhiri secepatnya, dan kembali balik ke negara dimana aku jauh dari orang orang yang membuangku, pikir Alya.
Alya kembali menghela nafas berat saat memasuki tempat persemayaman terakhir saudara kembar yang tidak diingatnya itu.
Ketika Alya sampai kedepan peti warna putih mengkilap itu, dia diperhadapkan pada seorang gadis cantik berambut panjang seperti dirinya, yang seperti tertidur, dengan wajah penuh senyuman. Seakan tersenyum menyapanya.
Alya hanya terdiam saat semua orang disampingnya menangis, bahkan mommy Almira menitikkan air mata haru didalam pelukkan Hans.
Pandangannya bertabrakkan pada sosok wajah tampan yang terlihat sedih, disamping peti Alyza. Pria itu menatapnya dengan keheranan, karena mungkin dia belum pernah mengenal sosok Alya, yang di minta hadir saat sebelum tutup peti. Bahkan mertuanya menunda acara penutupan peti, untuk menunggu gadis yang bernama Alya itu, sesuai keinginan Alyza sebelum meninggal.
"Baby, do you remember something?" tanya Almira hati hati, sambil memegang kedua pundaknya, seakan ingin memberi kekuatan pada putri kesayangannya.
"Nope.." bisik Alya lirih. Dia masih memandang kembarannya yang terbaring didalam peti kesunyiannya,.
Cantik dan manis, wajahnya memang tidak mirip aku, walau mereka berkata kalau kita twins.
Alyza, berpulanglah dalam damai, aku sudah menuruti keinginanmu untuk hadir disini, mengiringi kepergianmu. pikir Alya dalam hati.
"Baby, ini papi Reza Pratama dan Mami Emy Sanjaya, dan ini Daffa Rahardian, suami Alyza..Dan itu " jelas Almira memperkenalkan satu persatu orang yang ada di upacara penutupan peti pada sore itu.
Alya tidak mengulurkan tangan, atau memeluk mereka, dia hanya mengangguk sopan. Dia melihat air mata dan kesedihan di mata orang tua kandungnya itu. Dia hanya berpikir apakah air mata yang sama akan tertumpah saat dirinya yang meningal? Alangkah bahagianya hidupmu Alyza, dikelilingi oleh orang orang yang mencintaimu, pikir Alya dalam hati.
" Alyaa, ini mami nak, mami sangat merindukanmu..." kata Emy sambil memeluk tubuh Alya dengan hangat. Tak terasa air mata membayang di pelupuk mata Alya, dia segera menghapusnya, agar tidak ada seorangpun yang tahu.
"Dan ini papimu sayang..." kata Reza, memeluk kedua wanita yang sangat dicintainya itu.
Tubuh Alya dipeluk erat oleh pasangan suami istri itu, dan seakan enggan melepaskan. Peristiwa itu membuat Daffa semakin heran. Karena Alyza dan mertuanya tidak pernah menceritakan tentang gadis cantik yang ada dihadapannya, yang sedang dibuat rebutan oleh mertuanya yang ingin tetap memeluk gadis itu.
"Siapa dia, Sean?" tanya Daffa sambil berbisik kepada Sean yang ada disampingnya, memandangi peristiwa yang mengharukan dengan raut wajah sedih. Awalnya Sean adalah teman bermain Daffa yang sangat akrab karena mereka satu dojang di perkumpulan taekwondo, dimana mereka menyelesaikan sabuk hitam, lambang tertinggi dalam ilmu beladiri taekwondo.
"Dia Alya, adikku!" jawab Sean datar, sambil masih memperhatikan ekspresi Alya yang menurutnya sangat menggemaskan.
Jawaban Sean makin membuat Daffa tidak mengerti, tapi memendamnya dalam diam.
Apalagi ini masih dalam suasana berkabung, bahkan papa mamanya turut hadir disana. Daffa pun masih kepikiran dengan Elena, buah hatinya dengan Alyza yang masih berada di rumah sakit, di jaga oleh kakak iparnya, yaitu istri Sean, Carolyn Huang dan anak Sean yang masih berusia 3 tahun yang bernama Edison Pratama.
.
.
.
TBC
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
intip cast DAFFA versi author yaaa.... duhhh... meleleh hati eneng babangggg ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
mama kenand
alamak....ganteng buuaanget thor.....aaaaa pengen peluk...
2021-08-07
0
Fi Fin
woow visual bang Dafa wang yibo 😍
2021-06-22
0
Faradilla
sadis emak bapaknya Alya... giliran alyza dah meningsoy Alya baru dianggap anak lagi... wajarlah Alya datar aja dan ngerasa dibuang selama 24 tahun... sedih ku buat kamu Alya... btw Thor... Alya nama anakku yg pertama loh... adeknya kembar.. untungnya gak pake acara dipisah2 kayak gini
2021-06-15
0