Bab 3. Atasan Baru

Bab 3. Atasan Baru

Gloria masih berada di dalam toilet itu setelah Ardo berlalu. Ia menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Wajah yang terlihat pucat, serta tubuh yang semakin kurus bagai tak terurus.

Ia mendesah berat. Mencoba meluruhkan segala beban yang serasa kian menghimpit di dada. Jalan hidup yang ia tempuh terlalu berat. Semua ia jalani karena keterpaksaan. Hidup sebatang kara tiada sanak saudara sangatlah berat. Hanya ada seorang sahabat yang ia punya saat ini, disaat teman hingga kerabat mendadak menjauh manakala musibah datang menghampirinya.

Demi menyambung hidup, di tempat inilah ia berada kini. Menjadi seorang karyawati Divisi Product Marketing. Hanya seorang karyawan biasa sehingga terkadang sering di anggap remeh bahkan dipandang rendah.

Tetapi walaupun begitu, ia masih bersyukur. Pekerjaan ini sudah termasuk yang paling bergengsi untuk seorang wanita sekelas dirinya. Ketimbang dulu, yang hanya seorang cleaning service di salah satu pusat perbelanjaan. Hingga menjadi pelayan kafe pun pernah ia jalani. Bahkan yang terparah, hampir saja ia menjadi seorang Wanita Tuna Susila. Akibat ulah seseorang, yang tidak tulus mengasihinya.

Gloria Putri Dharmawan, wanita berusia 24 tahun itu hidup sebatang kara semenjak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis. Dahulu ia adalah putri seorang jutawan. Namun nasib malang menimpanya setelah kepergian kedua orang tuanya.

Sebetulnya ia tidak sendiri. Ia hidup bersama seseorang, yang sayangnya tidak pernah menganggapnya ada. Ia bagaikan butiran debu di mata orang itu. Tak terlihat, tak berharga, bahkan mungkin terlupakan.

Ponsel Gloria yang tersimpan di dalam tas nya berdering. Segera ia mengambil ponsel dari dalam tas, untuk menjawab panggilan dari Reva. Sahabat satu divisinya. Satu-satunya orang yang masih sudi berteman dengannya.

"Ada apa Rev?" tanyanya masih menatap pantulan dirinya di dalam cermin.

"Oh, iya, aku ke sana sekarang." Gloria memperbaiki dahulu tampilan dirinya sebelum kembali ke ruangannya.

Baru saja Reva memberitahunya bahwa Divisi mereka kedatangan pimpinan baru. Sehingga semua tim diharapkan hadir.

 ------------

Sejak Ardo melewatkan penyambutannya dan malah mengerjai Kakek, ayah, ibu, uncle dan aunty nya, bahkan karyawan TRF, hal itu membuat Dicko geram. Amarahnya sudah tak mampu ia menahan lagi. Jika dahulu ia masih bisa bersikap tenang, tetapi kini sudah habis batas kesabarannya.

Seharusnya, Ardo pulang ke tanah air tiga hari yang lalu. Namun anak itu terus saja menunda-nunda waktu dengan berbagai alasan yang sulit ia terima. Alasan-alasan yang diberikan Ardo terlalu nyeleneh dan tidak masuk akal. Hingga membuatnya geram mengingat kelakuan putra semata wayangnya itu.

Di ruangan Dicko selaku Direktur Utama mereka tengah berkumpul. Posisi yang dulu ditempati oleh Bram itu kini telah berpindah tangan kepada Dicko sebagai anak tertua. Atas kesepakatan melalui rapat direksi bertahun-tahun yang lalu.

"Sudah tersambung?" tanya Dicko begitu Aruna menjauhkan ponsel dari telinganya.

Aruna menggeleng. "Handphonenya tidak aktif."

"Sudah kuduga. Anak itu sudah mulai berani melawan ayahnya. Ini karena kamu sering memanjakannya." Meski ia kesal, melontarkan kalimat seperti itu, tetapi tak ada niatan untuk memarahi ataupun menyalahkan sang istri. Ia hanya kesal, Ardo memanfaatkan kasih sayang ibunya.

"Sabar Kak. Aku yakin sebentar lagi Ardo pasti datang. Baru saja aku menghubungi Leona." Bram berusaha menengahi suami istri yang tidak benar-benar bertengkar itu.

"Sudahlah. Ini hari pertama cucu Papa pulang. Seharusnya kalian menyambutnya dengan baik nanti. Dan kamu Dicko, tahan kekesalan kamu. Jangan ada yang memarahi cucu Papa nanti." Opa Danu ikut menimpali. Bukan hanya kasih sayang dari ayah ibunya saja yang ia dapat. Kasih sayang Opa justru jauh lebih besar. Dan Opa yang satu ini selalu siap membela sang cucu.

"Papa juga terlalu memanjakan anak itu. Makanya dia jadi sering melawan. Apakah Papa dan Aruna bersekongkol agar Ardo membangkang perintah ayahnya?"

Opa Danu terkekeh mendengar penuduhan Dicko.

"Jaman sudah berubah Dicko. Kamu tidak bisa menyamakan dia dengan dirimu. Kamu dan dia berbeda."

"Apa yang dikatakan Papa benar Kak. Kak Dicko jangan terlalu keras menerapkan prinsip-prinsip Kak Dicko terhadapnya. Walau bagaimanapun, dia itu masih muda. Biarkan dia dengan dunianya dulu." Bram pun ikut menimpali. Sementara Aruna dan Clara malah asik dengan topik obrolannya sendiri. Mengenai mode yang sedang diminati saat ini.

Clara wanita yang sangat up to date. Dengan adanya Clara, semakin memudahkan Aruna untuk menentukan desain yang akan ia gunakan untuk produk TRF berikutnya. Ia kini bertanggung jawab sebagai kepala desainer. Melaluinya, banyak desainer-desainer muda yang berpotensi, dirangkum TRF untuk membantu pekerjaannya.

Ia meyakini, dengan mengajak desainer-desainer muda berbakat untu bekerjasama, desain busana Royale akan semakin beragam.

"Good morning every body." Kalimat sapaan itu terdengar berbarengan dengan suara decitan pintu terbuka.

Leona datang dengan wajah cerianya. Di belakangnya menyusul seorang pria gagah, tampan, kharismatik, dan masih banyak lagi. Seolah semua pesona keindahan ada padanya.

Richardo.

Begitu pandangannya menangkap sosok sang ibu, ia langsung menghampiri dan memeluk ibunya manja untuk menghapus rindu.

"I miss you, Mom (aku merindukanmu, Mama)," ucapnya setengah berbisik. Sang ibu mengusap-usap lembut punggungnya dengan perasaan haru dan rindu yang teramat. Putra tersayangnya telah kembali ke pangkuannya.

"Aku datang membawa cucu kesayangan Opa." Leona berjalan menghampiri Opa Danu. Lalu memeluk Opanya sejenak.

"Kamu juga cucu kesayangan Opa. Cucu Opa yang paking cantik."

"Makasih Opa. Opa selalu yang terbaik."  Kebiasaan Leona jika sedang menginginkan sesuatu. Dan Opa Danu sudah tahu betul model bujuk rayu cucunya yang satu ini.

Opa Danu terkekeh begitu Leona melepas pelukannya. Lalu berbisik di telinganya. "Mobil sport keluaran terbaru ya Opa. Sama seperti punya Kak Ardo."

"Tanya Mama Papamu dulu apakah mereka mengijinkan," ucap Opa Danu tak bermaksud mengabaikan permintaan sang cucu.

"Tidak boleh. Jangan turuti apa maunya Pa." Clara langsung memberi protes. Sebab ia tahu betul apa permintaan putrinya itu.

"Aku ikut keputusan Clara. Tidak boleh," ujar Bram menambahkan.

Leona langsung memasang wajah cemberut begitu mendapat protes dari ayah ibunya.

"Mama sama Papa tega," rajuknya.

"Jadi anak penurut dulu biar Opa mengabulkan permintaanmu," seloroh Ardo sembari menghampiri Dicko. Lalu memeluk ayahnya itu.

"Apa kabar Pa. Maaf sudah membuat Papa kesal."

Dicko menepuk-nepuk pelan punggung Ardo. Jika ditanya, sungguh ia teramat merindukan putra satu-satunya ini.

"Sudah siap menerima hukumanmu?" Tanya Dicko begitu mengurai pelukan.

"Tentu saja, Pa."

"Sini, peluk Opa dulu dong," pinta Opa Danu yang langsung dituruti Ardo.

Setelah mengurai pelukan dari Opanya, Ardo kemudian memeluk uncle nya. Uncle yang menyayanginya seperti anak sendiri. Diantara mereka seperti tidak ada batasan.

 --------------

"Glori, kamu kenapa?" tanya Reva meneliti raut wajah Gloria dari kubikelnya yang bersebelahan dengan kubikel Gloria. Rona wajah wanita itu terlihat memucat.

"Laki-laki itu tidak melakukannya lagi kan?" Sambung Reva yang mengetahui seperti apa kehidupan yang dijalani sahabatnya itu.

Gloria mengukir senyumnya. Senyum yang ia paksakan mengembang ditengah rasa sakit yang ia rasakan saat ini.

"Kenapa sih kamu masih saja bertahan dengan laki-laki itu padahal kamu sendiri tersiksa," sungut Reva bila mengingat kejamnya perbuatan laki-laki itu terhadap Gloria.

Laki-laki bejat yang tidak pantas disebut sebagai manusia itu, sayangnya sudah berstatus suami Gloria. Suami yang tidak pernah menghargai Gloria. Bahkan suami yang tidak pernah menafkahi secara lahiriah. Jika menyangkut nafkah batin, laki-laki itu akan memaksa. Dan jika Gloria menolak, maka siksaan yang akan ia dapat.

Sungguh miris kisah hidup Gloria. Yang harus menikahi laki-laki tak bermoral hanya demi menutupi hutang yang ditinggalkan kedua orang tuanya. Laki-laki itu memandangnya seperti sampah. Bahkan untuk kebutuhannya sendiri saja, Gloria harus bekerja banting tulang.

"Mungkin memang sudah nasibku, Rev." Hanya jawaban yang selalu terlontar dari mulut Gloria.

"Kamu saja yang bodoh, tidak berani melawan."

Gloria tersenyum miris, namun hati berbisik.

"Seandainya bisa Rev, aku akan melawan. Tapi apalah daya jika nyawaku terancam." Gloria hanya bisa membatin.

"Mohon perhatiannya semua." Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang sudah berusia lanjut namun masih terlihat segar bugar. Wanita bertubuh gemoy yang masih setia menduduki jabatan kepala personalia itu datang bersama seseorang.

Seorang makhluk terindah yang memancarkan sejuta pesonanya itu tengah berdiri tenang disamping Bu Diana. Makhluk indah itu serta merta telah menjadi pusat perhatian. Terutama untuk para wanita. Ardo benar-benar memukau setiap mata memandang.

Dalam divisi marketing ini hanya berisikan enam orang saja, dimana hanya ada satu orang lelaki. Dan sisanya adalah perempuan. Diantaranya ada Reva dan Gloria.

"Saya langsung saja pada intinya. Perkenalkan, ini adalah Tuan Richardo. Beliau ini yang akan memimpin divisi kalian sekarang. Ayo, beri hormat sebagai ucapan selamat datang kalian kepada beliau," ujar Bu Diana.

Diantara enam orang yang berdiri di kubikelnya masing-masing itu, hanya Gloria yang tidak mengarahkan pandangannya ke depan. Ia menunduk dengan beban pikiran yang membuatnya semakin suntuk.

Satu persatu anggota tim maju ke depan untuk bersalaman dengan Ardo meski Ardo enggan mengulurkan tangannya. Karena tak ingin disentuh oleh bawahan.

Hanya tinggal menyisakan satu orang saja, yaitu Gloria. Wanita itu seakan tidak menyadari teman-temannya telah selesai menyalimi atasan mereka yang baru. Sementara ia masih berdiri mematung di kubikelnya.

Pemandangan itu sontak mengalihkan perhatian Ardo. Dipandanginya Gloria yang masih menunduk.

"Hei, kamu!" seru Ardo memanggil Gloria.

"Glori ... Glori ..." panggil Reva lirih untuk menyadarkan Gloria. Reva tak bisa menambah volume suara lantaran mereka berdiri tak jauh dari Ardo dan Bu Diana. Mereka belum kembali ke kibikelnya masing-masing.

Namun agaknya Gloria tidak memperhatikan. Hingga membuat Ardo harus membawa langkahnya menghampiri.

"Aku memanggilmu. Apa kamu tuli?" Kalimat Ardo yang bernada sedikit menyentak itu akhirnya membuyarkan lamunan Gloria. Hingga wanita itu pun mengangkat wajahnya. Namun ia terbelalak detik itu juga. Sebab sosok pria yang berdiri di hadapannya saat ini tampak tak asing lagi.

"Kamu? Pria mesum itu?" ucapan Gloria membuat seisi ruangan terbelalak tak percaya. Bagaimana bisa Gloria mengatai atasan mereka pria mesum?

Bersambung

Terpopuler

Comments

Zhree

Zhree

Dikira Janda sama si Duda mampir lagi thor..

2022-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 VISUAL KARAKTER
2 Bab 1. Kembalinya Richardo
3 Bab 2. Salah Masuk Toilet
4 Bab 3. Atasan Baru
5 GGK 4. Gara-Gara Kopi
6 GGK 5. Karena Kopi
7 Bab 6. Wanita Bayaran (1)
8 Bab 7. Wanita bayaran (2)
9 Bab 8. Godaan
10 Bab 9. Kontak Baru
11 Bab 10. Ide Gila Leona
12 Bab 11. Mulai Tak Waras
13 Bab 12. Dinner Dadakan
14 Bab 13. Semakin Tak Waras
15 Bab 14. Mengunjungi Makam
16 Bab 15. Peninjauan Pemasaran
17 Bab 16. Antara Strategi Pemasaran dan Strategi Pendekatan
18 Bab 17. Mulai Mendekatimu
19 Bab 18. Memikirkanmu
20 Bab 19. Mulai Gila Karenamu
21 Bab 20. Berada Di Kandang Singa
22 Bab 21. Rasa Yang Tak Biasa
23 Bab 22. Memberanikan Diri
24 Bab 23. Gloria Cemburu?
25 Bab 24. Kecemburuan Gloria
26 Bab 25. Merindukanmu
27 Bab 26. Wanita Berharga
28 Bab 27. Hasutan Reina
29 Bab 28. First Kiss
30 Bab 29. Diam-Diam Cemburu
31 Bab 30. Main Tebak Tebakan
32 Bab 31. Gosip-Gosip Meresahkan
33 Bab 32. Tawar Menawar
34 Bab 33. Kesepakatan Aneh
35 Bab 34. Belajar Berbohong
36 Bab 35. Membuatmu Cemburu
37 Bab 36. Pura-Pura Cuek
38 Bab 37. Demi Misi
39 Bab 38. Ingin Memilikimu
40 Bab 39. Menguji Adrenalin
41 Bab 40. Kesedihan Gloria
42 Bab 41. Memanfaatkan Keadaan
43 Bab 42. Membuatmu Terkesan
44 Bab 43. Uji Adrenalin Yang Sesungguhnya
45 Bab 44. Terbang Bersamamu
46 Bab 45. Kenyataan Yang Menghempas
47 Bab 46. Perhatian Bary
48 Bab 47. Siapa Kamu?
49 Bab 48. New Ambassador
50 Bab 49. Kapan Pisah?
51 Bab 50. Canduku
52 Bab 51. Tawaran Leona
53 Bab 52. Harapan Yang Terhempas
54 Bab 53. Menjauhimu
55 Bab 54. Kemarahan Bary
56 Bab 55. Siksaan
57 Bab 56. Makan Malam
58 Bab 57. Mengundurkan Diri
59 Bab 58. Jangan Pergi
60 Bab 59. Yang Aku Minta
61 Bab 60. Menahan Godaan
62 Bab 61. Salah Kamar
63 Bab 62. Gaun Terindah
64 Bab 63. Amarah Dicko
65 Bab 64. Bidadari Dari Hotel
66 Bab 65. Birthday Party
67 Bab 66. Percayalah Padaku
68 Bab 67. Sepotong Kue
69 Bab 68. Kejutan Yang Tak Menyenangkan (1)
70 Bab 69. Kejutan Yang Tak Menyenangkan (2)
71 Bab 70. Membuka Aib
72 Bab 71. Ditahan
73 Bab 72. Sepenggal Cerita
74 Bab 73. Permintaan
75 Bab 74. Temu Kangen
76 Bab 75. Mencoba Memahami
77 Bab 76. Dua Garis Merah
78 Bab 77. Menemui Dokter
79 Bab 78. Sebuah Rencana
80 Bab 79. Siapakah Dirimu
81 Bab 80. Panggil Aku Mama
82 Bab 81. Dukungan
83 Bab 82. Tak Terduga
84 Bab 83. Kabar Gembira
85 Bab 84. Cemburu
86 Bab 85. Gagal
87 Bab 86. Melawan Siasat
88 Bab 87. Serangan Balik
89 Bab 88. Keusilan Ardo
90 Bab 89. Will You Marry Me?
91 Bab 90. Pengganggu
92 Bab 91. Fitting Gaun
93 Bab 92. Raja Dan Ratu Sehari
94 Bab 93. Menjadi Milikmu
95 Bab 94. Morning Kiss
96 Bab 95. Serasa Anak Tiri
97 Bab 96. Jangan Cemburu
98 Bab 97. Tak Ingin Tergoda
99 Bab 98. Hadiah Dari Kakek
100 Bab 99. Bienvenue à Paris
101 Bab 100. Welcome Baby Ariana - Tamat
Episodes

Updated 101 Episodes

1
VISUAL KARAKTER
2
Bab 1. Kembalinya Richardo
3
Bab 2. Salah Masuk Toilet
4
Bab 3. Atasan Baru
5
GGK 4. Gara-Gara Kopi
6
GGK 5. Karena Kopi
7
Bab 6. Wanita Bayaran (1)
8
Bab 7. Wanita bayaran (2)
9
Bab 8. Godaan
10
Bab 9. Kontak Baru
11
Bab 10. Ide Gila Leona
12
Bab 11. Mulai Tak Waras
13
Bab 12. Dinner Dadakan
14
Bab 13. Semakin Tak Waras
15
Bab 14. Mengunjungi Makam
16
Bab 15. Peninjauan Pemasaran
17
Bab 16. Antara Strategi Pemasaran dan Strategi Pendekatan
18
Bab 17. Mulai Mendekatimu
19
Bab 18. Memikirkanmu
20
Bab 19. Mulai Gila Karenamu
21
Bab 20. Berada Di Kandang Singa
22
Bab 21. Rasa Yang Tak Biasa
23
Bab 22. Memberanikan Diri
24
Bab 23. Gloria Cemburu?
25
Bab 24. Kecemburuan Gloria
26
Bab 25. Merindukanmu
27
Bab 26. Wanita Berharga
28
Bab 27. Hasutan Reina
29
Bab 28. First Kiss
30
Bab 29. Diam-Diam Cemburu
31
Bab 30. Main Tebak Tebakan
32
Bab 31. Gosip-Gosip Meresahkan
33
Bab 32. Tawar Menawar
34
Bab 33. Kesepakatan Aneh
35
Bab 34. Belajar Berbohong
36
Bab 35. Membuatmu Cemburu
37
Bab 36. Pura-Pura Cuek
38
Bab 37. Demi Misi
39
Bab 38. Ingin Memilikimu
40
Bab 39. Menguji Adrenalin
41
Bab 40. Kesedihan Gloria
42
Bab 41. Memanfaatkan Keadaan
43
Bab 42. Membuatmu Terkesan
44
Bab 43. Uji Adrenalin Yang Sesungguhnya
45
Bab 44. Terbang Bersamamu
46
Bab 45. Kenyataan Yang Menghempas
47
Bab 46. Perhatian Bary
48
Bab 47. Siapa Kamu?
49
Bab 48. New Ambassador
50
Bab 49. Kapan Pisah?
51
Bab 50. Canduku
52
Bab 51. Tawaran Leona
53
Bab 52. Harapan Yang Terhempas
54
Bab 53. Menjauhimu
55
Bab 54. Kemarahan Bary
56
Bab 55. Siksaan
57
Bab 56. Makan Malam
58
Bab 57. Mengundurkan Diri
59
Bab 58. Jangan Pergi
60
Bab 59. Yang Aku Minta
61
Bab 60. Menahan Godaan
62
Bab 61. Salah Kamar
63
Bab 62. Gaun Terindah
64
Bab 63. Amarah Dicko
65
Bab 64. Bidadari Dari Hotel
66
Bab 65. Birthday Party
67
Bab 66. Percayalah Padaku
68
Bab 67. Sepotong Kue
69
Bab 68. Kejutan Yang Tak Menyenangkan (1)
70
Bab 69. Kejutan Yang Tak Menyenangkan (2)
71
Bab 70. Membuka Aib
72
Bab 71. Ditahan
73
Bab 72. Sepenggal Cerita
74
Bab 73. Permintaan
75
Bab 74. Temu Kangen
76
Bab 75. Mencoba Memahami
77
Bab 76. Dua Garis Merah
78
Bab 77. Menemui Dokter
79
Bab 78. Sebuah Rencana
80
Bab 79. Siapakah Dirimu
81
Bab 80. Panggil Aku Mama
82
Bab 81. Dukungan
83
Bab 82. Tak Terduga
84
Bab 83. Kabar Gembira
85
Bab 84. Cemburu
86
Bab 85. Gagal
87
Bab 86. Melawan Siasat
88
Bab 87. Serangan Balik
89
Bab 88. Keusilan Ardo
90
Bab 89. Will You Marry Me?
91
Bab 90. Pengganggu
92
Bab 91. Fitting Gaun
93
Bab 92. Raja Dan Ratu Sehari
94
Bab 93. Menjadi Milikmu
95
Bab 94. Morning Kiss
96
Bab 95. Serasa Anak Tiri
97
Bab 96. Jangan Cemburu
98
Bab 97. Tak Ingin Tergoda
99
Bab 98. Hadiah Dari Kakek
100
Bab 99. Bienvenue à Paris
101
Bab 100. Welcome Baby Ariana - Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!