Bab 2. Salah Masuk Toilet

Bab 2. Salah Masuk Toilet

"Dimana Kak Ardo?" tanya seorang gadis cantik dengan amarah yang meliputinya.

Wanita seksi yang telah selesai melayani pelanggannya itu mengendikkan bahu. Kemudian melenggang keluar dari kamar hotel itu tanpa mempedulikan ekspresi wajah gadis cantik itu yang tengah menahan geram.

"Dasar perempuan murahan!" umpat gadis itu kemudian melenggang menuju kamar mandi. Dimana terdengar bunyi keran air yang terbuka. Tangannya telah terangkat hendak mengetuk pintu kamar mandi, saat tiba-tiba pintu itu malah terbuka sebelum sempat ia mengetuk.

"Aw! Kak Ardo apa-apaan sih?" Sontak gadis itu menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

Tampilan Ardo dengan handuk yang melilit di pinggangnya, sungguh meresahkan gadis itu.

Pria tampan yang dipanggil Ardo menarik sudut bibirnya. Ia lantas melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi setelah mengacak rambut gadis itu.

"Kamu yang apa-apaan. Untuk apa kamu datang kemari, Leona? Apakah Papa yang memintamu datang kemari? Dari mana kamu tahu aku ada di hotel ini?" ucap Ardo sembari mendaratkan pantatnya di tepian ranjang.

Ia acuh tak acuh saja dengan tampilannya saat ini. Bahkan terkesan tak peduli, meski gadis yang bernama Leona masih enggan membuka matanya.

"Tidak usah banyak tanya. Apa Kak Ardo lupa siapa aku ini? Aku Leona, sepupumu yang paling cantik. Hal yang mudah bagiku untuk menemukanmu. Meski kamu bersembunyi di lubang semut sekalipun, aku selalu bisa menemukanmu." Leona masih enggan berbalik.

Ardo tersenyum tipis melihat tingkah sepupunya itu.

"Sudahlah. Tidak usah sok lugu. Buka saja matamu. Bukankah kamu sudah sering melihatku dalam keadaan seperti ini?" goda Ardo usil.

"Tidak mau. Kak Ardo belum juga berubah, masih saja suka main perempuan. Apa Kak Ardo tahu, Opa dan Uncle sangat marah saat ini." Lagi, Leona mengingatkan Ardo akan kemarahan ayahnya. Tetapi ia tetap cuek. Sebab ia tahu, ada ibu yang akan selalu membelanya.

"Biarkan saja mereka marah. Aku tidak peduli." Ardo bangun dari duduknya. Ia membungkuk, memunguti pakaiannya yang berserakan tak karuan di lantai kamar hotel itu. Ia lantas kembali mengenakan pakaiannya.

Sebenarnya sudah dua jam lalu ia tiba. Dari bandara ia langsung bertolak ke hotel. Dengan bantuan Donal ia bisa memesan seorang wanita panggilan untuk memuaskan hasratnya.

Sengaja ia berbohong kepada sang ayah. Dengan tujuan agar ia masih punya waktu untuk bersenang-senang. Ia tahu, begitu dirinya menginjakkan kaki di TRF, tak ada lagi waktu untuknya bersenang-senang.

Sang ayah sudah sangat geregetan ingin memberinya hukuman. Untuk itu, sebelum ia menjalankan hukuman dari ayahnya, apa salahnya jika ia bersenang-senang sebentar?

"Kak Ardo seperti ini karena Aunty Runa selalu membela Kakak. Iya kan?" Leona akhirnya memutar tubuhnya berhadapan dengan Ardo yang sudah berpakaian rapi.

"Mendengar kamu menyebut namanya, aku jadi rindu ibuku yang cantik itu. Bagaimana kabarnya?" Ia tersenyum kala mengingat sang ibu yang sangat menyayanginya.

.

.

"Ardo kok belum datang-datang juga ya?" gerutu Donal sembari melirik arloji di pergelangan tangan kirinya. Ia baru saja keluar dari toilet. Saat hendak beranjak pergi, sepasang netra dari balik kacamata tebalnya menangkap sesosok wanita anggun yang membuatnya terpesona.

Wanita itu melangkah lesu memasuki toilet wanita yang bersebelahan dengan toilet pria.

Wanita itu, Glori, wajahnya terlihat pucat. Ia tampak tak bersemangat. Ia melenggang begitu saja memasuki toilet wanita. Mungkin lantaran tidak fokus dan tidak memperhatikan keadaan hingga ia tidak menyadari Donal tengah memandanginya sampai menghilang di balik dinding toilet.

"Ck ck ck ... ternyata di kantor ini banyak makhluk indah yang sayang jika dilewatkan mata." Donal berdecak sambil menggeleng pelan.

Pria berkacamata tebal itu lalu bersiul. Melihat ada seorang karyawan pria memasuki toilet, seketika timbul ide usil dalam benaknya.

Sembari celingak-celinguk memperhatikan keadaan sekitar, ia melangkah pelat menghampiri tanda yang menggantung di dinding toilet pria. Dilepasnya tanda itu kemudian. Diam-diam ia lantas menukar tanda untuk toilet pria dengan tanda untuk toilet wanita.

Bila tidak ada yang menyadari tanda itu telah ditukar, orang-orang akan salah memasuki toilet nantinya. Setelah menukar tanda itu, Donal lalu bergegas meninggalkan toilet.

.

.

Tak ingin terkena imbas kemarahan berkepanjangan sang ayah, Ardo memutuskan datang ke TRF bersama Leona. Sepupu cerewet yang tak henti-henti mengingatkannya akan kemarahan Dicko, ayahnya. Bisa-bisa hukumannya akan bertambah berat karena berbohong kepada ayahnya.

Leona sedikit kesulitan mengimbangi langkah Ardo yang tergesa-gesa menyusuri lobby kantor.

Banyak pasang mata yang terpukau oleh pesona seorang Richardo. Menyadari ia tengah menjadi perhatian para wanita saat ini, dilepasnya kacamata hitam yang membingkai wajah tampannya.

Ia sedikit tebar pesona dengan menyunggingkan senyum menawannya. Sehingga membuat para wanita klepek-klepek, mabuk oleh pesonanya.

Namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti, membuat Leona yang berjalan dibelakangnya hampir saja menabrak punggungnya jika saja Leona tidak segera menghentikan langkahnya.

"Kak Ardo kenapa sih? Pake berhenti segala. Kalau sampai kepalaku benjol gara-gara menabrak punggung Kak Ardo, gimana?" kesal Leona dengan wajah cemberutnya.

"Mana ada menabrak punggung kepala langsung benjol. Toilet dimana?" Ia menyapukan pandangannya ke sekeliling, mencari-cari di mana toilet berada.

"Oh, toilet. Ayo ikut aku."

Ia pun mengikuti langkah Leona menuju tuilet yang tak jauh dari lobby.

"Itu toiletnya." Leona menunjuk toilet yang berada di ujung koridor.

Dengan melihat tanda yang menggantung di dinding itu, bergegas Ardo memasuki toilet yang menggantung tanda untuk pria. Yang berarti itu adalah toilet untuk pria.

"Aw! Dasar pria mesum. Sedang apa kamu di toilet wanita? Hah? Apa kamu mau mengintip? Dasar, tidak tahu malu."

Namun, baru saja ia memasuki toilet itu, tiba-tiba seorang wanita memekik histeris saat menyadari kehadirannya di dalam toilet yang tak seharusnya ia masuki.

Bagaimana pula wanita itu tidak akan memekik histeris bila mendapati seorang pria berada di dalam toilet wanita. Bukan hanya meresahkan, bahkan juga menakutkan. Bagaimana jika pria itu memang punya niatan jahat?

Wanita yang memekik histeris itu, Gloria, tengah membuka tautan beberapa kancing kemejanya di depan cermin saat Ardo memasuki toilet itu. Dada putih mulusnya terpampang jelas dan sempat tertangkap indera penglihatan Ardo.

Cepat, dengan panik, Gloria menautkan kembali tautan kancing kemejanya. Kedua tangannya lantas ia silangkan di depan dada. Lalu ia menghunuskan tatapan tajam menghakimi kepada Ardo yang memandanginya berani dengan mata tak berkedip.

Pemandangan seperti itu sebenarnya sudah biasa bagi Ardo. Bahkan hampir setiap hari ia menikmati dada semulus itu. Jadi mendapati pemandangan seperti itu tiba-tiba, sedikitpun tidak membuatnya kaget.

Ia justru menarik sudut bibirnya. Memandang remeh Gloria yang tampak ketakutan bercampur marah.

"Heh, pria mesum. Sedang apa kamu di sini? Jika kamu ingin mengintip, aku teriak sekarang juga. Biar semua orang di kantor ini mendengarnya. Lalu orang-orang akan menghajarmu sampai babak belur. Dasar laki-laki kurang ajar." Gloria benar-benar emosi dengan pria yang tak beretika seperti Ardo ini. Ia langsung berada pada mode waspada.

Ardo mengulas senyum tipisnya. Bahkan senyum tipisnya pun terlihat begitu menawan. Tetapi sayangnya, sedikitpun tidak menarik di mata Gloria.

"Lagi pula untuk apa kamu buka baju segala di dalam toilet. Kamu sengaja kan karna kamu tahu ini adalah toilet pria. Kamu sengaja mau menarik perhatian laki-laki. Kenapa? Apa kamu butuh belaian?" Ardo meremehkan Gloria.

Bukan tanpa sengaja Gloria membuka kemejanya. Sebab ada sesuatu hal yang tengah ia pastikan. Yaitu tanda-tanda kemerahan di tubuhnya. Tanda yang sering ia dapatkan jika nasib buruk menimpanya.

"Toilet pria? Apa kamu buta ya? Ini toilet wanita. Keluar kamu sekarang juga," sentak Gloria berani. Ia tidak mengenali siapa pria yang tengah berdiri di hadapannya saat ini.

Ini pertamakalinya Ardo menginjakkan kaki di TRF. Wajar jika tak ada yang mengenalinya. Acara penyambutannya beberapa jam lalu bahkan ia lewati.

"Kak Ardo, ada apa ini?" Beruntung Leona datang. Sehingga Ardo bisa meredam amarahnya terhadap Gloria. Padahal emosinya sudah mencapai ubun-ubun.

"Kak Ardo, ini toilet wanita. Kenapa Kakak malah masuk ke sini?" ujar Leona hingga Ardo menganga tak percaya.

"Serius kamu?" ia yakin penglihatannya tidak salah. Yang ia masuki adalah toilet pria, bukan toilet wanita.

"Iya, Kakak. Ini toilet wanita. Ayo Kak, cepat keluar." Ucapan Leona terdengareyakinkan. Sehingga mau bagaimana lagi. Rupanya memang Ardo yang salah. Ia pun pasrah mengikuti Leona. Namun sempat ia melayangkan pandangan sinisnya kepada Gloria sebelum dirinya keluar dari toilet itu.

"Awas kalau sampai kita bertemu lagi. Aku akan buat perhitungan denganmu." Ardo mengarahkan telunjuknya kesal kepada Gloria yang memandanginya dengan senyum meremehkan.

"Coba saja. Aku tidak takut." Gloria malah berani menantangnya.

Ardo menyeringai tipis. "Kamu belum tahu siapa aku."

Bersambung

Nih, penampakannya Ardo nih. Gimana?🙄

Terpopuler

Comments

Zhree

Zhree

udah aku fav ya kak..

2022-05-17

0

R.F

R.F

3 like hadir. cemungut

2022-05-15

0

Devy Faiz Chalik

Devy Faiz Chalik

melelehhh😘

2022-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 VISUAL KARAKTER
2 Bab 1. Kembalinya Richardo
3 Bab 2. Salah Masuk Toilet
4 Bab 3. Atasan Baru
5 GGK 4. Gara-Gara Kopi
6 GGK 5. Karena Kopi
7 Bab 6. Wanita Bayaran (1)
8 Bab 7. Wanita bayaran (2)
9 Bab 8. Godaan
10 Bab 9. Kontak Baru
11 Bab 10. Ide Gila Leona
12 Bab 11. Mulai Tak Waras
13 Bab 12. Dinner Dadakan
14 Bab 13. Semakin Tak Waras
15 Bab 14. Mengunjungi Makam
16 Bab 15. Peninjauan Pemasaran
17 Bab 16. Antara Strategi Pemasaran dan Strategi Pendekatan
18 Bab 17. Mulai Mendekatimu
19 Bab 18. Memikirkanmu
20 Bab 19. Mulai Gila Karenamu
21 Bab 20. Berada Di Kandang Singa
22 Bab 21. Rasa Yang Tak Biasa
23 Bab 22. Memberanikan Diri
24 Bab 23. Gloria Cemburu?
25 Bab 24. Kecemburuan Gloria
26 Bab 25. Merindukanmu
27 Bab 26. Wanita Berharga
28 Bab 27. Hasutan Reina
29 Bab 28. First Kiss
30 Bab 29. Diam-Diam Cemburu
31 Bab 30. Main Tebak Tebakan
32 Bab 31. Gosip-Gosip Meresahkan
33 Bab 32. Tawar Menawar
34 Bab 33. Kesepakatan Aneh
35 Bab 34. Belajar Berbohong
36 Bab 35. Membuatmu Cemburu
37 Bab 36. Pura-Pura Cuek
38 Bab 37. Demi Misi
39 Bab 38. Ingin Memilikimu
40 Bab 39. Menguji Adrenalin
41 Bab 40. Kesedihan Gloria
42 Bab 41. Memanfaatkan Keadaan
43 Bab 42. Membuatmu Terkesan
44 Bab 43. Uji Adrenalin Yang Sesungguhnya
45 Bab 44. Terbang Bersamamu
46 Bab 45. Kenyataan Yang Menghempas
47 Bab 46. Perhatian Bary
48 Bab 47. Siapa Kamu?
49 Bab 48. New Ambassador
50 Bab 49. Kapan Pisah?
51 Bab 50. Canduku
52 Bab 51. Tawaran Leona
53 Bab 52. Harapan Yang Terhempas
54 Bab 53. Menjauhimu
55 Bab 54. Kemarahan Bary
56 Bab 55. Siksaan
57 Bab 56. Makan Malam
58 Bab 57. Mengundurkan Diri
59 Bab 58. Jangan Pergi
60 Bab 59. Yang Aku Minta
61 Bab 60. Menahan Godaan
62 Bab 61. Salah Kamar
63 Bab 62. Gaun Terindah
64 Bab 63. Amarah Dicko
65 Bab 64. Bidadari Dari Hotel
66 Bab 65. Birthday Party
67 Bab 66. Percayalah Padaku
68 Bab 67. Sepotong Kue
69 Bab 68. Kejutan Yang Tak Menyenangkan (1)
70 Bab 69. Kejutan Yang Tak Menyenangkan (2)
71 Bab 70. Membuka Aib
72 Bab 71. Ditahan
73 Bab 72. Sepenggal Cerita
74 Bab 73. Permintaan
75 Bab 74. Temu Kangen
76 Bab 75. Mencoba Memahami
77 Bab 76. Dua Garis Merah
78 Bab 77. Menemui Dokter
79 Bab 78. Sebuah Rencana
80 Bab 79. Siapakah Dirimu
81 Bab 80. Panggil Aku Mama
82 Bab 81. Dukungan
83 Bab 82. Tak Terduga
84 Bab 83. Kabar Gembira
85 Bab 84. Cemburu
86 Bab 85. Gagal
87 Bab 86. Melawan Siasat
88 Bab 87. Serangan Balik
89 Bab 88. Keusilan Ardo
90 Bab 89. Will You Marry Me?
91 Bab 90. Pengganggu
92 Bab 91. Fitting Gaun
93 Bab 92. Raja Dan Ratu Sehari
94 Bab 93. Menjadi Milikmu
95 Bab 94. Morning Kiss
96 Bab 95. Serasa Anak Tiri
97 Bab 96. Jangan Cemburu
98 Bab 97. Tak Ingin Tergoda
99 Bab 98. Hadiah Dari Kakek
100 Bab 99. Bienvenue à Paris
101 Bab 100. Welcome Baby Ariana - Tamat
Episodes

Updated 101 Episodes

1
VISUAL KARAKTER
2
Bab 1. Kembalinya Richardo
3
Bab 2. Salah Masuk Toilet
4
Bab 3. Atasan Baru
5
GGK 4. Gara-Gara Kopi
6
GGK 5. Karena Kopi
7
Bab 6. Wanita Bayaran (1)
8
Bab 7. Wanita bayaran (2)
9
Bab 8. Godaan
10
Bab 9. Kontak Baru
11
Bab 10. Ide Gila Leona
12
Bab 11. Mulai Tak Waras
13
Bab 12. Dinner Dadakan
14
Bab 13. Semakin Tak Waras
15
Bab 14. Mengunjungi Makam
16
Bab 15. Peninjauan Pemasaran
17
Bab 16. Antara Strategi Pemasaran dan Strategi Pendekatan
18
Bab 17. Mulai Mendekatimu
19
Bab 18. Memikirkanmu
20
Bab 19. Mulai Gila Karenamu
21
Bab 20. Berada Di Kandang Singa
22
Bab 21. Rasa Yang Tak Biasa
23
Bab 22. Memberanikan Diri
24
Bab 23. Gloria Cemburu?
25
Bab 24. Kecemburuan Gloria
26
Bab 25. Merindukanmu
27
Bab 26. Wanita Berharga
28
Bab 27. Hasutan Reina
29
Bab 28. First Kiss
30
Bab 29. Diam-Diam Cemburu
31
Bab 30. Main Tebak Tebakan
32
Bab 31. Gosip-Gosip Meresahkan
33
Bab 32. Tawar Menawar
34
Bab 33. Kesepakatan Aneh
35
Bab 34. Belajar Berbohong
36
Bab 35. Membuatmu Cemburu
37
Bab 36. Pura-Pura Cuek
38
Bab 37. Demi Misi
39
Bab 38. Ingin Memilikimu
40
Bab 39. Menguji Adrenalin
41
Bab 40. Kesedihan Gloria
42
Bab 41. Memanfaatkan Keadaan
43
Bab 42. Membuatmu Terkesan
44
Bab 43. Uji Adrenalin Yang Sesungguhnya
45
Bab 44. Terbang Bersamamu
46
Bab 45. Kenyataan Yang Menghempas
47
Bab 46. Perhatian Bary
48
Bab 47. Siapa Kamu?
49
Bab 48. New Ambassador
50
Bab 49. Kapan Pisah?
51
Bab 50. Canduku
52
Bab 51. Tawaran Leona
53
Bab 52. Harapan Yang Terhempas
54
Bab 53. Menjauhimu
55
Bab 54. Kemarahan Bary
56
Bab 55. Siksaan
57
Bab 56. Makan Malam
58
Bab 57. Mengundurkan Diri
59
Bab 58. Jangan Pergi
60
Bab 59. Yang Aku Minta
61
Bab 60. Menahan Godaan
62
Bab 61. Salah Kamar
63
Bab 62. Gaun Terindah
64
Bab 63. Amarah Dicko
65
Bab 64. Bidadari Dari Hotel
66
Bab 65. Birthday Party
67
Bab 66. Percayalah Padaku
68
Bab 67. Sepotong Kue
69
Bab 68. Kejutan Yang Tak Menyenangkan (1)
70
Bab 69. Kejutan Yang Tak Menyenangkan (2)
71
Bab 70. Membuka Aib
72
Bab 71. Ditahan
73
Bab 72. Sepenggal Cerita
74
Bab 73. Permintaan
75
Bab 74. Temu Kangen
76
Bab 75. Mencoba Memahami
77
Bab 76. Dua Garis Merah
78
Bab 77. Menemui Dokter
79
Bab 78. Sebuah Rencana
80
Bab 79. Siapakah Dirimu
81
Bab 80. Panggil Aku Mama
82
Bab 81. Dukungan
83
Bab 82. Tak Terduga
84
Bab 83. Kabar Gembira
85
Bab 84. Cemburu
86
Bab 85. Gagal
87
Bab 86. Melawan Siasat
88
Bab 87. Serangan Balik
89
Bab 88. Keusilan Ardo
90
Bab 89. Will You Marry Me?
91
Bab 90. Pengganggu
92
Bab 91. Fitting Gaun
93
Bab 92. Raja Dan Ratu Sehari
94
Bab 93. Menjadi Milikmu
95
Bab 94. Morning Kiss
96
Bab 95. Serasa Anak Tiri
97
Bab 96. Jangan Cemburu
98
Bab 97. Tak Ingin Tergoda
99
Bab 98. Hadiah Dari Kakek
100
Bab 99. Bienvenue à Paris
101
Bab 100. Welcome Baby Ariana - Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!