MTM 4- Aku Tidak Suka Diacuhkan.
Marvel menarik tangan Celine sampai berdiri di dekatnya, lalu ia duduk di tepian tempat tidur menggantikan posisi Celine. "Kami masih terlalu muda, Nek. Masih banyak yang harus kami benahi apalagi menjalin rumah tangga bukanlah perkara mudah, daripada di kemudian hari pernikahan kami gagal lebih baik kami menunda pernikahan ini. Celine pergi ke Paris bukan untuk melupakan calon suaminya yang tampan ini, tapi dia mau belajar bisnis di sana."
Celine merotasikan bola mata jengah tampan sih tampan tapi, sulit ditebak. "Kenapa tidak jujur saja, sih?" pikirnya.
"Kau kan sudah pandai berbisnis, jadi Celine cukup menjadi ibu rumah tangga saja, mendampingimu dan menjaga anak-anakmu nanti." Nenek mengelus lengan kekar Marvel sementara cucunya itu tiba-tiba terbatuk-batuk.
Mendengar kata anak membuat Marcel merinding. Ia mengangkat dagu melihat Celine yang juga sedang melihatnya. Mereka sama-sama larut dalam pikiran masing-masing.
"Mungkin seperti itu gambarannya bila kita sudah menikah." batin Celine hangat. "Sayang sekali hubungan ini sudah berakhir, kita sudah putus!" Kenyataan ini menyadarkan dirinya dari mimpi indah yang tidak akan pernah terwujud.
***
"Sampai kapan kau mau berbohong kepada Nenek? Kau pikir aku tidak tahu kalau kau dan kak marvel tidak pernah serius menerima perjodohan ini?" Elma menemui Celine yang saat itu sedang memasak sup untuk nenek di dapur utama, ia tidak tahan lagi berpura-pura baik kepada Celine yang tidak selevel dengan dirinya. Apa kata orang kalau mereka tahu keluarga ini berbesan dengan orang dari kalangan biasa?
Ekor mata Celine menangkap Elma tengah bersandar di dinding, wanita yang seumuran dengan Daisy itu sedang bersedekap dada seperti seorang majikan.
"Jangan basa-basi lagi Elma, katakan apa yang ingin kau katakan, aku sudah tahu pikiran licikmu. Kau sudah cukup lama menipuku dan membuat Marvel semakin menjauhiku!" Celine bicara sambil memegang pisau untuk memotong wortel.
Elma terkesiap mendengar jawaban ketus yang dilontatkan Celine kepadanya. Biasanya wanita itu ramah dan bersikap lemah lembut. Tapi kenapa sekarang berani melawan dirinya?
"Baguslah, aku tidak perlu pura-pura lagi. Dengar ini baik-baik Celine. Sampai kapanpun kau tidak akan pernah bisa membuat kak Marvel mencintaimu. Kau bukan tipe wanita idaman kak Marvel. Kalian itu ibarat langit dan bumi, jadi harusnya kau sadar diri sebelum mempermalukan dirimu lebih lama lagi!" Elma terkejut melihat Celine mengangkat pisau dan berbalik arah melihatnya. Apa wanita ini akan menghabisinya di sini?
"Kau pikir aku tidak punya harga diri sampai harus mengemis cinta dari kakakmu itu? Kau lihat tadi 'kan? Aku sudah hampir berkata jujur kepada nenek, tapi kakamu tercinta itu mengacaukan semuanya. Sudahlah, Elma ... jangan menambah pusing kepalaku. Lebih baik kau pergi sebelum aku kehilangan kesabaranku di sini!" sentak Celine.
"Ada keributan apa di sini?" Kehadiran Marvel mengejutkan Elma dan Celine. "Di mana ada Elma di situ selalu ada keributan!" Marvel mendaratkan ****** duduk di kursi yang berada tidak jauh dari letak kompor tempat Celine memasak. Tadi, begitu melihatnya wanita itu langsung memunggunginya.
"Kami cuma mengakrabkan diri saja, Kak. Kalau gitu aku kembali ke kamar jaga nenek, ya." Elma langsung pergi menyelamatkan diri sebelum diamuk Marvel lagi.
Tinggal dua orang yang ada di dapur luas itu. Sedari tadi para pelayan sudah kembali ke rumah belakang untuk istrahat. Celine tetap melanjutkan aktifitasnya di depan kompor, sibuk memegang spantula mengaduk sup asparagus permintaan nenek. Meskipun ekor matanya menangkap sosok tegap Marvel duduk di sana, namun Celine menganggap seolah tidak ada orang selain dirinya. Celine berlatih acuh dan menghapus pria itu dari hidupnya.
"Jadi benar kau mau pergi ke Paris?"
Pertanyaan Marvel memecah keheningan yang ada, sebenarnya ia cukup terkejut mendengar mantan tunangannya yang manja dan centil itu mau pergi ke Paris seorang diri. Celine cuma mengangguk merespon pertanyaannya.
"Huh!" Sepertinya kesabarannya sudah habis, Marvel mendekati Celine dan menarik lengan wanita itu sampai berbalik arah melihatnya. "Aku tidak suka diacuhkan, Nona Celine. Apa telinga dan mulutmu ini tidak berfungsi lagi sampai kau tidak menjawab pertanyaanku?"
Ini sakit sekali! Celine menahan sakit karena tidak mau terlihat lemah di depan Marvel. "Memangnya apa perdulimu? Aku mau pergi ke manapun itu bukan urusanmu, Tuan Marvel!"
Celine berusaha menahan genangan air matanya, ntah mengapa ia selalu melow setiap bicara dan melihat wajah Marvel. Mungkinkah karena dirinya masih kecewa atas berakhirnya hubungan mereka? Padahal, ia sendiri yang menginginkan perpisahan ini. Nyatnya satu tahun menjalin hubungan tidak berarti apapun untuk Marvel, pria itu masih menganggapnya tidak ada, jadi untuk apa diteruskan?
"Ya! Aku tidak perduli apapun tentang dirimu! Yang aku perdulikan hanyalah nenek. Pergilah yang jauh jangan pikirkan apapun dan siapapun di sini!" ucap Marvel dengan suara lantang, ia tidak tahu mengapa begitu marah mendengar jawaban Celine. Bukankah ia memang tidak perduli dengan Celine?
Genangan air mata yang sedari tadi ditahan, akhirnya tumpah menjatuhi pipi Celine ketika Marvel pergi dan menghilang dari matanya. Celine tidak tahu kenapa Marvel bisa semarah ini kepadanya. Celine semakin sadar kalau sampai kapanpun mereka tidak akan pernah bisa saling mengerti satu sama lain.
***
"Akhhhh!!! Dia pikir dia siapa?"
Pikiran Marvel kacau. Beberapa jam yang lalu ia mengantarkan Celine kembali ke rumahnya. Mereka duduk bersebelahan di dalam mobil yang sama, tapi tidak ada percakapan apapun di antara mereka. Bahkan, wanita itu langsung masuk ke rumah tanpa menawarkan teh hangat untuknya.
Perubahan sikap Celine yang seperti ini benar-benar mengganggu dan membuat Marcel bertanya-tanya. Apakah Celine segampang itu melupakan dirinya? Karena biasanya selalu ada saja yang dikerjakan wanita itu untuk menarik perhatiannya. Dan lihatlah sudah 3 jam berlalu, tapi tidak ada pesan atau panggilan dari wanita itu. Tidak ada sapaan hai, sudah tidur? Sedang apa? mimpi indah dan masih banyak lagi.
"Sepertinya Anda sudah mabuk, Tuan!" ucap salah satu pelanggan club yang duduk tidak jauh dari meja Marvel. Sudah 1 jam ia memerhatikan Marvel yang sudah hampir kehilangan kesadarannya. Beberapa botol minuman di atas meja itu pun berserak akibat ulah tangan Marvel.
"Pergi!" sentak Marvel tidak mau diganggu. "Panggil dia! Cepat panggil dia!" bentakkan itu menarik perhatian beberapa orang yang ada di sana. Mereka geleng kepala melihat Marvel tergeletak di sofa warna hitam tersebut.
"Ce-Celiiinn...." lirih Marvel tanpa sadar menyebut nama Celine.
Seseorang mengambil handpone Marvel di atas meja dan mencari kontak nama bertuliskan Celine. Mungkin, orang itu yang bisa membawa Marvel kembali ke rumah pikirnya.
"Celin... Celin... Celin... Celin." Mata Marvel hampir terpejam, tapi mulutnya tidak berhenti menyebut nama Celine.
🍀🍀🍀
🤣Mantan, mana mantan🤣
Yuk, kencengin dukungannya 🚴♀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Virgo Girl
Woww... alur ceritanya bagus, bikin non-stop baca. Baru mampir saya😄😄
2024-11-20
0
Jeankoeh Tuuk
menikmati alur
2023-11-02
0
Sunarti
eeemmm dari ternyata Marvel merindukan Celin
2023-02-03
0