MTM5- Marvel Yang Menyebalkan.
Jarum jam yang menempel di dinding tepat di atas lemari pakaian milik Celine sudah hampir menunjukkan angka 12 malam, itu artinya sebagian penduduk bumi sudah terlelap dalam mimpi. Tapi tidak dengan Celine yang masih belum bisa memejamkan mata. Gadis bermata perak ini masih terlentang di atas tempat tidur, manik mata indahnya itu bergantian melihat jarum jam dan langit-langit kamarnya. Seolah dua objek itu begitu menarik dan sayang untuk dilewatkan.
"Tuhan, bantu aku melupakannya. Aku tahu ini tidaklah mudah, tapi aku yakin aku bisa menghapuskan dia dari ingatanku." Bagaimana mau tidur kalau pikirannya masih dipenuhi wajah dan semua ingatan tentang pria salju itu? Arg!! Celine menjerit di balik bantal yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya.
"Kenapa dia berkeliaran seperti hantu?"
Celine terkejut ketika ponsel yang ada di samping kepalanya tiba-tiba berdering, ia spontan melempar bantal dan memegang jantung yang hampir keluar dari tempatnya. Membayangkan Marvel saja bisa semenyeramkan ini, apalagi menghadapinya secara langsung?
"Marvel?" Celine mengucek mata memastikan ia tidak salah baca. Kenapa pria itu menghubunginya tengah malam? Mustahil untuk minta maaf dan memerbaiki hubungan mereka. "Bangun dari tidurmu, Celin...." Celine duduk bersila kaki di atas tempat tidur, kemudian menekan tombol hijau di ponselnya.
"Halo, Nona Celine... pemilik ponsel ini tidak sadarkan diri di Club. Apa Nona bisa datang menjemputnya?"
"Ti-tidak sadarkan diri?" Celine langsung dilanda panik, ia lompat dari tempat tidur kemudian memakai sweater untuk menyamarkan udara dingin di luar rumah.
***
Celine mematung di depan bangunan yang ia tahu itu sebuah Club malam ternama yang sering menjadi tempat hiburan sebagian penduduk terutama kalangan anak muda di kotanya. Tapi, Celine tidak tahu seperti apa isi di dalamnya. Ya, sekuno itulah dirinya. Sudah 21 tahun ia hidup di kota tidak sekalipun ia menginjakkan kaki di tempat itu dan ini merupakan yang pertama kali ia datang itupun untuk menjemput Marvel yang tidak lain merupakan mantan kekasihnya. Miris sekali!
"Anda mau ke mana, Nona?" Pria berbadan kekar mencegah wanita yang memakai piyama tidur dilapisi sweater warna hitam tepat di depan pintu utama. Sudah bertahun-tahun ia menjaga tempat ini tapi baru sekarang melihat pengunjung wanita datang tanpa memakai pakaian sexy.
"Ak-aku mau masuk." jawab Celine terbata.
"Boleh kulihat kartu identitas Anda, Nona?"
Jangankan kartu identitas, dompetnya pun tidak dibawa. Tadi Celine hanya sempat meraih kunci mobil saja.
"Apa harus pakai kartu identitas? Aku cuma mau masuk sebentar saja."
"Siapapun dilarang masuk sebelum menunjukkan kartu tanda pengenal. Itu sudah menjadi prosedur tempat ini."
"Izinkan aku masuk sebentar saja. Aku cuma mau menjemput Marvel."
Mendengar nama Marvel membuat kedua orang ini luluh, siapapun tidak mau mencari masalah dengan cucu pengusaha itu. "Baiklah, biar kami antar."
Suara musik yang menggema di ruangan redup itu hampir memekakan telinga Celine, ia berjalan sambil memerhatikan orang-orang berjoged meliuk-liukkan tubuh mereka. Pria dan wanita membaur menjadi satu, aroma minuman keras pun begitu tajam di indera penciuman Celine membuat ia mual.
Mata Celine langsung menangkap pria yang ia cari duduk bersandar dengan wajah menengadah ke atas. Celine geleng-geleng kepala melihatnya. Pria itu kelihatan suntuk sekali.
"Marvel bangunlah, kenapa kau tidur di sini?" Disentuhnya lengan Marvel agar bangun dari tidurnya, tapi Marvel tidak meresponnya sama sekali.
"Tuan Marvel tidak tidur, tapi mabuk," ucap salah satu pria yang ada di sana. "Ini ponselnya, tadi aku yang menghubungi Anda, Nona."
"Dari sekian banyak nama yang ada di ponselnya, kenapa kamu menghubungi aku?" Celine tidak mengerti, kenapa semakin ia ingin menjauh dan melupakan Marvel justru semakin membuat ia berurusan dengan pria itu.
"Karena Tuan Marvel selalu menyebut nama Nona." Jawabannya membuat Celine terdiam, setelah dirasa Marvel sudah aman ia pun pergi meninggalkan Marvel dan Celine.
"Namaku? Yang benar saja...." Celine tidak percaya begitu saja. Ketika waras saja Marvel jarang menyebut namanya, apalagi dalam kondisi mabuk begini? Celine duduk di samping Marvel dan mulai menepuk-nepuk pipinya. "Marvel bangunlah, jangan menyusahkanku!"
"Ce-Celiiinnnne." Bayangan Celine terbagi lima. Marcel benar-benar mabuk kali ini.
"Kenapa kau minum terlalu banyak?" Celine pusing mengendus aroma minuman yang keluar dari mulut Marvel saat dia bicara, hingga ia spontan mendorong Marvel sampai menjauh darinya. Celine bingung memikirkan cara membawa Marvel keluar dari tempat ini. Akhirnya Celine menghubungi Harry dan menyuruh pria itu datang menjemput tuannya.
Beberapa saat kemudian, Harry datang membawa dua mantel kulit untuk Celine dan Harry. Cuaca di luar memang sangat dingin akibat musim dingin melanda kota itu.
"Bahkan aku lebih suka menghadapi musim salju daripada menghadapi tuanmu yang dingin ini." Celine mengomel ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Tadi, Harry memaksa Celine untuk ikut masuk ke dalam mobilnya menemani Marvel di bangku belakang, sedangkan mobilnya sendiri dibawa orang suruhan Harry.
"Sejak kapan Nona Celine berani bicara ketus seperti ini?" batin Harry pun heran dengan keberanian mantan kekasih Marvel yang biasanya bicara selalu semanis madu.
"Ce-liiinne."
Marvel mulai menyebut nama Celine lagi, ntah apa maksudnya. Pria angkuh itu bahkan bersandar di bahu Celine yang lebih kecil dari ukuran badan pria itu. "Hey Marvel bangunlah! Aku pegal menahan tubuhmu!" Namun Marvel tidak merespon lagi karena sepertinya pria itu sudah tertidur atau pingsan.
Ingin rasanya Celine membuang Marvel di jalanan. Tapi, melihat wajah Marvel sedekat ini membuat ia sedikit luluh. Celine tidak bisa berbohong kalau Marvel masih menjadi pria tertampan yang pernah dilihatnya.
"Kenapa tidak pulang ke rumah saja?" tanya Celine heran saat Harry mematikan mesin mobil di depan apartmen Marvel.
"Sudah terlalu malam untuk membawa Tuan Marvel dan Nona pulang ke rumah nenek. Aku khawatir nenek salah paham melihat kalian berdua."
"Oh, begitu. Ya sudah bawa turun Tuanmu ini! Aku pun mau pulang!"
Dari bangku kemudi, Harry memutar punggung hingga leluasa melihat Celine. "Sebaiknya Nona menginap di sini saja.
Cuaca di luar tidak bagus untuk berkendara di jalanan."
Celine ingin menolak tapi, ia urung bicara sebab tiba-tiba Marvel muntah sampai menodai mantel yang dipakai Celine.
"Astaga, Marveelll. Apa keahlianmu cuma bisa membuat orang kesal? Kau memang menyebalkan!" Kalau seperti ini Celine terpaksa ikut masuk ke Apartmen Marvel untuk sekedar membersihkan dirinya.
Dengan susah payah dan tertatih, Harry memapah Marvel sampai masuk ke dalam kamarnya, ia membaringkan Marvel di atas tempat tidur sementara Celine langsung masuk ke kamar mandi.
"Dasar payah, harusnya kau tidak perlu membohongi dirimu sendiri. Aku tau kalau sebenarnya kau mulai menyukai gadis itu!" Harry hanya bisa membatin, jika ia bicara secara langsung Marvel pasti marah padahal memang itu kenyataannya. Satu tahun menjalin hubungan mustahil tidak ada rasa. Ya, Marvel memang menyebalkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Virgo Girl
Ayo Celine mumpung Marvel ga sadar, cubit aj ginjalnya biar ga nyebelin 😆😆
2024-11-20
0
Sunarti
betul Marvel yg menyebalkan
2023-02-08
0
Tri Sulistyowati
dasar cowok egois
2023-01-02
2