MTM 2- Gara-gara Daisy
"Kenapa harus ke Paris? Bukankah pernikahan kakak dan kak Marvel sudah di depan mata?" Tentu Daisy tidak percaya begitu saja. Ayah dan ibu mereka pun tidak akan mengijinkan Celine pergi ke Paris kecuali Marvel ikut bersamanya. Tapi, melihat wajah sembab Celine seperti habis menangis membuat ia percaya kalau kakaknya tidak sedang bergurau.
Daisy masuk ke kamar bernuansa putih itu kemudian duduk di tepi tempat tidur di mana Celine masih sibuk dengan kopernya.
"Astaga, jangan bilang kalau hubungan kalian sudah berakhir." Daisy yang selama ini menyukai Marvel secara diam-diam seperti mendapatkan angin segar, kalau memang benar Celine membatalkan perjodohannya dengan Marvel, maka ia siap menjadi pengantin penggantinya.
"Daisy keluarlah dari kamarku, aku benar-benar lelah jadi tidak bisa menjawab pertanyaanmu itu." Celine meletakkan koper di samping lemari pakaian, kemudian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Barangkali berendam air hangat di dalam buthub bisa mengurangi benang kusut di kepala.
"Aku harap dugaanku benar dengan begitu peluangku mendapatkan kak Marvel semakin dekat." Hati Daisy bersorak gembira karena peluangnya mendekati mantan calon kakak ipar itu semakin terbuka lebar. Siapa yang tidak menyukai Marvel? Selain tampan dan rupawan. Pria itu berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Wanita manapun pasti tergila-gila padanya.
Di dalam kamar miliknya, Daisy menghubungi Elma sepupu Marvel yang tinggal satu atap dengan Marvel. Daisy menjual informasi ini kepada Elma yang merupakan teman ketika masih di SMA.
***
"Kau pikir aku percaya dengan leluconmu itu?" Wanita berambut pirang ini tidak percaya dengan informasi yang disampaikan Daisy padanya. "Kau butuh uang berapa sampai menjual informasi palsu tentang kakakmu ini, huh?" Mata Elma terbuka lebar mendengar sumpah Daisy di ujung teleponnya.
Elma memang tidak menyukai Celine yang hanya dari keluarga biasa. Sedangkan Marvel berasal dari keluarga terhormat dan kaya raya. Elma tidak sudi kalau Celine menikmati harta mereka, jadi selama ini Elma berusaha menjauhkan Marvel dan Celine termasuk berbohong kepada Celine tentang wanita idaman Marvel.
"Aku pikir mereka akan menikah, tapi ternyata hubungan mereka berakhir juga. Akhirnya Celine menyerah."
Rasanya Elma ingin mengadakan syukuran merayakan kebahagiaan ini. Tidak sia-sia ia bersandiwara menerima Celine sebagai calon kakak iparnya dan menghasut wanita itu dengan omong kosongnya.
"Siapa? Hubungan siapa yang kau maksud, Elma?" Nenek yang saat itu melintasi kamar Elma tidak sengaja mendengar percakapan cucu perempuanya ini. Elma tampak terkejut melihatnya.
"Sejak kapan nenek berdiri di situ?" Elma menutup teleponnya secara sepihak.
"Nenek mendengar kau menyebut nama Celine. Hubungan siapa yang berakhir?" Wanita berambut putih ini masuk ke dalam kamar Elma. "Kenapa kau tidak menjawab pertanyaan nenek? Siapa yang menghubungimu? Apa ini ada hubungannya dengan Celine dan Marvel?"
Perasaan nenek menjadi gelisah, ia berharap salah menduga. Celine tidak mungkin mengingkari janjinya. Wanita muda yang pernah menolong dan menyelamatkan nyawanya itu pasti akan menjadi cucu menantunya.
"Ak-aku tidak tau pasti, Nek. Tapi, Daisy bilang kalau kakaknya akan pergi ke Paris, mungkin sengaja ingin melupakan hubungannya dengan kak Marvel." Elma bicara dengan hati-hati sebab ia takut penyakit jantung nenek akan kambuh lagi.
"Panggil Marvel. Cepat panggil dia!" Jika hubungan mereka berakhir seperti ini, maka nenek yang akan menyatukan mereka lagi. Wanita tua yang rambutnya sudah memutih ini tidak tahu kenapa Marvel selalu menunda pernikahannya dengan Celine.
Elma menjadi panik. "Tenanglah, Nek." Direbahkannya nenek di tempat tidur miliknya. "Biar kuhubungi kak Marvel."
***
Setelah meninggalkan restoran tempat pertemuannya dengan Celine, Marvel tidak langsung pulang ke rumah. Pria berusia 25 tahun ini memilih menghabiskan waktu di lapangan golf miliknya. Meskipun tidak bisa fokus, Marvel tetap setia mengayunkan stick golf di tangannya. Usia Marvel memang masih terbilang muda, tapi kecerdasan dan ketangkasan dalam membantu mengelola perusahaan kakek patut diacungi jempol. Hingga semua orang bisa menebak kalau suatu hari nanti Marvel akan menggantikan posisi mendiang papanya memimpin perusahaan.
"Kau lihat betapa angkuhnya wanita itu? Bisa-bisanya dia merendahkanku dengan mengembalikan cincin ini, sial!!!" Dengan emosi yang membuncah, Marvel melemparkan stick golf itu ke sembarangan arah. "Apa dia pikir dirinya sehebat itu?" Marvel berkacak pinggang, ia mendesahkan nafas ke udara berusaha meredam emosinya.
"Kenapa harus dia? Harusnya aku yang mengakhiri dan mencampakkan Celine. Aku tidak menyangka bisa mengenal wanita aneh itu!" umpatnya lagi.
"Bukan Nona Celine yang angkuh, tapi Anda Tuan. Wanita mana yang tahan diacuhkan selama satu tahun ini?" Ingin sekali Harry mengatakan itu secara langsung, tapi karena masih sayang nyawa ia hanya bisa tertunduk dan membatin.
"Dia bahkan berani memukul meja dan menantangku, tadi." Emosi Marvel semakin meluap seperti lahar panas yang menyembur dari gunung berapi.
Harry geleng-geleng kepala melihat Marvel, ia yakin kalau sebenarnya Marvel tidak terima Celine mengakhiri hubungan mereka, tapi Marvel enggan mengakuinya.
"Tuan, Nona Elma menghubungi Anda." Harry memberikan benda pipih yang masih menyala kepada pemiliknya.
"Elma selalu menggangguku." Marvel merampas benda itu, ia terkejut mendengar isakan tangisan Elma yang menjelaskan kondisi nenek di rumah. "Kita pulang sekarang!" ajaknya.
Marvel duduk gelisah di dalam mobil yang dikemudikan Harry. Ucapan Elma yang mengatakan kalau nenek tau hubungannya dengan Celine berakhir mengusik pikirannya. Penyakit jantung nenek tidak akan kambuh kalau Celine tidak mengadu kepada nenek. Ya, semua ini salah Celine.
"Putar balik!" ucapnya kepada Harry.
Dari kaca spion yang menggantung di atas kepala Harry bisa melihat raut wajah Marvel memerah. Harry tahu maksud dan arah tujuan Marvel, hingga ia memutar stir kemudi sampai berbalik arah menuju kediaman Celine.
"Celine!!!" teriak Marvel ketika sudah berada di depan pintu rumah Celine. "Keluarlah!" teriaknya tidak sabaran.
Tidak butuh waktu lama, pintu utama terbuka dari dalam. Daisy hampir tidak berkedip melihat Marvel di depan mata.
"Kak Marvel kenapa teriak seperti itu? Masuklah," ajaknya ramah.
"Di mana Celine? Aku datang ke sini untuk bertemu dengannya." Marvel menjawab tanpa basa-basi.
Daisy tampak kecewa karena Marvel datang menemui Celine. Tapi, untuk apa? Bukankah hubungan mereka sudah berakhir? Batin Daisy bertanya sendiri.
"Kak Celine ada di ruang makan bersama kedua orang tuaku, masuklah kak. Kita makan malam bersama."
"Aku tidak punya banyak waktu. Cepat panggil dia atau aku yang memanggilnya dari sini?" ancamannya membuat Daisy cepat-cepat pergi memanggil Celine. Beberapa saat kemudian wanita yang dicarinya menampakkan diri.
Celine terkejut melihat mata Marvel memerah seperti ingin mengulitinya. Kenapa lagi dengan orang ini. "Ada apa?"
Marvel menarik pergelangan tangan Celine sehingga memungkas jarak diantra mereka. "Ada apa katamu? Kau memang tidak tau... atau pura-pura tidak tau? Karena ulahmu penyakit nenekku kambuh. Harusnya aku tidak biarkan dirimu mengatakan kepada nenek kalau hubungan kita sudah berakhir!"
Celine meringis merasakan sakit di pergelangan tangannya, sudut matanya menangkap bayangan Daisy yang terpaku tidak jauh darinya. Celine bisa menduga kalau kekacauan ini tercipta gara-gara Daisy. Pasti adik tirinya yang sudah mengarang cerita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Sunarti
Dessy t@ punya perasaan
2023-02-02
0
Tri Sulistyowati
ohh adik .tiri to
2023-01-02
1
Alanna Th
lk" sombong, mentang" tampan + kaya, seenalnya sj mnindas hati wnt. huss huss, pergi saja celine. cukup sekali sj nylmtin nenek, kini sdh saatnya slmtkn masa dpnmu brsm lk" yg baik n brtnggng jwb, cinta mati hanya utkmu sj 💔😝👋👋
2022-10-05
0