Presdir Jutek, Jodohku Dari Surga
MOZA
Hari-hari sebagai mahasiswi adalah yang terbaik bagi pecinta kebebasan. Apalagi bagi mereka yang kuliah di luar kota dan harus mandiri tanpa pengawasan orang tua secara langsung.
Namun tidak untukku, kuliah diluar kota jauh dari orang tua membuatku sempat mengalami sedikit kesulitan beradaptasi.
Tinggal sendiri di rumah kos, yang dulunya kebiasaan harus dibangunkan bunda setiap pagi harus diganti dengan siaga alarm pagi yang lebih sering aku "pending " setiap kali dia berbunyi.
Alhasil aku hampir selalu pontang-panting setiap pagi karena nyaris terlambat ke kampus.
Belum lagi harus menyiapkan segalanya sendiri, mulai dari makan, cuci baju dan setrika serta kebutuhan sehari-hari lainnya.
Jika sebelumnya saat masih tinggal bersama orang tua, segala sesuatunya pasti sudah siap sedia.
Untung saja kosan yang aku tempati tidak jauh dari kampusku, jika berjalan kaki mungkin hanya sekitar 15 menit.
Tapi tentu saja karena efek alarm pagi yang kupending tadi bikin aku harus lari setangah mati supaya tidak terlambat masuk kuliah kelas pagi.
•
•
•
Triing triiing
Setengah berlari kurogoh ponselku di dalam tas.
Deana : " Dosen gak ada, gue tunggu di kantin ".
Me : " Okey, thanks dear. "
Balasku sambil mengatur nafasku yang ngos-ngosan karena lari takut telat.
Perlahan mengatur langkah kakiku dan memasukkan kembali benda pipih itu ke dalam tas, berbalik arah dari awalnya ke gedung fakultas berubah tujuan ke arah kantin kampus.
Sampai di kantin kuarahkan pandanganku ke beberapa penjuru kantin, beberapa kali tak sengaja bertatap mata dengan beberapa mahasiswa yang tampak tersenyum, namun tak kuhiraukan dan masih menelusuri setiap sudut.
Tak lama kulihat sosok Deana bersama beberapa sahabatku yang lain, Amira, Renata dan Julian.
Setibanya di meja yang mereka tempati kudaratkan tubuhku di kursi kosong disamping Deana dan langsung kusruput es teh manis yang sudah dipesankan Deana sebelum aku datang.
Tentu saja ini juga sudah nyaris menjadi rutinitas harian karena sahabatku yang satu ini tahu betul penderitaanku yang habis lari maraton di pagi hari.
Karena sebelumnya beberapa kali justru minumannya yang akan menjadi korban dahagaku.
" Lo begadang lagi, Mo ? " Tanya Dea, panggilan sayangku untuknya.
" Hm. " Jawabku hanya berdehem dan mengangguk masih sambil menikmati segarnya es teh jumbo dihadapanku.
" Untung aja Bu Lusi gak masuk hari ini, kalo gak bisa pingsan lo diomeli di depan kelas. " Gerutu Julian yang sepertinya hampir muak dengan keseharianku yang seperti ini, suka telat.
" Kenapa lo gak kuliah desain aja sih kalo lo emang hobi gambar gitu ? " Tanya Amira yang frustrasi liat hobi nyelenehku yang bahkan gak ada hubungannya sama jurusanku kuliah, Manajemen Bisnis.
" Kuliah untuk masa depan, hobi just for having fun ." Jawabku sekenanya.
Secara memang dari kecil aku suka banget menggambar, entah sejak usia berapa, mungkin karena kakakku hobi menggambar dan aku sering diajarinya menggambar. Jadi kebawa sampai sekarang.
Meskipun genre gambar kami berbeda, kakakku lebih suka menggambar desain eksterior dan interior bangunan. Mungkin memang cita-citanya menjadi Arsitek.
Dan kenapa aku tidak memilih jurusan yang berhubungan dengan menggambar ?
Ya karena aku harus realistis, karena aku harus bantu ayah bunda buat mengembangkan usaha mereka nantinya.
Aku butuh modal ilmu, karena jujur saja kemampuanku di bidang bisnis bisa dianggap nol besar.
Sekedar info kalau keluargaku punya usaha kuliner, restoran keluarga yang punya 2 cabang di kota asalku. Usaha yang menjadi sumber kehidupan keluarga kami, mencukupi kebutuhan hidup.
Dan sebagai anak aku harus membantu mereka mengelola dan jika memungkinkan memajukan usaha itu supaya bisa menjamin kehidupan keluarga kami dan tentu saja kuliahku dan biaya sekolah adikku yang sekarang masih duduk di bangku SMP.
Mungkin jika aku lulus nanti, aku bias mengembangkannya dengan membuka cabang di kota lain.
" Dimas ngajakin ngumpul di kafenya ntar makan siang. " Kata Renata yang sedari tadi asyik memainkan ponselnya.
" Aku gak ikutan. " Jawabku singkat dan lugas.
" Ayolah beb, " Julian merayu dengan tampang playboy sok polosnya.
" Gue traktir deh, ikut yah. " Dea menyela secara dia yang paling tahu harus sehemat apa aku di akhir bulan.
" Bukan gitu, kalian tahu sendiri kan bukan itu saja alasannya aku gak mau ikut. " Jawabku setengah menekankan.
" Lah kan kita udah sepakat just friends no love. Dimas juga udah pasrah kok, dia kan udah janji bakalan berhenti modusin lo " Tambah Renata meyakinkan.
" Iya, ikut aja ya, mau sampai kapan kalian begini. Gak seru juga lo gak ikut, formasi gak lengkap. " Imbuh Amira.
" Oke deh, tapi aku gak bisa lama ya. Tahu sendiri kan nanti masih ada kelas akuntansi, otak aku suka mumet kalo habis keluar dari kelas yang satu itu. " Jawabku dengan pasrah.
Pasti bakalan canggung banget kalo ketemu Dimas setelah aku menolaknya waktu dia minta aku jadi pacarnya seminggu yang lalu.
" Jiah, lo yang pinter aja mumet apalagi kita yang IQ nya biasa - biasa aja, bisa pingsan deh. " Jawab Julian
" Ye, lo aja kali IQ biasa, gue enggak " Gerutu Deana, Amira dan Renata hampir bersamaan yang kemudian diiringi tawa kami yang membuat beberapa pasang mata di kantin mengarah pada meja kami.
Triiing Triiing
Julian cakep mengganti nama grup " Just Friend No Love "
" Apaan nih ? " Tanya Renata menunjukkan layar ponselnya bergantian padaku dan Deana, setengah tak percaya melihat nama grup di aplikasi wa yang berubah.
- JUST FRIENDS NO LOVE -
Julian Adiputra : Absen dulu woy, Julian Cakep hadir
chat Julian dengan PD nya membuka chat grup.
Deana MayangS : Dea maniz hadir
Amira Rahayu : Amira baik hati dan tidak sombong disini 😊
Renata R : Re cantik datang
Dimas P : Gue hadir dong, Momo manis mana ?
Julian Adiputra : Move on woy, gue tendang dari grup lo kalo belum move on juga.
Amira Rahayu : Iya nih udah susah nieh dari tadi ngerayu Moza, eh loe nya masih gitu.
Deana MayangS : Iya nih loh gak liat tuh nama grup nya " Just Friends No Love "
Dimas P : Okey okey, ampun deh.... 😠 🙏
Renata R : Cup cup Dimas, sama gue aja mau gak ?
Julian Adiputra : Ren, lo mau gue tendang juga ?
•
Aku masih asyik menikmati sarapan, perlahan menyantap nasi pecel pesenanku sebelum akhirnya membuka ponselku lagi dengan enggan karena Dea tak henti-hentinya nyenggol lenganku mengisyaratkan untuk mengecek benda kotak yang masih tersimpan di tasku, dan kemudian membuka aplikasi chat.
Moza Art : Hadir . chat ku singkat
Dimas P : Nanti datengkan ? 😊
Moza Art : Insya Allah.
Setelah sarapan dan ngobrol gak jelas kesana kemari dan kemudian lanjut masuk kelas Akuntansi. Usai kelas langsung on the way ke kafe Dimas yang ada di tengah kota naik mobil si Julian.
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
MOHON Tinggalkan jejak ya teman-teman.
Boleh koreksi ya jika ada kesalahan penulisan karena ini adalah Tulisan Pertama Saya 😊😍
Pencet 👍 yahhhh emuuaaaahhh 😘
Salam Haluwer,
Sherinanta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
mamahe Lana
mamah e lana hadir thor🙋
2022-09-13
1
dian pertiwi
up
2021-04-10
1
Ana Irma Putri Cahyanti
keliatan nya di awal seru nih novel
2021-04-09
1