NovelToon NovelToon

Presdir Jutek, Jodohku Dari Surga

Di Kampus...

MOZA

Hari-hari sebagai mahasiswi adalah yang terbaik bagi pecinta kebebasan. Apalagi bagi mereka yang kuliah di luar kota dan harus mandiri tanpa pengawasan orang tua secara langsung.

Namun tidak untukku, kuliah diluar kota jauh dari orang tua membuatku sempat mengalami sedikit kesulitan beradaptasi.

Tinggal sendiri di rumah kos, yang dulunya kebiasaan harus dibangunkan bunda setiap pagi harus diganti dengan siaga alarm pagi yang lebih sering aku "pending " setiap kali dia berbunyi.

Alhasil aku hampir selalu pontang-panting setiap pagi karena nyaris terlambat ke kampus.

Belum lagi harus menyiapkan segalanya sendiri, mulai dari makan, cuci baju dan setrika serta kebutuhan sehari-hari lainnya.

Jika sebelumnya saat masih tinggal bersama orang tua, segala sesuatunya pasti sudah siap sedia.

Untung saja kosan yang aku tempati tidak jauh dari kampusku, jika berjalan kaki mungkin hanya sekitar 15 menit.

Tapi tentu saja karena efek alarm pagi yang kupending tadi bikin aku harus lari setangah mati supaya tidak terlambat masuk kuliah kelas pagi.

Triing triiing

Setengah berlari kurogoh ponselku di dalam tas.

Deana : " Dosen gak ada, gue tunggu di kantin ".

Me : " Okey, thanks dear. "

Balasku sambil mengatur nafasku yang ngos-ngosan karena lari takut telat.

Perlahan mengatur langkah kakiku dan memasukkan kembali benda pipih itu ke dalam tas, berbalik arah dari awalnya ke gedung fakultas berubah tujuan ke arah kantin kampus.

Sampai di kantin kuarahkan pandanganku ke beberapa penjuru kantin, beberapa kali tak sengaja bertatap mata dengan beberapa mahasiswa yang tampak tersenyum, namun tak kuhiraukan dan masih menelusuri setiap sudut.

Tak lama kulihat sosok Deana bersama beberapa sahabatku yang lain, Amira, Renata dan Julian.

Setibanya di meja yang mereka tempati kudaratkan tubuhku di kursi kosong disamping Deana dan langsung kusruput es teh manis yang sudah dipesankan Deana sebelum aku datang.

Tentu saja ini juga sudah nyaris menjadi rutinitas harian karena sahabatku yang satu ini tahu betul penderitaanku yang habis lari maraton di pagi hari.

Karena sebelumnya beberapa kali justru minumannya yang akan menjadi korban dahagaku.

" Lo begadang lagi, Mo ? " Tanya Dea, panggilan sayangku untuknya.

" Hm. " Jawabku hanya berdehem dan mengangguk masih sambil menikmati segarnya es teh jumbo dihadapanku.

" Untung aja Bu Lusi gak masuk hari ini, kalo gak bisa pingsan lo diomeli di depan kelas. " Gerutu Julian yang sepertinya hampir muak dengan keseharianku yang seperti ini, suka telat.

" Kenapa lo gak kuliah desain aja sih kalo lo emang hobi gambar gitu ? " Tanya Amira yang frustrasi liat hobi nyelenehku yang bahkan gak ada hubungannya sama jurusanku kuliah, Manajemen Bisnis.

" Kuliah untuk masa depan, hobi just for having fun ." Jawabku sekenanya.

Secara memang dari kecil aku suka banget menggambar, entah sejak usia berapa, mungkin karena kakakku hobi menggambar dan aku sering diajarinya menggambar. Jadi kebawa sampai sekarang.

Meskipun genre gambar kami berbeda, kakakku lebih suka menggambar desain eksterior dan interior bangunan. Mungkin memang cita-citanya menjadi Arsitek.

Dan kenapa aku tidak memilih jurusan yang berhubungan dengan menggambar ?

Ya karena aku harus realistis, karena aku harus bantu ayah bunda buat mengembangkan usaha mereka nantinya.

Aku butuh modal ilmu, karena jujur saja kemampuanku di bidang bisnis bisa dianggap nol besar.

Sekedar info kalau keluargaku punya usaha kuliner, restoran keluarga yang punya 2 cabang di kota asalku. Usaha yang menjadi sumber kehidupan keluarga kami, mencukupi kebutuhan hidup.

Dan sebagai anak aku harus membantu mereka mengelola dan jika memungkinkan memajukan usaha itu supaya bisa menjamin kehidupan keluarga kami dan tentu saja kuliahku dan biaya sekolah adikku yang sekarang masih duduk di bangku SMP.

Mungkin jika aku lulus nanti, aku bias mengembangkannya dengan membuka cabang di kota lain.

" Dimas ngajakin ngumpul di kafenya ntar makan siang. " Kata Renata yang sedari tadi asyik memainkan ponselnya.

" Aku gak ikutan. " Jawabku singkat dan lugas.

" Ayolah beb, " Julian merayu dengan tampang playboy sok polosnya.

" Gue traktir deh, ikut yah. " Dea menyela secara dia yang paling tahu harus sehemat apa aku di akhir bulan.

" Bukan gitu, kalian tahu sendiri kan bukan itu saja alasannya aku gak mau ikut. " Jawabku setengah menekankan.

" Lah kan kita udah sepakat just friends no love. Dimas juga udah pasrah kok, dia kan udah janji bakalan berhenti modusin lo " Tambah Renata meyakinkan.

" Iya, ikut aja ya, mau sampai kapan kalian begini. Gak seru juga lo gak ikut, formasi gak lengkap. " Imbuh Amira.

" Oke deh, tapi aku gak bisa lama ya. Tahu sendiri kan nanti masih ada kelas akuntansi, otak aku suka mumet kalo habis keluar dari kelas yang satu itu. " Jawabku dengan pasrah.

Pasti bakalan canggung banget kalo ketemu Dimas setelah aku menolaknya waktu dia minta aku jadi pacarnya seminggu yang lalu.

" Jiah, lo yang pinter aja mumet apalagi kita yang IQ nya biasa - biasa aja, bisa pingsan deh. " Jawab Julian

" Ye, lo aja kali IQ biasa, gue enggak " Gerutu Deana, Amira dan Renata hampir bersamaan yang kemudian diiringi tawa kami yang membuat beberapa pasang mata di kantin mengarah pada meja kami.

Triiing Triiing

Julian cakep mengganti nama grup " Just Friend No Love "

" Apaan nih ? " Tanya Renata menunjukkan layar ponselnya bergantian padaku dan Deana, setengah tak percaya melihat nama grup di aplikasi wa yang berubah.

- JUST FRIENDS NO LOVE -

Julian Adiputra : Absen dulu woy, Julian Cakep hadir

chat Julian dengan PD nya membuka chat grup.

Deana MayangS : Dea maniz hadir

Amira Rahayu : Amira baik hati dan tidak sombong disini 😊

Renata R : Re cantik datang

Dimas P : Gue hadir dong, Momo manis mana ?

Julian Adiputra : Move on woy, gue tendang dari grup lo kalo belum move on juga.

Amira Rahayu : Iya nih udah susah nieh dari tadi ngerayu Moza, eh loe nya masih gitu.

Deana MayangS : Iya nih loh gak liat tuh nama grup nya " Just Friends No Love "

Dimas P : Okey okey, ampun deh.... 😠 🙏

Renata R : Cup cup Dimas, sama gue aja mau gak ?

Julian Adiputra : Ren, lo mau gue tendang juga ?

Aku masih asyik menikmati sarapan, perlahan menyantap nasi pecel pesenanku sebelum akhirnya membuka ponselku lagi dengan enggan karena Dea tak henti-hentinya nyenggol lenganku mengisyaratkan untuk mengecek benda kotak yang masih tersimpan di tasku, dan kemudian membuka aplikasi chat.

Moza Art : Hadir . chat ku singkat

Dimas P : Nanti datengkan ? 😊

Moza Art : Insya Allah.

Setelah sarapan dan ngobrol gak jelas kesana kemari dan kemudian lanjut masuk kelas Akuntansi. Usai kelas langsung on the way ke kafe Dimas yang ada di tengah kota naik mobil si Julian.

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

MOHON Tinggalkan jejak ya teman-teman.

Boleh koreksi ya jika ada kesalahan penulisan karena ini adalah Tulisan Pertama Saya 😊😍

Pencet 👍 yahhhh emuuaaaahhh 😘

Salam Haluwer,

Sherinanta

Presdir Ganteng Jutek

AUTHOR

Suasana kantor Golden Imperial Group ( nantinya author singkat jadi GI Grup aj ya ^-^ ) pagi hari sudah penuh kerja keras di setiap sudut ruangan di masing - masing divisi. Secara hari ini akan datang cucu pemilik GI Grup yang akan meneruskan jabatan kakeknya menjadi Presiden Direktur yang baru.

Banyak pertanyaan kenapa bukan anak dari kakek Suryatama Saint yaitu Aryatama Saint yang menggantikan posisi ayahnya. Malah cucunya yaitu Hega Airsyana Saint yang masih berusia 25 tahun yang justru duduk di posisi itu.

Tentu saja Aryatama tidak bisa berbuat apa-apa ketika sang ayah lebih memilih cucunya yang tidak lain adalah putra kandungnya satu-satunya sebagai pewaris, yang memang itu adalah konsekuensi dari perbuatannya sendiri sehingga tidak bisa mendapat kepercayaan dari sang ayah.

Dan tentu saja Aryatama dengan senang hati menerima keputusan sang ayah. Apalagi yang ditunjuk oleh sang ayah bukanlah orang lain, melainkan putra kandungnya sendiri.

🍒🍒🍒

HEGA

Pagi buta aku sudah harus bersiap-siap untuk ke kantor. Sejak kakek memintaku kembali dari LA seminggu yang lalu setelah kuliah S2 ku selesai untuk menggantikan posisinya memimpin perusahaan, aku masih sibuk membaca beberapa dokumen perusahaan yang tentu saja sudah tidak asing lagi untukku.

Secara selama ini meskipun aku kuliah di luar negri, kakek selalu mengirimkan dokumen-dokumen perusahaan untuk aku pelajari. Sejak Mama meninggal, aku menjadi satu-satunya harapan kakek untuk menjadi penerus dan pewaris GI Group.

Maka sejak usia muda aku sudah belajar menanggung beban kewajiban itu dengan didikan dan bimbingan yang tegas dan disiplin dari kakek.

Sampai di kantor disambut oleh Wakil Presdir yang juga sahabatku sejak kecil, Bara Prasetya. Tidak suka terlalu banyak keributan aku sengaja datang tanpa pemberitahuan. Memasuki gedung dan menuju lift khusus para petinggi perusahaan.

Beberapa mata dari meja resepsionis serta beberapa karyawan yang masuk memperhatikan kami, dengan tatapan bertanya-tanya karena dua sosok pria asing yang belum pernah mereka lihat tengah menggunakan lift khusus.

Tentu saja tatapan mata seperti itu sudah tak asing lagi bagi kami berdua, sejak sekolah semua yang melihat kearah kami berdua pasti memiliki tatapan mata yang sama, terutama para wanita.

" Lo beneran gak mau acara sambutan ? " Tanyanya saat kami memasuki lift khusus untuk naik ke lantai 15 ruangan Presdir. Bara Prasetya nama sahabatku yang sudah seperti saudaraku sendiri.

" Buat apa menghabiskan waktu untuk basa basi yang tidak penting, lebih baik gunakan buat kerja, lebih produktif " Jawabku.

" Ya biar sambil perkenalan, supaya karyawan tahu muka Presdir baru yang ganteng tapi super jutek hahaha.... " Celetuknya.

" Lo udah males jadi partner gue ya, mau gue kirim lo ke pelosok ? "

" Ups sabar dong Mr. Presdir, gue betah disini, ceweknya cakep-cakep. Liat tadi bagian resepsionis nya cantik-cantik. " Jawabnya pura-pura setengah memelas, dasar buaya darat pikirku.

🍒🍒🍒

AUTHOR

Sudah seminggu ini Hega sibuk dengan banyak pekerjaan yang sempat tertunda sebelum kedatangannya dari luar negri dan menjabat posisi itu.

Para karyawan juga banyak yang penasaran dengan sosok Presdir baru yang gosipnya masih amat sangat muda tersebut. Mengingat sosok Aryatama yang sering datang ke kantor dengan Presdir sebelumnya yang mereka tahu adalah anak dari pemilik perusahaan, membuat mereka swmakin penasaran pada sosok si pewaris tahta perusahaan. Dan tentu saja menjadi bahan gosip perusahaan.

" Gosipnya Presdir yang baru gantengnya minta ampun. " Ucap salah seorang karyawati yang tengah bergosip dengan teman-temannya di sudut kantin kantor

" Masa sih ? " Kata karyawati yang satunya.

" Bener, nih ya.... Kalian tahu Pak Aryatama yang sering mendampingi Presdir Suryatama gak? Itu bapaknya dari Presdir yang baru. Nah bapaknya ajah udah umur segitu masih keliatan gantengnya, gimana anaknya yang katanya masih 25 tahun coba. "

" Yah palingan juga gak lebih ganteng dari gue. Lagipula denger-denger dari ruangan sekretaris Presdir, tuh Presdir baru galaknya minta ampun, baru seminggu masuk udah ganti Sekretaris tiga kali. " Gerutu salah seorang karyawan pria yang juga ikut nimbrung bergosip.

🍒🍒🍒

HEGA

" Gue udah pilih sekretaris baru buat lo, kali ini tolong deh lo agak lunak dikit gitu, dikira gampang kali cari sekretaris. " Omel Bara setelah gue pecat dua sekretaris sebelumnya padahal baru juga menjabat Presdir tiga hari.

" Makanya cari sekretaris yang kompeten, jangan cuma lihat muka aja. " Jawabku ketus setelah dua kali dapat sekretaris yang cuma modal penampilan saja tapi gak bisa kerja.

" Lah, lo kira cari orang yang bisa menuhi standart kerja lo itu gampang apa ? Seenggaknya kalo tuh sekretaris gak pinter banget kerjanya minimal seger lah buat dipandang biar kerjanya semangat bro. " Argumennya.

" Itu mah elo aja, gue gak. "

Tok tok tok

" Masuk. " Jawabku singkat menanggapi ketukan pintu, disusul munculnya sosok dengan baju yang serba minim seperti kekurangan bahan, rok pendek diatas lutut, kemeja ketat yang nyaris tidak cukup, seperti memakai baju yang kekecilan. Sekali lihat sudah bikin aku malas melihat kedua kalinya.

" Pak, ini daftar karyawan yang bapak minta beserta laporan kinerjanya selama enam bulan terakhir. " Lapornya dengan nada centil sambil meletakkan beberapa tumpukan map di meja.

" Terima kasih, kamu boleh keluar. " Jawabku tanpa sedikitpun melihat sosok itu.

" Ada lagi yang bisa saya bantu Pak ? " Tanyanya masih dengan nada centil.

" Mulai besok tidak perlu datang ke kantor, ambil gaji kamu sebulan penuh di bagian HRD. " Putusku singkat.

" Bar, selesaikan sisanya, carikan aku sekretaris pria saja." Lanjutku sambil berjalan keluar ruangan untuk makan siang.

" Mau kemana lo ? "

" Makan siang . "

" Nah ini bagaimana urusannya ? " Protesnya sembil menatap sekretaris yang baru saja aku pecat yang masih berdiri terpaku di pintu seolah tidak percaya dengan perkataanku.

" Lo urus sendiri. " Jawabku sambil terus berlalu.

🍒🍒🍒

AUTHOR

Setelah seminggu mengamati situasi dan keadaan perusahaan serta menangani beberapa berkas yang bermasalah, menganalisa kinerja karyawan. Hega memutuskan mengadakan rapat darurat untuk seluruh divisi, memanggil semua kepala divisi perusahaan, mulai dari divisi perencanaan, marketing, administrasi dan lain-lain.

Semua kepala divisi beserta sekretaris masing-masing berkumpul di ruang rapat. Tentu saja Hega didampingi Bara sahabat sekaligus wakilnya sudah siap dengan banyak sekali keputusan restrukturisasi perusahaan.

Bersiap melakukan regenerasi karyawan, tanpa segan memecat karyawan yang ketahuan memiliki kinerja yang buruk. Bahkan tidak ragu menunjukkan bukti pada mereka yang terang-terangan menolak pemecatan, sehingga mereka sendiri bahkan tidak bisa membela diri dengan ditunjukkannya bukti-bukti tersebut dan akhirnya dengan sukarela menerima tawarannya untuk mengundurkan diri daripada dipecat secara tidak hormat.

Tentu saja kabar ini langsung menyebar di seluruh penjuru perusahaan. Presdir muda yang dianggap berdarah dingin bahkan kejam karena melakukan pemecatan massal, dan tentulah tidak ada yang tahu jika pemecatan tersebut adalah hasil dari kinerja buruk mereka sendiri.

Tanpa ragu Hega selalu menegur secara langsung karyawan yang melakukan kesalahan. Sehingga tidak ada yang berani bermalas-malasan sedikitpun saat jam kerja. Kakek Suryatama adalah Presdir yang disiplin dan tegas, tak mengira Presdir muda yang baru bahkan melebihi kedisiplinan sang kakek.

Karena itulah didikan dari sang kakek yang memang sudah mendidik cucunya untuk menjadi penerus sejak pemuda itu masih berusia 15 tahun. Bahkan sejak menantunya yang merupakan Mama Hega meninggal dunia, ia menjadi lebih keras dalam mendidik cucu satu-satunya tersebut.

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

➡️➡️ Ditunggu LIKE & COMMENT NYA YAH ....❤

PLEASE DON'T BE SILENT READER......🌹🍁☘.

Bantu VOTE agar karya ini UP yah....

Terima kasih 😊😘😘😍

Sahabat Karib

AUTHOR

Sampai di kafe Dimas, langsung mereka berlima menuju di sofa sudut ruangan yang memang khusus selalu dipakai enam sekawan ini berkumpul sejak kurang dari setahun yang lalu, tepatnya sejak mereka mulai akrab saat sama-sama menjadi mahasiswa baru, kecuali Dimas yang merupakan senior dua tahun diatas mereka.

Dari mereka berenam hanya Moza dan Deana yang merupakan anak rantauan, berbeda dari Moza yang tinggal di rumah kos, Deana tinggal bersama tantenya yang merupakan adik Papanya yang juga adalah Mama dari si Dimas.

Moza dan Deana adalah tetangga satu komplek namun karena berbeda kelas di sekolah dasar mereka baru berteman akrab sejak duduk di bangku SMP, sama-sama tahu sifat masing-masing, bagaikan saudara beda pabrik.

Mungkin juga Deana yang paling tahu sejarah kelam hati sang sahabat yang sedari tadi terlihat hampir selalu ingin menghindar dari acara kumpul-kumpul yang sebenernya hampir menjadi rutinitas seminggu sekali.

Disambut Dimas yang menahan senyum di balik pintu kafe, tentu saja senyum yang sebenarnya hanya dia tujukan untuk sahabat sekalipun pujaan hatinya Moza.

Namun seolah tak menyadari atau memang sengaja mengabaikan tatapan hangat itu, gadis cantik dengan rambut hitam dibawah bahu yang dikuncir kuda ini sengaja langsung masuk dan menjatuhkan diri di sudut sofa dekat jendela kaca.

Mengeluarkan buku sketch dari tas ransel warna maroon kesayangannya. Dan mulai menorehkan beberapa goresan pensil halaman yang sudah terisi sebuah gambar yang belum terselesaikan.

Deana yang sudah sedari tadi menyadari suasana hati sahabat karibnya langsung mengalihkan perhatian dengan memesan beberapa camilan dan minuman untuk dirinya dan sahabatnya itu. Karena dia tahu jika sudah seperti ini gadis itu tidak akan peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.

" Gimana kalo weekend besok kita nobar, ada film baru di bioskop. " Sela Julian mengalihkan perhatian.

" Yuk yuk, udah lama gak nonton, tapi lo bayarin ya Jul. Itung-itung traktiran perayaan. " Sambar Renata dengan semangat sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Julian.

" Cih, perayaan apaan ? Lo berdua jadian ? Nah loh gimana tuh katanya temenan aja no cinta-cintaan. " Deana menyela.

" Dih ogah sama si playboy gila. " Renata mengelak sambir bergidik.

" Yah gue juga ogah sama centil menor nenek sihir kayak lo. " Elak Jul tak mau kalah.

Memang Renata adalah yang paling fashionable diantara keempat cewek dalam genk amazing itu. Dengan make up yang hampir tidak pernah lepas dari wajah yang sebenarnya memang sudah cantik itu.

" Hush... hush.... Gak boleh gitu sama temen, masa temen sendiri dikatain nenek sihir. " Ucap Amira melerai, sosok yang punya julukan Mom's of the Grup ini memang termasuk yang paling dewasa dan bijaksana diantara mereka.

" Lo jadian sama siapa lagi Jul ? " Tanya Dimas penasaran saat tiba-tiba duduk setelah membawa beberapa gelas minuman dan meletakkannya di atas meja disusul seorang waiters yang membawa beberapa piring snack.

" Merina, anak Sastra. " Jawabnya singkat sambil menyambar sepotong roti bakar.

" Yah, udah ganti aja, lah si Beti apa Katy itu gimana kabar ? " Lanjut Deana penasaran.

" Tina woy, Katy mah udah putus sebulan lalu. " Protes Jul.

" Busyet, udah lewat berapa kali nih bulan ini ? " Tanya Dea makin heran dengan kelakuan temannya itu.

" Iyalah Jul, tuh tampang jangan dijadiin modal buat bikin cewek patah hati, tobat mah nak. " Lanjut Amira dengan gaya nasihat ala emak-emaknya.

" Yah gue mah bukan si Dimas, cakep-cakep nganggur, sayanglah tuh karunia Tuhan gak dimanfaatkan, Modusin satu cewek ajah gatot. Punya tampang ganteng mah harus ada yang sayang-sayangin biar gak mubadzir. " Sambarnya membela diri tanpa rem membuat Dimas tanpa sadar menatap Moza yang masih sibuk dengan gambarnya, dan keempat temannya yang lain menatap iba padanya yang diabaikan oleh pujaan hatinya.

" Hush, rem lo blong ya kayaknya. " Dea setengah membentak sambil menjitak kepala Julian, direspon Julian yang membekap mulutnya dengan tangannya sendiri sambil meringis kesakitan lalu mengusap kepalanya.

" Mo, elo ikut kan weekend ?" Tanya Dea mengalihkan pembicaraan.

" Hm. " Jawab gadis itu singkat.

" Aku ke toilet dulu." Lanjutnya kemudian.

🍒🍒🍒

MOZA

Sampai di kafe aku sengaja duduk di sudut sofa dekat jendela kaca besar yang menampilkan lalu lintas jalan kota. Sengaja mengalihkan diri dengan buku sketch melanjutkan gambar yang belum selesai, menambah beberapa goresan untuk memperkuat gambar desain sebuah dress.

" Mo, lo ikut kan weekend ? " Pertanyaan Dea tentu saja setengah membuatku terlonjak kaget.

Secara sedari tadi datang aku berusaha menyibukkan diriku untuk menghindari tatapan mata Dimas yang entah sejak kapan berubah dari tatapan pertemanan menjadi tatapan dengan arti yang lain, tatapan yang sama sekali tidak ingin kubalas karena aku memang tidak bisa, terlebih lagi aku tidak mau membuatnya semakin berharap dan terluka.

" Hm. " Jawabku singkat

" Aku ke toilet dulu." Pamitku.

" Gue ikut. " Dea mengikutiku ke arah toilet.

Di toilet aku membasuh wajahku dan mengeringkannya dengan tissu dari dalam tas.

" Mo, gue tahu suasana hati lo saat ini. Tapi ini kan udah lebih dari 10 tahun, apa lo gak bisa coba buka hati lo pelan-pelan ? " Dea membuka keheningan.

" Kak Dimas juga bukan seperti cowok-cowok yang deketin lo selama ini kan, yang pdkt cuma karena tampang lo, tuh anak sabar banget coba udah hampir setahun suka sama lo, coba cowok-cowok lain, seminggu kenalan aja udah ngajak jadian. " Tambahnya perlahan.

Aku menatap dingin kearah cermin besar yang memantulkan wajahku sendiri. Menghela nafas dalam dan beristigfar.

" Aku bukan cewek yang bisa membalas apa yang Dimas berikan, bahkan untuk membalas tatapan hangatnya saja dengan hal yang sama aku gak bisa. Aku bakal bikin dia makin terluka, terlebih lagi aku gak mau menghancurkan persahabatan kita semua yang sudah lama, apalagi sama kamu De, dia sepupu kamu, aku gak mau ada kecanggungan diantara kita jika seandainya aku menerimanya dan saat itu aku tidak bisa membalas sepupu kamu dengan rasa yang sama. "

" Aku cuma mau fokus kuliah, bikin ayah bunda bangga dan bahagia, karna untuk bahagiaku sendiri sepertinya aku sudah gak bisa, karna orang yang paling aku sayangi pun juga sudah tidak bisa merasakannya. " Tanpa sadar air mataku menetes tanpa henti.

" Tapi lo punya hak buat bahagia Mo, tapi apapun keputusan lo gue selalu ada buat lo. " Ucapnya saat menarikku untuk berpelukan.

" Hak buat bahagiaku sudah pergi bersamaan dengan kepergiannya. " Jawabku lirih.

🍒🍒🍒

AUTHOR

Tanpa mereka sadari ada sepasang telinga yang tanpa sengaja mendengar obrolan sepasang sahabat karib itu. Tanpa sadar Dimas langsung berbalik badan saat mendengar kedua temannya akan keluar dari toilet kafe miliknya.

Pemuda itu bergegas kembali duduk di sofa dan pura-pura seolah tidak mendengar apa-apa, meskipun diam-diam dia begitu penasaran kejadian apa yang membuat luka begitu dalam dan membekukan hati gadis yang sudah membuatnya jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya saat perkenalan mahasiswa baru di kampusnya.

Saat itu dia adalah senior saat ospek mahasiswa baru, dan menjadi sepupu Deana adalah keberuntungan tambahan untuknya sehingga bisa ikut bergabung dalam lingkar persahabatan mereka hingga saat ini.

Lalu mau bagaimanapun dia menunggu selama hampir setahun, mendekati perlahan karena dia tahu bahwa sang gadis adalah sosok yang sulit didekati.

Ditambah lagi baru saja dia mendengar percakapan sepupunya dengan gadis itu yang membuatnya harus kembali memutar otak untuk mendekati sosok itu kembali untuk mengembalikan hubungan mereka yang menjadi canggung karena kebodohannya sendiri.

Padahal sang adik sepupu sudah memperingatkannya agar jangan sampai jatuh cinta pada sahabatnya itu jika tidak mau patah hati. Namun dirinya sudah terlanjur patah hati sudah tidak bisa diulang kembali.

Hatiku sudah terlanjur patah, namun melihatmu berhenti tersenyum padaku membuatku menyadari bahwa melihat senyumanmu lebih membuatlu bahagia daripada mengharapkan cinta yang tidak mungkin ada diantara kita. Maka akupun akan melakukan apapun agar senyum itu bisa kembali terlihat di wajahmu.... Senyum untukku.... Meskipun aku tak bisa memiliki hatimu...

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

➡️

Bantu VOTE agar karya ini UP yah....

Terima kasih 😊😘😘😍

Ini karya pertama Author, semoga suka ya. Pliss like nya supaya semangat update nya....😊🤗😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!