Bahkan tatapan mata Jayden sudah di penuhi gai-rah tetapi pria itu masih bisa menahannya. " Aku juga sangat mencintai kamu." Balas Dina. Keduanya masih saling menatap satu sama lain sebelum Jayden kembali menempelkan bibir mereka.
Bukannya menolak Dina malah sengaja melingkarkan kedua tangannya di leher Jayden, membuat ciuman yang awalnya lembut itu, menjadi lebih menuntut meminta balasan, Jayden mengigit kecil bibir Dina, guna memberinya akses untuk lidahnya masuk dan mengabsen setiap sudut dalam sana.
Membuat Dina semakin terbuai dan hanya mengikuti instingnya untuk membalas ciuman Jayden.
Ciuman itu perlahan-lahan turun ke leher, menyusuri leher jenjang itu dengan lembut sesekali meninggalkan bekas disana. Suara desa-han keluar dari bibir Dina, terdengar begitu seksi di telinga Jayden. Sehingga membuat Jayden semakin gencar menjelajah setiap jengkal tengkuk leher Dina.
Berawal dari sebuah ciuman, membuat kedua berakhir melakukan apa yang tidak seharusnya mereka lakukan hanya karena sebuah kata cinta dan tanpa mereka sadari apa yang baru saja mereka lakukan saat ini salah dan mungkin dapat merugikan mereka di kemudian hari. " Maaf." Ucap Jayden, ia mengecup kening Dina dengan durasi yang sedikit lama. " Aku janji tidak akan meninggalkan kamu apapun yang terjadi, aku akan bertanggung jawab." Ucapnya sambil memeluk tubuh Dina.
Saat akal sehat mereka telah kembali, hanya menangis yang bisa Dina lakukan, " Ssssttthh, jangan nangis lagi, aku akan bertanggung jawab." Ucap Jayden sekali lagi, mencoba untuk menenangkan kekasihnya. " Aku tidak akan meninggalkan kamu, percaya ya sama aku." Ulang Jayden lagi, berharap kekasihnya itu sedikit tenang.
Cukup lama Jayden membujuk Dina. " Sakit banget ya." Tanya Jayden saat kekasihnya itu sedikit tenang. Sementara Dina menjawab dengan menganggukkan kepalanya. " Aku cinta sama kamu." Ucap Jayden Sambil mengecup singkat bibir Dina. anggukan kepala kembali Dina berikan sebagai jawaban.
" Jawab donk." pinta Jayden.
" Aku juga cinta sama kamu." Jawab Dina dengan suara sesenggukan.
" Terima kasih, sayan_." Ucap Jayden terpotong, bunyi bel di apartemennya itu. Jayden berjalan kearah pintu untuk membukanya, begitu pintu itu terbuka matanya membulat seketika saat mengetahui ibunya berada tepat di hadapannya.
" Mana wanita yang membuat kamu tidak ingin melanjutkan kuliahmu." Teriak ibu Jayden ia langsung melangkah masuk kedalam untuk mencari keberadaan Dina.
" Dasar wanita miskin si-alan, tidak tahu diri, Wanita mura-han, berani kamu menggoda dan merusak masa depan putraku. " Maki ibu Jayden Sambil menjambak rambut Dina. " Keluar kamu dari apartemen anakku." Ia terus menjambak rambut Dina. dan menyeretnya keluar dari tempat itu.
" Mi, jangan mi, kasihan Dina! Jay Sayang sama dia." Jayden mencoba menghentikan tindakan ibunya, tetapi sia sia karena ia kini di tahan sama orang suruhan mamanya yang ikut bersama wanita paruh baya itu.
" Apa kamu bilang sayang sama wanita hina ini." Ibu Jayden langsung menampar pipi Dina, di hadapan Jayden.
" Mami jangan, Jay mohon! Jay akan melanjutkan kuliah sesuai keinginan mami, tapi jangan sakiti Dina lagi." Tanpa banyak bicara Dina langsung di seret keluar dari apartemen itu, bersyukurnya ia telah mengunakan pakaiannya begitu mereka selesai, jika tidak entah apa yang akan terjadi nanti. Dina tidak dapat membayangkan hal itu.
"Bermimpi ingin menjadi Cinderella, Jangan harap itu akan terjadi dalam hidupmu dan Jangan pernah menunjukkan batang hidung kamu di Depan anakku lagi, sampai aku melihat Kamu berada di sekitar Jayden, kamu akan tahu akibatnya." Ucap ibunya Jayden tidak main-main.
Dina pun hanya pasrah dan melangkah keluar apartemen elite itu, ia terus melangkah hingga keluar gedung apartemen itu dalam keadaan bingung bersamaan dengan hujan yang turun dengan begitu derasnya, seolah-olah turut merasakan apa yang dina rasa saat ini.
Baru saja ia menyerahkan hal paling berharga dalam dirinya, kini ia harus di hempas-kan begitu saja, janji yang Jayden ucapkan tidak bisa ia buktikan.
Dina terus melangkah membiarkan air hujan membasahinya, ia berharap hujan bisa menghapus jejak Jayden di tubuhnya, menghapus rasa sakitnya dan mengajarkan dia untuk melupakan Jayden. Tidak tahan dengan semua itu Dina pun terduduk di tengah jalan tidak peduli suara klakson mobil yang berlalu lalang di sekitarnya,. Dia hanya ingin menangis, berharap itu dapat mengurangi rasa sakitnya.
Hingga taksi yang di tumpangi Luna, sahabatnya, melewati jalan yang sama dimana Dina sedang menangis. Luna langsung meminta supir taksi untuk berhenti, begitu ia mengenali wanita yang sedang terduduk sambil menangis di bawah derasnya air hujan itu. Ia keluar dari taksi yang ia tumpangi kemudian berlari kearah dina dan langsung memeluknya. Luna tidak bertanya, ia hanya ingin memberikan bahu untuk Sahabatnya itu menangis, Luna tahu ada saatnya untuk dia bertanya tapi itu bukan sekarang.
Sejak Hari itu Jayden bagaikan hilang di telan bumi, pria itu tidak ada lagi kabarnya! bersyukur setelah kejadian itu tidak terjadi sesuatu kepada Dina, sehingga wanita itu dapat melanjutkan hidupnya, walaupun di bayang-bayangi oleh Jayden yang entah dimana.
Sementara ibunya! terus mengusik kehidupan Dina, membuat orang tuanya mengalami kecelakaan dan masih banyak hal licik lainnya, yang membuat Dina tidak bisa menganggu anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
sadis ibu nya Jayden, ortu Dina kan ngk tau apa2 mentang2 org ngk punya di nista di siksa SMP meninggal. dasar ibu ngk punya hati .
2023-08-03
0
Yunerty Blessa
sepatutnya Jay lebih peka..bisa bantah ibu mu asal jangan kelewat..kasian Dina..
2023-02-25
0
Cahaya Hayati
kenapa orang tua tidak merasa sakit ketika cinta di pisahkan 😭😭
2023-01-26
0